Mata Kuliah : Perbandingan Pendidikan Islam
MAKALAH
“SKETSA PENDIDIKAN DI NEGARA INDIA, BELANDA DAN JEPANG”
OLEH KELOMPOK 4 :
Nama :
·
Hardawani
·
Khaeria La Turi
·
Rusman
·
Yarni Suha
Dosen Pembina
Drs. Asruddin, M.Pd.I
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
(UNISMU BUTON)
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas berkah dan limpahan
rahmat-Nya jua, sehingga Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Perbandingan Pendidikan yang berjudul “Perbandingan Pendidikan di India, Belanda dan Jepang ”, tepat pada
waktu yang telah ditentukan.
Dalam
makalah ini disusun secara sederhana, dengan materi yang diambil dari berbagai
referensi yang relevan dengan judul materi, dan makalah ini membahas tentang perbandingan
pendidikan tiga negara yaitu India, Belanda dan Jepang.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
olehnya itu kami mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan mahasiswa untuk
perbaikan makalah ini, taklupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut andil dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin….
Pasarwajo, Mei 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
India
memiliki luas tanah 3.287.263 km dengan jumlah penduduk lebih dari 844 juta
jiwa (1991). Negara ini tercatat sebagai negara terluas ke-7 dan terpadat ke-2
didunia,setelah Cina. Mayoritas penduduknya beragama hindu (83% ). Adapun yang
beragama islam berjumlah 12%, serta sisanya beragama Kristen, Sikhs, dan Jains.
Penduduk muslim banyak yang tinggal di barat laut dan timur laut India, yang
sekarang wilayah ini telah menjadi Pakistan. Sebagian dari penduduk India ini berasal
dari imigran, misalnya dari Afrika, yang kebanyakan tinggal di Gujarat, daerah
yang banyak muslimnya.
Belanda tergolong salah
satu negara yang paling padat penduduknya. Sekitar 16 juta penduduknya (1999)
menempati area dengan luas sekitar 37.000 km. Sekitar 60% tinggal dibagian
barat negri ini, yakni Holland. Kata Netherlands
sendiri secara literer berarti ‘’negara /dataran rendah’’(the low countries). Bahasa resminya adalah bahasa Belanda.Namun,
akibat lokasi geografisnya, kebanyakan warga Belanda juga berkomunikasi dalam
bahasa Jerman dan Inggris. Mengingat bahwa Belanda termasuk salah satu anggota
dari masyarakat Uni Eropa, negara ini dikelilingi oleh berbagai negara Eropa,
seperti Prancis, Jerman, Belgia, Luxemburg, dan Inggris.
Setelah Perang Dunia
II, Jepang mengalami kemerosotan di segala bidang. Sektor pendidikan di biayai
oleh pajak, bantuan luar negeri, serta pengalihan sebagian besar anggaran
pertahanan dan keamanan yang tidak lagi merupakan prioritas karena perang sudah
usai.Menyadari keterpurukan rakyatnya, pemerintah berupaya membiayai hamper
semua kebutuhan pendidikan siswa.Misalnya, membebaskan uang sekolah,
menyediakan buku pelajaran secara cuma-Cuma, dan memberi makan siswa agar tetap
bergizi.
Pendidikan merupakan
kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan
pun dan di manapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa
pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan
demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang
berkualitas dan mampu bersaing serta memiliki budi pekerti yang luhur dan moral
yang baik.
Bagi para penganut teori “human capital”, sebagaimana dideskripsikan oleh Walter W. McMahon dan Terry G. Geske dalam bukunya yang berjudul “Financing Education: Overcoming Inefficiency and Inequity” terbitan University of Illionis, bahwa nilai penting pendidikan adalah suatu investasi sumber daya manusia yang dengan sendirinya akan memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Berpedoman pada apa yang telah dicanangkan oleh UNESCO, proses pendidikan pada pendidikan dasar setidaknya harus bertumpu pada 4 (empat) pilar, yaitu learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), learning tobe (belajaruntukmenjadiseseorang), dan learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
Bagi para penganut teori “human capital”, sebagaimana dideskripsikan oleh Walter W. McMahon dan Terry G. Geske dalam bukunya yang berjudul “Financing Education: Overcoming Inefficiency and Inequity” terbitan University of Illionis, bahwa nilai penting pendidikan adalah suatu investasi sumber daya manusia yang dengan sendirinya akan memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Berpedoman pada apa yang telah dicanangkan oleh UNESCO, proses pendidikan pada pendidikan dasar setidaknya harus bertumpu pada 4 (empat) pilar, yaitu learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), learning tobe (belajaruntukmenjadiseseorang), dan learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
B.
Batasan
Masalah
Dari latar belakang di atas penulis
membatasi beberapa masalah antara lain:
1. sketsa
pendidikan di negara India.
2. sketsa
pendidikan di negara Belanda.
3. sketsa
pendidikan di negara Jepang.
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut, adapun rumusan masalah makalah makalah ini yakni :
1. Bagaimanakah
sketsa pendidikan di negara India?
2. Bagaimanakah
sketsa pendidikan di negara Belanda?
3. Bagaimanakah
sketsa pendidikan di negara Jepang ?
D.
Tujuan
Berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan pembahasan makalah ini
yakni :
1. Agar
mahasiswa mengetahui tentang sketsa pendidikan di negara India
2. Agar
mahasiswa mengetahui tentang sketsa pendidikan di negara Belanda
3. Agar
mahasiswa mengetahui tentang sketsa pendidikan di negara Jepang.
E.
Manfaat
Penulis
Sesuatu usaha yang telah dilakukan harus dapat
memberikan manfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Demikian
halnya pada penulisan makalah ini sangat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
BAB II
PERBANDINGAN PENDIDIKAN
DI INDIA,
BELANDA DAN JEPANG
A.
SKETSA
NEGARA INDIA
India
memiliki luas tanah 3.287.263 km dengan jumlah penduduk lebih dari 844 juta
jiwa (1991). Negara ini tercatat sebagai negara terluas ke-7 dan terpadat ke-2
didunia,setelah Cina. Mayoritas penduduknya beragama hindu (83% ). Adapun yang
beragama islam berjumlah 12%, serta sisanya beragama Kristen, Sikhs, dan Jains.
Penduduk muslim banyak yang tinggal di barat laut dan timur laut India, yang
sekarang wilayah ini telah menjadi Pakistan. Sebagian dari penduduk India ini
berasal dari imigran, misalnya dari Afrika, yang kebanyakan tinggal di Gujarat,
daerah yang banyak muslimnya.
Ekonomi
India mengandalkan sektor pertanian peternakan, mencapai 34% dari pendapatan
negara.Sektor pertanian sendiri mampu menyerap 69% tenaga kerja yang
ada.Umumnya ekonomi India dipengaruhi oleh perubahan LandReform, revolusi hijau, industrialisasi, dan migrasi.Industri
perfilman India tergolong besar dan sanggup merekrut banyak tenaga kerja. Bollywood merupakan contoh konkretnya. Disana
tiap kali cerita dibuat selalu diiringi dengan nyanyian dan tarian dalam bentuk
massal, dan ternyata hal tersebut dapat menjaring penggemar terutama dikalangan
Asia. Ibarat menyelam sambil meneguk air, dengan model alurcerita dalam film
yang diiringi dengan nyanyian dan tarian tersebut, India selain mendatangkan profil juga melestarikan seni dan budaya lokal. Kain sari yang acap kali dikenakan oleh artis
film Bollywood telah lama popular di
Indonesia. Kainnya halus dengan berbagai warna cemerlang, digemari oleh banyak
orang.
Selain
itu, film India mengandung misi pembauran budaya dan agama. Dari 183 biografi
bintang film India, 50 diantaranya atau 27%-nya adalah muslim.
Pendapat
per kapita India adalah 200 US$ per tahun.Dari sensus 1987/1988 diketahui bahwa
30% penduduknya berada di bawah garis kemiskinan.Kesenjangan sosial cukup
menyolok dalam hal ekonomi dan distribusi kesehatan.
Kondisi Pendidikan
Perkembangan
ilmu pengetahuan di bidang pertanian, nutrisi, obat-obatan, dan industri, oleh
para pendidik India diakui harus memiliki hubungan dengan pendidikan dan
modernisasi. Ilmu-ilmu sosial dan perilaku belum digunakan secara efektif dalam menyelesaikan persoalan dan hambatan
yang dihadapi oleh masyarakat yang sedang berubah.
Setelah
tahun 1947, Jawaharlal Nehru menyatakan bahwa seluruh dasar pendidikan mesti
diubah secara revolusioner.
Berdasarkan
laporan diperkirakan bahwa pada tahun
1960, sekitar 35% dari mereka yang masuk kelas 1, 56% kelas 2, dan 66% kelas 5,
serta 31% kelas 6, hingga 8, tidak menyelesaikan sekolah. Selanjutnya, 55%
murid kelas 10 dan 40% murid kelas 11 gagal dalam ujian sekolah menengahnya.
Laporan tersebut juga memperkirakan bahwa sekitar 15,4% dari 40,3% anak berusia
antara 6 dan 7 tahun yang masuk kelas 1 pada tahun 1955 seharusnya sudah berada
dikelas 8. Kondisi ini terus berkembang seiring dengan berkembangnya kebijakan
pemerintah dalam menangani pendidikan.India tergolong cepat dalam mengambil
inisiatif pembangunan di bidang pendidikan ini. Dalam satu juta penduduk di
India (1997), terdapat 1.250 doktor, Mesir 400 doktor, dan di Indonesia baru 65
doktor.
Problem
politik dan pendidikan yang paling kompleks bagi India adalah problem bahasa
sebab India menggunakan 16 bahasa ibu dengan ratusan dialek.Para pendukung atau
‘’penghubung’’bahasa nasional, baik itu Hindi maupun Inggris, beragumen bahwa
masalahnya terletak pada konteks politik regional atau kepentingan nasional.
Sebaliknya, para pendidik yang berpikiran bahwa bahasa berhubungan dengan
proses belajar dan komunikasi dengan masyarakat, kebanyakan tidak melakukan
kontak komunikasi dengan atau bahasa Inggris. Komisi pendidikan
merekomendasikan penggunaan bahasa daerah untuk seluruh tahap pendidikan,
penggunaan bahasa sebagai sebagai bahasa penghubung bagi ssemua lapisan
masyarakat, dan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa penghubung kedua bagi
pendidikan yang lebih tinggi.
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan
pendidikan dan pembangunan di India telah di-review dibawah kawasan tujuan pembangunan nasional dan dari waktu
ke waktu selalu mendapat prioritas tersendiri.Dalam revolusi Kebijakan
Pendidikan Nasional 1968 dinyatakan bahwa penekanannya pada perbaikan kualitas
dan pengembangan fasilitas pendidikan yang lebih sesuai dengan
rencana.Kebutuhan pendidikan bagi kaum wanita juga ditekankan.
Kebijakan
Pendidikan Nasional (the Nasional Policy
on Education, NPE-1986 )telah dirumuskan dan kemudian diperbaharui pada
tahun 1992. Kebijakan ini menyatakan kerangka menyeluruh bagi pembangunan
pendidikan hingga akhir abad ke-20 dan Rencana Aksi (a Plan of Action) 1992, yang menandai wewenang khusus untuk
mengorganisasi, melaksanakan, dan membiayai proposalnya.
Komitmen
India untuk menyebarluaskan pengetahuan dan kebebasan berpikir dikalangan
penduduk direflesikan dalam kebijakan atau undang-undangnya, the Directive Prin-Ciple. Pada pasal 45
dinyatakan bahwa negara berupaya untuk menyediakan pendidikan wajib secara
gratis selama sepuluh tahun, dan bagi anak-anak hingga mereka mencapai usia 14
tahun. Adapun pasal 29 ayat 1 menyatakan bahwa warga negara yang memiliki ragam
bahasa dan tulisan mendapatkan perlakuan khusus secara ekonomi dan pendidikan
berdasarkan perlakuan istimewa, khususnya bagi kasta dan suku tertentu,
dan mereka berada dibawah wewenang
negara sebagaimana disebut dalam pasal 46.
Sejak
1976, pemerintah pusat telah menetapkan bertanggung jawab atas pembiayaan dan
pengaturan standar pendidikan dasar sampai menengah, dan mengadakan koordinasi
dengan program pendidikan tinggi. Pemerintah juga memberikan kesempatan yang
sama dalam pendidikan umum, serta perlindungan keagamaan bagi minoritas. Sistem
pendidikannya dipengaruhi oleh Mahatma Gandhi yang memiliki gagasan untuk
membentuk ‘’kepribadian yang utuh, kreatif, dan produktif’’.Departemen yang
menangani pendidikan adalah Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan (1996).
Pada
tahun 1986, pemerintah memutuskan bahwa kebijakan pendidikan diambil
berdasarkan ketentuan parlemen federal, sedangkan pemerintah hanya bertindak
sebagai pelaksana.Ide ini muncul berdasarkan usul ari Departemen pengembangan
SDM. Pada tahun 1986, atas dasar telah meningkatnya kesenjangan sosial akibat
konflik Islam-Hindu, yakni kasus Masjid
Babri di Kashmir, saat itu umat Hindu mengklaim bahwa kaum muslim telah
mendirikan masjid ditanah kelahiran Dewa Rama yang dianggap suci, bahkan umat
islam dianggap telah menghancurkan sebuah kuil Hindu di atas tanah tersebut,
yang menyulut kkonflik berkepanjangan.
Akar
gerakan reformasi Islam di India bisa dilacak pada abad ke-18 dan saat
merosotnya Dinasti Mughal, serta pada saat munculnya kolonialisme Inggris.Yang
layak di pandang sebagai sentral ide pembaharuan ini adalah Shah Wali Allah
al-Dihlawi (1703-1763) dan putranya, Shah Abul Aziz (1746-1824). Pengaruhnya
dirasakan melalui berbagai gerakan , mulai dari gerakan Thariqa-i-Muammadiyah
oleh Sayid Ahmed Barelwi sampai pada ulama yang mendirikan lembaga pendidikan
Darul Ulum di Deoband. Sejak itu gerakan reformasi Islam ini berkembang terus
menurut kondisi zamannya.
Abad
20 gerakan reformasi Islam di India terbentuk dalam tiga gerakan utama, yaitu :
1. Jam’iyatul Ulama-i Hind
yang berdiri pada tahun 1921 sebagai
perhimpunan ulama. Tokohnya antara lain Maulana Husain Ahmad Madani (1897-1959)
dan kawan-kawannya dari pesantren di Deoband. Mereka berpaling dari sejarah
panjnag apolitisme mereka dan masuk kongres untuk tujuan yang sama : mengusir
Inggris dari India.
2. Jama’ah Tablighi,
merupakan salah satu gerakan pada tahun 1920-an yang berfokus pada tabilgh,
suatu neologisme yang membawa peasan Islam dengan tujuan memberi bimbingan atau
mengajak orang masuk Islam.
3. Jama’at-I Islami
yang didirikan oleh Maulana Abu al-A’la al-Maududi, memperlebar lingkup
kepemimpinan religious dengan cara lain. Maududi mengajarkan gaya Islam yang
skriptualis-non sufi, yang secara eksplisit menawarkan Islam sebagai sebuah
‘’sistem’’, ‘’jalan hidp yang sempurna’’, yang kontras dengan Barat yang
dekaden-materialis yang dilambangkan, terutama sekali, oleh kehidupan wanita
yang tak teratur. Jama’at Islami
berdiri pada tahun 1941 sebagai sebuah kelompok inti yang sangat selektif, yang
dapat mengubah masyarakat.
Berkaitan
dengan konflik etnis dan akibat perbedaan agama ini, pemerintah memberlakukan
kebijakan yang diharapakn dapat meredakan ketegangan kedua potensi konflik
tersebut, antara lain dengan jalan :
1. Membuka
program penyetaraan pendidikan bagi sekolah dasar dan melakukan pemberantasan
buta huruf. Sensus 1991 mengindikasikan bahwa tingkat illiterate telah mencapai
52,1% yang meliputi anak berusia 7 tahun ke atas dan 23% di antaranya adalah
wanita.
2. Mengenalkan
nilai warisan budaya India, persamaan derajat manusia, demokrasi, sekularisme,
kesetaraan gender, pengenalan program keluarga kecil bahagia, dan menanamkan
pola pikir ilmiah.
3. Menyiapkan
program pendidikan bagi siswa yang memiliki bakat khusus.
4. Pembaharuan
kebijaksanaan pendidikan yang rutin dilakukan setiap jangka waktu 5 tahun
sekali.
Pada
tahun 1990, India membentuk Komite Modifikasi Kecil yang bekerja selama dua
tahun untuk merevisi program jangka panjang dalam bidang pendidikan, yaitu :
1. Menetapkan
kebijakan desentralisasi perencanaan pendidikan
2. Melakukan
reformasi organisasi
3. Mengembangkan
pendidikan non formal dan system pendidikan terbuka
4. Mengarahkan
hasil pendidikan bagi kebutuhan industri dan sector pengembangan pembangunan.
5. Melakukan
mobilisasi komunitas SDM dan alam serta perbaikan sistem sosial.
Mengenai
tujuan pendidikannya, dinyatakan bahwa tujuan pendidikan umum dibuat atas
pertimbangan politik, sosial, dan budaya bangsa. Program pendidikan nasional
India diarahkan sebagai berikut :
1. In the development of a
vital democracy
2. In the promotion of
national integration
3. In promoting faith in
and respect for secularism
4. In the advancement of
science and technology
5. In economic growth
6. In the free and full
development of the individual personality
7. In the modernization of
the social order
8. In bringing about a
cultural renaissance
9. In continuing pursuit
for excellence
10.
In
developing better international understanding
Translate
1. Di (dalam)
pengembangan suatu demokrasi hal penting
2. Di (dalam) promosi pembauran nasional
3. Di (dalam) mempromosikan iman di (dalam) dan
menghormati untuk sekularisme
4. Di (dalam) kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
5. Di (dalam) pertumbuhan ekonomi
6. Di (dalam) pengembangan [yang] penuh dan
yang cuma-cuma kepribadian yang individu
7. Di [dalam] moderenisasi [order/ pesanan] sosial
8. Di (dalam) menyempurnakan suatu kebangkitan
kembali budaya
9. Di (dalam) melanjutkan pengejaran untuk
keunggulan
10. Di (dalam)
mengembang;kan pemahaman internasional lebih baik
Sistem Pendidikan
Komosi
pendidikan India telah menetapkan kebijakan system pendidikan 10-2-3 tahun usia
sekolah. Tingkat awal, 10 tahun sebagai pendidikan dasar terbagi dalam tiga
jenjang, yaitu primary (5 tahun ), upper primary (3 tahun), dan
secondary (2 tahun). Jenjang berikutnya ditempuh selama 2 tahun, sebagai
persiapan memasuki pendidikan tinggi.Untuk pendidikan kejuruan, jurusan teknik
dan bisnis sudah di mulai sejak secondary
school.
Struktur
pendidikan sekolah yang seragam tersebut,yakni system 10-2-3 tahun, telah diadopsi
oleh seluruh negara bagian dan teritori India (Union Territory, UT). Meskipun begitu, di lingkungan pemerintah dan
teritori India, masih dijumpai sejumlah kelas yang menyelenggarakan pendidikan
dasar (primary), menengah (upper primary), dan atas (high and higher secondary school) yang
membolehkan kelas I mengikuti ujian umum, pengajaran bahasa Inggris dan Hindi,
beberapa hari kerja dalam setahun, sesi akademik, masa liburan, stuktur biaya,
pendidikan wajib, dan sebagainya. Bila dijabarkan dalam tingkat usia sekolah
akan tampak sebagai berikut :
1. Tingkat
Dasar (Primary Stage) yang meliputi
kelas I samapi V, yakni 5 tahun masa belajar. Ini dilaksankan di 20 negara
bagian dan teritori India, yaitu Andra Pradesh, Arunachal Pradesh, Bihar,
Haryana, Himachal Pradesh, Jammu dan
Kashmir, Madya Pradesh, Manipur, Orissa, Punjab, Rajasthan, Sikkim, Tamil Nadu,
Tripura, Uttar Pradesh, West Bengal, Andaman dan Nicobar Island, Chandingarh,
Delhi dan Karaikal dan wilayah Pondicherry, Yanam. Sementara Tingkat Dasar yang
hanya terdiri atas kelas I sampai IV diselenggarakan di Assam, Goa, Gujarat,
Karnataka, Kerala, Maharastra, Meghalaya, Mizoram, Nagaland, Dadra dan Nagar
Haveli, Daman dan Diu, Lakshadweep, dan Mahe, wilayah Pondisherry.
2. Pendidikan
Tingkat Menengah (Middle Stage)
meliputi kelas VI sampai VIII diselenggarakan di 18 negara bagian dan teritori
India, yaitu Arunachal Pradesh, Bihar, Haryana, Himachal Pradesh, Jammu dan
Kashmir, Madya Pradesh, Manipur, Orissa, Punjab, Rajasthan, Sikkim, Tamil Nadu,
Ttipura, Uttar Pradesh, West Bengal, Andaman dan Nicobar Island, Chandingarh,
Delhi, dan Karaikal dan Wilayah Pondicherry. Sedangkan kelas V sampai VII
diselenggarakan di Assam, Goa, Gujarat, Karnataka, Kerala, Maharastra,
Meghalaya, Mizoram, Nagaland, Dadra dan Nagar Haveli, Daman dan Diu,
Lakshadweep dan Mahe, Wilayah Pondicherry. Sementara itu kelas VI-VII
diselenggarakan di Andra Pradesh, Orissa, dan Yaman. Adapun wilayah Pondicherry
dan di Nagaland diselenggarakan kelas V-VIII.
3. Pendidikan
Menengah Atas (Secondary Stage)
meliputi kelas IX-X. Kelas ini diselenggarakan di 19 negara bagian dan teritori
India, yakni, Arunachal Pradesh, Bihar, Haryana, Himachal Pradesh, Jammu dan
Kashmir, Madya Ptadesh, Manipur, Orissa, Punjab, Rajasthan, Sikkim, Tamil Nadu,
Tripura, Uttar Pradesh, West Bengal, Andaman dan Nicobar Island, Chandingarh,
Delhi, Karaikal, dan Wilayah Pondicherry. Sekolah Menengah Atas meliputi kelas
VII-X di selenggarakan di 13 negara dan teritori, yaitu Andra Pradesh, Assam,
Goa, Gujarat, Karnataka, Kerala, Maharashtra, Meghalaya, Mizoram, Orissa,
Dandra dan Nagar Haveli, Daman dan Diu, Lakshadweep, Mahe dan Yaman Wilayah
Pondicherry. Namun, sekolah menengah atas yang terdiri atas kelas XI-XII (pola
10-2 tahun) bisa dijumpai di seluruh negara bagian dan teritori India meskipun
kelas-kelas ini berkaitan dengan universitas atau college.
Pendidikan kejuruan,
baik jurusan teknik maupun bisnis menerapkan pola pendidikan Gandhi, yaitu
pembentukan ‘’manusia berkepribadian yang utuh, kreatif dan produktif.
Berkenaan dengan
pendidikan Islam, strukturnya strukturnya dilakukan berjenjang : pada tingkat
rendah (tahtania) dilaksanakan selama
3 tahun, tingkat menengah (watsania)
selama 4 tahun, dan tingkat atas (fauqania)
selama 2 tahun. Kemudian jenjang maulvi
selama 2 tahun, ‘alim selama 2 tahun,
dan fadlil selama 2 tahun. Salah satu
madrasah yang dikenal dengan jamiatul banaat yang terletak di Hyderabad, bagian
selatan India memberikan pendidikan khusus untuk kaum putri dengan materi
pelajaran bahasa Arab, sastra Arab, Alquran, Tafsir, hadis dan fikih, disamping
memberikan pelajaran pengetahuan kerumahtanggaan seperti perawatan anak,
menjahit, dan memasak.
Pendidikan di India
dibentuk oleh adanya tensi antara kelembaman tradisi yakni kewenangan guru, pengaruh Inggris dan Gandhi dan tuntutan
pembangunan. Tujuan pendidikan India tergantung pada pembentukan system
pendidikan India modern, suatu tujuan yang susah dicapai dalam masyarakat
denganpopulasi amat besar sementara banyak yang masih buta huruf.
Sejak India merdeka pada
tahun 1947, prioritas pertama India pada pendidikan (sebagaimana dinyatakan
dalam pasal 45 dari undang-undangnya) adalah menyediakan pendidikan gratis dan
wajib sekolah bagi semua anak sekurang-kurangnya sampai usia 14 tahun.
Stuktur dan kurikulum
pendidikan di India secara esensial dipengaruhi oleh system pendidikan Inggris
karena latar belakang penjajahannya. Namun setelah merdeka , upaya pendidikan
ditekankan pada ekspansi yang cepat ketimbang reformasi menyeluruh. Maka,
konstitusi yang berlaku pada tahun 1950 selanjutnya menegaskan prinsip bahwa
pendidikan merupakan ‘’penyampaian materi’’ dan oleh karenanya berada dibawah
kebijakan pemerintah, sedangkan tugas mentri pendidikannya adalah membantu
pemerintah melalui penyediaan bimbingan dan dana. Pasal dalam konstitusi India
menyatakan perlindungan hak bagi lembaga swasta untuk menyelenggarakan
pendidikan dan menerima bantuan dari pemerintah, serta menyediakan standar
tertentu yang harus dipenuhi oleh lembaga.
Kementrian juga telah
membentuk sejumlah institusi untuk membantu pemerintah Pemerintah dalam bidang
penelitian dan publikasi. Badan ini meliputi Lembaga Pendidikan Pusat, Biro
Pusat Pendidikan dan Bimbingan Vokasional, Biro Pusat Penelitian Buku Teks,
Lembaga Nasional Pendidikan Dasar, Pusat Pendidikan Dasar Nasional, Direktorat
Pengembangan Program Pendidikan Menengah, dan Lembaga Nasional Pendidikan
Audiovisual. Dua lembaga yang penting, yakni Dewan Nasional Pelatihan dan
Penelitian Pendidikan dan Lembaga Pendidikan Nasional didirikan pada tahun 1961
untuk meningkatkan kegiatan penelitian, studi, pelatihan pada tingkat tinggi (advanced level), dan pengembangan
pelayanan pendidikan yang efektif.
Program pendidikan guru
umumnya dilakukan selama satu atau dua tahun pelatihan bagi rencana matrikulasi
sekolah menengah atas, yang dipersiapkan untuk mengajar sekolah tingkat
rrendah, dan pelatihan selama satu tahun bagi rencana sarjana lulusan sekolah
tinggi untuk mengajar di tingkat sekolah menengah.
Tingkat universitas
jenjang pertama (yakni tingkat bacaloriat)
memerlukan pelatihan selama tiga tahun di atas tingkat 11, atau dua tahun studi
bagi sekolah tinggi intermediate.
Total pendidikan yang ditempuh adalah 14
atau 15 tahun (di Assam 16 tahun).
Pendaftaran murid
meningkat tajam sejak India merdeka, lebih dari 70 juta murid mendaftar setiap
tahunnya ke tingkat 1 sampai 12, dan lebih dari 2 juta mahasiswa mendaftar ke
universitas. Pada akhir tahun 1960-an, lebih dari 75% anak dengan kelompok usia
yang sesuai mendaftar sekolah tingkat 1 hingga 5, lebih dari 32% siswa
mendaftar sekolah tingkat 6 hingga 8, dan lebih dari 17% di antaranya mendaftar
ke sekolah tingkat 9 hingga 11.
Kurikulum dan standar
sekolah dasar (primary school)
mencakup pelajaran membaca, menulis dan mengeja bahasa daerah, sejarah dan kebudayaan
India, geografi, sastra, sains, dan kesehatan. Disekolah menengah (secondary school), kurikulum tersebut
diteruskan dengan penekanan pada sejarah India, sedangkan pelajaran sastra
masih lebih ditekankan pada sastra klasik Inggris daripada saatra India.Para
siswa sekolah menengah (secondary school)
juga menerima pelajaran sains dan matematika, bahkan beberapa sekolah mengganti
kajian ilmu-ilmu sosial dengan sejarah dan geografi, serta sedikit sekolah
menengah atas banyak tujuan yang menawarkan jenis pelatihan manual dan ilmu
kerumahtanggaan (home sciences).Bahasa
Hindi diajarkan (meskipun tidak selalu diberikan, kecuali di India bagian
selatan) diseluruh sekolah menengah atas. Bahasa Inggris justru diberikan,
bahkan kadang kala diperlukan bagi sekolah menengah tingkat atas (upper secondary school).
Bidang spesialisasi di
jenjang pendidikan tingkat tinggi terkait dengan disiplin ilmu tradisional
seperti sejarah, sastra Inggris, dan ilmu politik. Ketika seorang mahasiswa
telah memilih jurusan tertentu, ia tidak dapat mengubah spesialisasinya.
Beberapa universitas telah mulai memberikan program studi umum atas dasar
eksperimen.Mahasiswa yang cerdas cenderung masuk ke jurusan fisika, kimia,
teknik, atau kedokteran.
Metode pendidikan masih
menekankan pada peranan hafalan, tetapi ada beberapa jurusan di universitas
yang mendorong dilakukannya metode penelitian (inquiry). Komisi beasiswa Universitas telah mendirikan berbagai
pusat studi lanjutan diberbagai universitas.Dari subsidi pusat-pusat inilah
kemajuan riset dan pelatihan dikembangkan.
Lembaga Pendidikan Swasta
Lembaga
pendidikan swasta memainkan peran yang penting dalam pendidikan di India. Sejumlah
besar sekolah dasar favorit adalah swasta. Kebanyakan sekolah menengah dan
sekolah tinggi yang unggul adalah swasta.
B.
SKETSA
NEGARA BELANDA
Belanda tergolong salah
satu negara yang paling padat penduduknya. Sekitar 16 juta penduduknya (1999)
menempati area dengan luas sekitar 37.000 km. Sekitar 60% tinggal dibagian
barat negri ini, yakni Holland. Kata Netherlands
sendiri secara literer berarti ‘’negara /dataran rendah’’(the low countries). Bahasa resminya adalah bahasa Belanda.Namun,
akibat lokasi geografisnya, kebanyakan warga Belanda juga berkomunikasi dalam
bahasa Jerman dan Inggris. Mengingat bahwa Belanda termasuk salah satu anggota
dari masyarakat Uni Eropa, negara ini dikelilingi oleh berbagai negara Eropa,
seperti Prancis, Jerman, Belgia, Luxemburg, dan Inggris.
Beberapa kota utama di
Belanda adalah Amsterdam, Hague, dan Rotterdam. Ibu kota Belanda adalah
Amsterdam, sementara Hague merupakan pusat pemerintahan, dan Rotterdam
dipandang sebagai jantung ekonomi negeri. Selama dua decade terakhir, Rotterdam
telah menjadi kota perguruan tinggi yang kian popular.
Masyarakat Belanda
berbentuk masyarakat majemuk, terdiri atas aneka ragam budaya dan etnis.
Menyajikan beragam agama dan keyakinan sedemikian rupa hingga apa pun yang anda
yakini, anda dapat menemukan kelompok untuk berbagi rasa dengan mereka.
Dalam kaitannya dengan
Indonesia saat ini, Belanda menjalin berbagai bentuk kerja sama. Dibidang
komersial, perkumpulan Indonesia Belanda (Indonesian
Netherlands Association atau INA) didirikan dengan perwakilan di Jakarta
atau pun Belanda.Selama lebih dari 20 tahun INA telah mendukung banyak
aktifitas bisnis INA website sehingga anggota INA dapat mengetahui secara up to date perkembangan hukum, pasar
serta peluang dan perolehan bisnis di kedua negara. Informasi tentang semua
perusahaan di Belanda dan sejumlah besar perusahaan di Indonesia dapat
diperoleh di kantor INA di Jakarta.
Kantor INA juga
menyimpan informasi yang berguna bagi institusi swasta ataupun umum yang amat
penting, perkumpulan industry atau pun lembaga-lembaga pendidikan, selain
masalah dagang dan peristiwa penting lain yang terjadi di Indonesia dan
Netherlands. Secara aktif INA sering menyelenggarakan seminar, konferensi dan
misi niaga antara dua negara. Di bindang pendidikan, INA menawarkan program
beasiswa dan pelatihan sehingga perusahaan Belanda dapat mengundang para
manajer dan profesional untuk datang ke Belanda dalam rangka mengikuti program
pelatihan di institusi pendidikan tinggi dan program on-the-job training, dengan keseluruhan biaya ditnggung oleh pihak
Belanda.
Bentuk kerja sama
lainnya adalah dalam hal kajian keislaman. Dua perguruan tinggi negeri di
Indonesia, yakni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di bawah Departemen Agama
Repoblik Indonesia dengan pihak the state
University of Leiden di bawah Departemen
of Languages and Cultures of South East Asia and Oceania pemerintah
Belanda, mendirikan kerja sama Kajian Keislaman Indonesia-Netherlands (Indonesian Netherlands Cooperation in
Islamic Studies atau INIS) yang Memorandum
of Understanding (MOU)-nya dilakukan secara periodik.
Aktifitas INIS meliputi
kegiatan sebagai berikut :
1. Menawarkan
pendidikan pascasarjana dalam Islamic
studies kepada para staf anggota Departemen Agama dan berbagai universitas
Islam negeri, baik di Indonesia maupun Belanda.
2. Menawarkan
fasilitas riset bagi para sarjana muslim Indonesia di Leiden, Belanda.
3. Memperbaiki
koleksi perpustakaan di berbagai universitas Islam negeri dengan penyediaan
perpustakaan bagi 14 IAIN secara tahunan, dengan jumlah buku dan terbitan
perperiodik lainnya di bidang kajian keislaman.
4. Mendistribusikan
publikasi yang relevan di bidang kajian keislaman melalui bahan yang di
terbitkan oleh INIS.
5. Menerbitkan
INIS NEWSLETTER untuk memperbaiki keahlian komunikasi di kalangan sarjana
muslim Indonesia dan antara sarjana muslim Indonesia dengan sarjana muslim
Barat.
Belakangan ini
berkembang pula kajian dunia Islam modern oleh Universitas Leiden yang
menghimpun masalah Islam di berbagai negara, yakni disponsori oleh international institute for the Study of
Islam in the Modern World atau ISIM.Bedanya dengan INIS, bila INIS hadir
khusus untuk kajian islam Indonesia, maka ISIM mengkaji berbagai negara. Salah
satu negara Eropa yang besar perhatiannya terhadap kajian keislaman adalah
Belanda.
Sistem Pendidikan
Sekolah-sekolah
Belanda semua jenjangnya merupakan sekolah umum (public school) atau suka rela (voluntary
school). Sekolah umum di selenggarakan oleh negara, atau sebagaimana yang
terjadi pada umumnya, diselenggarakan oleh pemerintah kota madya. Sekolah suka
rela diselenggarakan oleh yayasan atau pihak gereja.Karena menerapkan system
yang diatur oleh negara, tidak ada satu sekolah pun yang diselenggarakan oleh
personil swasta.
Sekolah
umum negeri tidak mendasarkan pembelajarannya pada filosofi agama tertentu.Akan
tetapi, gereja dan yayasan yang memiliki tujuan memberikan pelajaran agama
memperoleh kesempatan untuk mencapai tujuannya menurut sekolah
tersebut.Sebaliknya, sekolah suka rela tidak dibagi berdasarkan hukum, tetapi
atas kecenderungan kemampuannya, yakni kedalam kategori Sekolah Roman Katolik,
Protestan, dan Sekolah Netral. Sekolah Sukarela Netral amat menyerupai sekolah
umum.
Biaya
pembangunan dan operasional sekolah umum dan sukarela di pandang oleh
pemerintah menurut prinsip persamaan keuangan. Pengakuan negara atas sekolah
sukarela didasarkan pada norma objektif. Pada pendidikan prasekolah dan
ssekolah dasar, pendaftaran bagi sekolah jenjang tertentu merupakan faktor
penentu bagi status pengakuan, sekolah menengah sukarela diakui oleh pihak yang
berwenang atas dasar tujuan rencana pembangunan regional.
Sistem
sekolah Belanda di bagi atas jenjang prasekolah, sekolah dasar, sekolah
menengah, pendidikan tinggi, dan jenjang khusus.Wajib belajar mulai diberikan
setelah anak berusia tujuh tahun. Namun, dalam praktiknya, hampir semua anak
mendaftar sekolah ssetelah usia enam tahun. Sesudah anak menyelesaikan delapan
tahun sekolah atau lulus sekolah pada usia 15 tahun, ia lepas dari usia wajib
belajar.
Uraian
tentang system pendidikan Belanda :
·
Pendidikan Prasekolah
Pendidikan
prasekolah diatur oleh undang-undang 1955. Pendidikan prasekolah dimulai saat
anak berusia 4 tahun dan berakhir ketika ia melanjutkan ke seklah dasar dalam
umur 6 atau 7 tahun. Tujuan pendidikan prasekolah adalah menyiapkan anak untuk
melanjutkan ke sekolah dasar. Materi pelajaran yang diberikan di jenjang ini adalah bermain dan latihan
fisik, membedakan warna, bilangan, membentuk tanah liat, menggambar, dan musik.
Para murid juga diajari beberapa ayat
dan mendengarkan cerita. Tiap sekolah memiliki rencana bermain atau
bekerja sendiri-sendiri yang harus diajukan kepada pihak inspektorat untuk
mendapat persetujuan.
·
Pendidikan Dasar
Pendidikan
primer berakhir selama 6 tahun di Sekolah Primer (Primary School), dan hal itu diatur oleh Undang-Undang Pendidikan
Primer 1920. Menurut aturan ini, kepada para murid Sekolah Primer Umum diajarkan
materi ‘’yang sesuai dan bermanfaat ‘’ bagi intelektual, keterampilan fisik, da
nilai moral yang hendak di kembangkan. Pada awal 1970-an, ssetelah dilakukan
revisi atas UU Pendidikan Primer 1920, jenjang sekolah ini dikenal sebagai
pendidikan dasar (Basic Education). Kurikulum
sekolah dasar memberikan spesifikasi atas materi yang hendak diajarkan, alokasi
waktu pada tiap materi pelajaran, serta bahan (termasuk buku teks) yang
digunakan.Kurikulumnya dibuat oleh kepala sekolah dengan konsultasi bersama staf
pengajar, lalu diajukan ke inspektorat untuk mendapat persetujuan. Aturan
menyebutkan bahwa para murid harus dilatih membaca, menulis, aritmatika, bahasa
Belanda, sejarah, geografi, aturan lalu lintas, kajian alam (Ilmu Pengetahuan
Alam), menyanyi, menggambar, pendidikan fisik, dan menjahit (bagi perempuan).
Materi pilihan meliputi bahasa Prancis,
Jerman, Inggris, matematika, dan kerajinan tangan (bagi lelaki).
·
Pendidikan Menengah
Sekolah menengah
diatur dalam Undang-Undang Pendidikan Menengah1963.Sejak tahun 1986, system
sekolah menengah telah dibagi kedalam tiga bagian.
Ø Bagian
pertama dikenal sebagai voorbereident
wetenschappelijk onderwijs (pendidikan enam tahun untuk menyiapkan murid
memasuki pendidikan tinggi), yang mencakup pembelajaran yang diberikan di gymnasiums, atheneums (yang berhubungan
dengan hogere burgerschool),dan lyceums (yang tersusun dari gymnasium dan athenaeum).
Di
sekolah yang menyiapkan para murid untuk memasuki program pendidikan tinggi,
sekolah satu tahun dikenal sebagai kelas jembatan (the bridge class) yang dirancang untuk meningkatkan kemungkinan
murid melakukan transfer satu bentuk sekolah kebentuk sekolah lain dengan jalan
memperoleh kurikulum yang sama pada tiap sekolah. Kelas jembatan, yang
merupakan produk peraturan yang diberlakukan
pada tahun 1968, sekarang masih berpengaruh dan diberlakukan sebagai
kebijakan untuk memperkenalkannya sebagai kajian sosial, sebagaimana materi
lain dalam semua bentuknya dalam pendidikan menenga, memberikan perhatian lebih
bagi materi yang mengekspresikan diri
pribadi, memerlukan hanya lima materi wajib dan dua materi pilihan saat ujian
akhir, dan menjadikan sekolah athenaeum
bersifat lebih teoritis karena menempatkan buku pegangan, aritmetika niaga,
serta keterampilan dagang dengan pelajaran hukum dan pengetahuan ekonomi.
Para
murid dalam tahun jembatan ini diberi pelajaran bahasa Belanda, Inggris,
Prancis, sejarah, geografi dan kajian sosial. Setelah tahun kelas jembatan
dilalui, para murid di gymnasium dan athenaeum di bagi kedalam kelas jurusan
A dan B. Murid yang ada dijurusan A
gymnasium ( gedung olah raga) menerima pendidikan klasik dengan perhatian
khusus diberikan pada mata pelajaran Matematika, sedangkan murid pada kelas
jurusan A athenaeum menerima
pelajaran yang menekankan pada sastra, ekonomi dan budaya, serta tidak menerima
bahasa Klasik. Adapun murid kelas jurusan B menerima pelajaran yang
penekanannya pada mata pelajaran bahasa klasik
Ø Bagian
kedua meliputi Tiga tingkat pendidikan menengah umum yang tidak mempersiapkan
para murid untuk studi lanjut ke
pendidikan tinggi. Tiga tingkat ini dikenal sebagai lager algemeen voorgezet onderwijs (pendidikan menengah umum
tingkat rendah selama satu sampai dua tahun), middlebar agemeen vororgezet ondewijs (pendidikan menengah umum
tingkat intermedit selama tiga sampai empat tahun), dan hoger algemeen voorgezet
onderwijs (pendidikan menengah umum tingkat tinggi selama lima
sampai enam tahun).
Ø Bagian
ketiga meliputi pendidikan profesional atau kejuruan. Pendidikan kejuruan
Belanda menunjukan berbagai variasi dalam masa pelajarannya dan meliputi
sekolah-sekolah pendidikan teknik, pengetahuan domestic, distibusi niaga dan
pendidikan tata niaga yang terkait, pendidikan seni, serta pendidikan kerja
masalah sosial.
·
Pendidikan
Tinggi
Pendidikan
tinggi diatur dalam Undang-Undang Universitas 1960. Dibawah peraturan ini, para
mahasiswa boleh memasuki program pendidikan tinggi setelah menyelesaikan
program pendidikan menengah di gymnasium,
athenaeum, atau lyceum. Pendidikan
tinggi disediakan oleh universitas dan institusi tertentu yang dilengkapi dengan pelatihan bagi para
mahasiswa agar mampu mengaplikasikan pelajarannya secara mandiri, serta untuk
menyiakan para mahasiswa agar dapat menduduki posisi dalam masyarakat yang amat
memerlukan peran pendidikan universitas tersebut.
·
Pendidikan
Khusus
Pendidikan
khusus diatur melalui keputusan kerajaan tentang Pendidikan Khusus 1967, yang
menyediakan keterampilan bagi anak-anak secara fisik, mental dan emosional
untuk perlindungan anak dirumah.Yang termasuk dalam pendidikan khusus ini
adalah pendidikan guru.
Pelatihan para
guru untuk mengajar di taman kanak-kanak (pendidikan prasekolah) dibagi dalam
dua tahap selama dua tahun. Para pelajar masuk pada tahap pertama setelah
menyelesaikan pendidikan menengah umum tingkat intermedit atau setelah
menyelesaikan tiga tahun studi di sekolah gymnasium,
atheneum, atau yang telah lulus dari tahap pertama pelatiahan dan diterima
di tahap kedua.
C.
SKETSA
NEGARA JEPANG
Setelah Perang Dunia
II, Jepang mengalami kemerosotan di segala bidang. Sektor pendidikan di biayai
oleh pajak, bantuan luar negeri, serta pengalihan sebagian besar anggaran
pertahanan dan keamanan yang tidak lagi merupakan prioritas karena perang sudah
usai.Menyadari keterpurukan rakyatnya, pemerintah berupaya membiayai hamper
semua kebutuhan pendidikan siswa.Misalnya, membebaskan uang sekolah,
menyediakan buku pelajaran secara cuma-Cuma, dan memberi makan siswa agar tetap
bergizi.
·
Penduduk
Meskipun
merupakan sebuah negara kecil bila diukur dari luas daratannya, dengan125,6
juta orang penduduk (sensus 1995), Jepang merupakan negara berpenduduk
terbanyak ke-8 di dunia, dengan demikian, menjadi salah satu negara yang
berpenduduk paling padat di dunia. Lebih dari seperempat penduduk Jepang
tinggal di Tokyo dan di prefektur-prefektur yang saling berdekatan.
Kawasan-kawasan metropolitan di seputar kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan
Nagayo, kini merupakan tempat tinggal bagi hamper 45% penduduk Jepang.
Rakyat Jepang
berasal dari berbagai tempat.Rakyat dari daratan Asia dahulu kala datang dan
tinggal bersama kaum pribumi di pulau-pulau Jepang serta pulau-pulau pasifik
yang berdekatan.Kemudian, para pendatang dari Cina dan Korea membawa pengaruh
adat-istiadat, festival, cerita rakyat serta makanan khas masing-masing.
·
Pemerintahan
Jepang
menjalankan system pemerintahan yang demokratis.Semua warga negara yang sudah
dewasa berhak memberikan suara dan mencalonkan diri dalam pemilihan nasional
dan pemilihan daerah. Sistem pemerintahan Jepang didasarkan pada Konstitusi
(Undang-Undang Dasar) Jepang yang kadang kala disebut Konstitusi Perdamaian
juga menentukan peranan kaisar, hak-hak dan kewajiban rakyat, tangggung jawab
berbagai instansi pemerintah, serta berbagai aturan mengenai bagaimana
pemerintah di jalankan.
Badan
legislative nasional Jepang disebutDiet
dan mempunyai dua majelis, yakni Dewan Perwakilan Rakyat dan House of Councillors.Kebanyakan
undang-undang nasional harus disahkan oleh kedua majelis tersebut.Akan tetapi,
untuk sebagian undang-undang, apabila kedua majelis tidak mencapai kata
sepakat, maka Dewan Perwakilan Rakyat yang memutuskan.
Perdana mentri
adalah seorang anggota Diet.Perdana
Mentri mengangkat Kabinet.Kebanyakan anggota Kabinet mengepalai sebuah
kementrian atau badan pemerinntahan.Adapun kaisar, berdasarkan Konstitusi
Jepang, merupakan lambing negara dan kesatuan rakyat.
·
Keluarga
Orang Jepang
secara tradisional mempunyai ikatan keluarga yang erat. Hingga kini masih
banyak anak-anak, orang tua, dan kakek-nenek yang tinggal serumah bersama. Perceraian
tidak begitu umum dibandingkan dengan keadaan yang terjadi di banyak negara
Barat. Angka perceraian hanya 1,57 untuk setiap 1000 orang. Dewasa ini
kebanyakan keluarga mempunyai satu atau dua anak. Oleh karena itu, usia
rata-rata populasi Jepang meningkat dengan pesat.
Anak-anak
dibawah usia 15 tahun sekarang berjumlah 20,42 juta, sedangkan orang-orang tua
berusia di atas 64 tahun berjumlah 17,59 juta. Usia menikah rata-rata adalah
29,7 tahun untuk pria dan 27,1 untuk wanita. Dengan demikian, Jepang sedang
belajar cara-cara baru guna membantu kaum muda ataupun kaum tua untuk hidup
dalam masyaraka modern.
·
Sistem
Pendidikan
Sistem
pendidikan umum ditetapkan di Jepang lebih dari satu abad yang lalu dan keberadaannya
berlangsung lebih lama daripada kebanyakan negara. Dewasa ini, 99% murid SD
belajar di sekolah-sekolah umum dan untuk tingkat sekolah menengah sekalipun
hanya 30% siswa yang belajar di sekolah swasta. Sistem administrasi pendidikan
di Jepang di bangun atas empat tingkat, yaitu pusat, perfektural, (antara
provinsi dan kabupaten),municipal
(antara kabupaten dan kecamatan), dan sekolah. Sistem administrasi tersebut
menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi, Manajemen Berbasis
Sekolah (School Based Management),
dan partisipasi masyarakat. Dalam system tersebut terdapat peran dan hubungan
antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, asosiasi-asosiasi
tersebut, dan masyarakat yang saling mengisi sehingga tercipta sinergi yang
memungkinkan system tersebut menjadi relative efisien dan efektif. Hal ini
merupakan faktor utama pencapaian mutu pendidikan di Jepang yang relatif
tinggi.
·
Kehidupan
Sekolah
Tahun ajaran
Jepang mulai pada bulan April. Siswa biasa bersekolah lima atau enam hari
seminggu. Pengajaran memakai metode konvensional ataupun teknik-teknik modern,
misalnya pengajaran dengan media computer.
·
Pendidikan
prasekolah
Taman
kanak-kanak menerima murid berusia 3 sampai 5 tahun, untuk lama pendidikan 1
sampai 3 tahun. Anak berusia 3 tahun diterima dan mengikuti pendidikan selama 3 tahun, sedangkan anak
usia 4 tahun berarti manempuh pendidikan prasekolah ini selama 2 tahun. Bagi
pendaftar usia 5 tahun berarti menempuh pendidikan hanya selama satu tahun.
Lebih dari 50% TK di Jepang di kelola oleh swasta, sisanya oleh pemerintah kota
dan hanya sebagian kecil yang merupakan TK Negri. Selain TK, ada pula lembaga
untuk anak-anak yang disebut Hoiku-jo(Pusat
Perawatan Siang Hari). Yang masuk ke Hoiku-jo adalah bayi hingga anak usia 5
tahun yang memerlukan perawatan siang hari karena kedua orang tuanya bekerja
atau memiliki kesibukan lainnya.
·
Pendidikan
Wajib
Wajib sekolah
berlaku bagi anak usia 6-15 tahun, tetapi kebanyakan anak bersekolah lebih lama
dari yang diwajibkan. Tiap anak bersekolah di SD pada usia 6 hingga 12 tahun,
lalu di SLTP hingga usia 15 tahun.
Sekolah wajib
ditempuh selama 9 tahun, 6 tahun disekolah dasar, dan 3 tahun di sekolah
menengah pertama, setelah itu diteruskan ke sekolah menengah atas. Hampir semua
siswa Jepang belajar bahasa Inggris, yakni sejak tahun pertama mereka di SLTP
dan kebanyakan mempelajarinya paling tidak enam tahun.
·
Pendidikan
Menengah Atas
Ada tiga jenis
sekolah menengah atas, yaitu full-time,
part-time (terutama malam hari), dan tertulis.Sekolah menengah yang full-time berlangsung selama tiga tahun,
sedangkan kedua jenis sekolah lainnya menghasilkan diploma yang setara.Bagian
terbesar siswa mendapat pendidikan menengah atas disekolah menengah atas full-time.
Jurusan
disekolah menengah atas dapat dikategorikan kedalam beberapa jenis berdasarkan
pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan,
perikanan, home economic, dan
perawatan.
·
Pendidikan
Tinggi
Ada tiga jenis
lembaga pendidikan tinggi, yaitu universitas, junior college (akademi),
technical college (akademik teknik).Junior
college memberikan pendidikan selama dua atau tiga tahun bagi para lulusan
sekolah menengah atas. Kredit yang diperlukan
dijunior college dapat
dihitung sebagai bagian dari kredit untuk memeperoleh gelar Bachelor’s degree (S1). Lulusan sekolah
menengah (setingkat SLTP) dapat masuk ke technical
college (akademi teknik).Pendidikan dilembaga ini berlangsung selama 5
tahun (fl-time) untuk mencetak tenaga
teknisi.
Pendidikan
tinggi di Jepang berada dibawah pengelolaan tiga lembaga, yaitu pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Ada lima jenis pendidikan tinggi
yang bisa dipilih mahasiswa asing di negeri Sakura ini, yaitu program
sarjana,pascasarjana, diploma (non gelar), akademi dan sekolah kejuruan.
Departemen
Kebudayaan Jepang menyebutkan bahwa jumlah mahasiswa asing yang sedang belajar
di lembaga pendidikan tinggi di Jepang mencapai 51.298 orang dan 90% berasal
dari negara-negara Asia. Bidang studi yang mereka ambil adalah sosial,
humaniora, dan teknik. Sepuluh universitas nasional penerima beasiswa Asing
terbanyak menurut AIEJ (Association of
International Education, Japan)
adalah universitas Tokyo,Kyoto,Tsukuba, Nagoya, Osaka, Institut Teknologi
Tokyo, Universitas Kyushu, Tohoku, Chiba dan
Hiroshima. Adapun universitas swastanya adalah Universitas waeda, Nihon,
Takushoka, Kejo, Rissho, Meikai, Daito Bunka, Yushu Sangyo, Jochi (Shofi), dan
Universitas Ritsumeikan. Semua perkuliahan di lembaga pendidikan Jepang
menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar dan hanya sedikit sekali
yang menggunakan bahasa Inggris.
·
Kebijakan
Pendidikan
Peraturan
pendidikan di Jepang dapat dibedakan dari dua periode,
yaitu sebelum dan sesudah Perang Duni II. Sebelum perang, kebijakan pendidikan
yang belaku adalah Naskah Kekaisaran
tentang Pendidikan. Dinyatakan bahwa para leluhur kaisar terdahulu telah
membangun kekaisaran dengan berbasis pada nilai yang luas dan kekal, serta
menanamkannya secara mendalam dan kokoh.
Sesudah perang,
mulai 3 November 1946, konstitusi baru Jepang menetapkan kebijakan
pendidikannya atas dasar hak asasi manusia (pasal 14), jaminan kebebasan
berpikir dan hati nurani (pasal 19), kebebasan beragama (pasal 20), kebebasan
akademik (pasal 23), dan hak bagi semua orang untuk mendapatkan pendidikan
sesuai dengan kemampuan mereka (pasal 26).
Pada Maret 1947,
melalui peraturan Pendidikan Sekolah (School
Education Law) ditetapkan susunan dasar system pendidikan keseluruhan atas
dasar6-3-3-4 beserta tujuan khusus pada tiap jenjangnya.
Pada Maret 1947
juga berlaku Hukum Dasar Pendidikan (Fundamental
Law of Education)yang pada hakikatnya merupakan statement filsafat pendidikan demokratis yang dalam banyak hal
berbeda dengan ImperialRscript on
Education
Dalam Imperial Rescript on Education
disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kesetiaan dan
ketaatan bagi kaisar agar dapat memperoleh persatuan masyarakat dibawah ayah
yang sama, yakni Kaisar. Adapun tujuan pendidikan menurut Fundamental Law of Education adalah untuk meningkatkan perkembangan
kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai individual, dan menanamkan jiwa
yang bebas.
·
Agama
Dua agama utama
di Jepang adalah Shinto dan Budha. Meskipun banyak orang Jepang yang dewasa ini
mengatakan bahwa mereka tidak menganut suatu kepercayaan secara khusus,
ternyata banyak juga yang ikut ambil bagian dalam adat istiadat dan ritual
Shinto ataupun Budhis.
Agama Budha
berasal dari India dan masuk ke Jepang (melalui Cina dan Korea) pada sekitar
pertengahan abad ke-6.Agama Kristen di bawah masuk ke Jepang oleh para
misionaris Spanyol dan Portugis pada pertengahan abad ke-16. Dewasa ini selain
kuil-kuil Budhis dan Shinto, terdapat pula kelompok dan tempat sembahyang bagi
kaum katolik, Protestan, Kristen Ortodoks Timur, Mormon, Yahudi, Hindu, muslim,
serta para pengikut berbagai agama dan kepercayaan lainnya.
Studi keislaman
di Jepang juga menunjukan peningkatan.Di Universitas Tokyo telah didirikan Islamic Area Studies Project di bawah
pimpinan Sato Tsugitaka. Masjid dan Islamic
Center menjadi tempat rujukan kaum muslim yang tinggal di Jepang untuk
saling bertemu. Beberapa sarjana Jepang mulai menunjukan minatnya terhadap
kajian keislaman atau Islam Konteks keindonesiaan, seperti yang dilakukan oleh
Toshohiko Isutzu, Mitsuo Nakamura, Akira Nagazumi, dan masih banyak lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sketsa
pendidikan di India yakni Komosi pendidikan India telah menetapkan kebijakan
system pendidikan 10-2-3 tahun usia sekolah. Tingkat awal, 10 tahun sebagai
pendidikan dasar terbagi dalam tiga jenjang, yaitu primary (5 tahun ), upper
primary (3 tahun), dan secondary (2 tahun). Jenjang berikutnya
ditempuh selama 2 tahun, sebagai persiapan memasuki pendidikan tinggi.Untuk
pendidikan kejuruan, jurusan teknik dan bisnis sudah di mulai sejak secondary school. Struktur pendidikan
sekolah yang seragam tersebut,yakni system 10-2-3 tahun, telah diadopsi oleh
seluruh negara bagian dan teritori India (Union
Territory, UT). Meskipun begitu, di lingkungan pemerintah dan teritori
India, masih dijumpai sejumlah kelas yang menyelenggarakan pendidikan dasar (primary), menengah (upper primary), dan atas (high
and higher secondary school) yang membolehkan kelas I mengikuti ujian umum,
pengajaran bahasa Inggris dan Hindi, beberapa hari kerja dalam setahun, sesi
akademik, masa liburan, stuktur biaya, pendidikan wajib, dan sebagainya
Sketsa
pendidikan di Belanda yakni Sistem sekolah Belanda di bagi atas jenjang
prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, pendidikan tinggi, dan jenjang
khusus.Wajib belajar mulai diberikan setelah anak berusia tujuh tahun. Namun,
dalam praktiknya, hampir semua anak mendaftar sekolah setelah usia enam tahun.
Sesudah anak menyelesaikan delapan tahun sekolah atau lulus sekolah pada usia
15 tahun, ia lepas dari usia wajib belajar.
Sketsa
pendidikan di Jepang yakni sistem sekolah dibagi atas pendidikan prasekolah (Taman
kanak-kanak menerima murid berusia 3 sampai 5 tahun, untuk lama pendidikan 1
sampai 3 tahun), pendidikan wajib (Sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun, 6
tahun disekolah dasar, dan 3 tahun di sekolah menengah pertama, setelah itu
diteruskan ke sekolah menengah atas.), pendidikan menengah atas (Ada tiga jenis
sekolah menengah atas, yaitu full-time,
part-time (terutama malam hari), dan tertulis.) dan pendidikan tinggi (Ada
tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu universitas, junior college (akademi),
technical college (akademik teknik))
B.
Saran
Makalah ini masih terbatas untuk rujukan bahan
pengetahuan, olehnya itu, kepada para pembaca agar melihat referensi lain yang
terkait dengan pembahasan makalah ini sebagai bahan kajian ilmu untuk pembaca
tentang sketsa pendidikan di beberapa
negara lain yang valid.
Demikian makalah yang kami sajikan, kritik dan saran
diharapkan sebagai bahan evaluasi. Terima kasih …
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman assegaf, internasionalisasi pendidikan. Gama
Media
Aminuddin Rasyad, Sistem Pendidikan di Perancis,
2000, Makalah Seminar Kuliah Perbandingan
Pendidikan Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullha Jakarta, 9 Oktober 2000,
hal.17.
Mukti Ali,
Sistem Pendidikan di Kamboja, 2000,
Makalah di Seminarkan pada Mata Kuliah Perbandingan Pendidikan Pasca
Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 4 Desember 2000, hal.1.
http://baca
buku blog. Blogspot. Com, 2008/II/perbandingan-pendidikan
Catatan-kuliah. html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar