Mata Kuliah : Perbandingan
Pendidikan Islam
MAKALAH
SKETSA
PENDIDIKAN DI NEGARA MESIR, SAUDI ARABIA, IRAN, DAN IRAK DALAM NEGARA ISLAM
Oleh Kelompok
2 :
Nama :
Ø
Djariadin Ronalko
Ø
Farno Saimudin
Ø
Hapida (Integrasi)
Jurusan :
Tarbiyah
Semester : IV (Empat)
Dosen Pembina
Drs. ASRUDDIN, M.Pd.I
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BUTON (UMB)
PASARWAJO
2013
KATA
PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kami atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan
rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Sketsa Pendidikan Di Negara Mesir, Saudi Arabia, Iran, dan Irak", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Sketsa Pendidikan Di Negara Mesir, Saudi Arabia, Iran, dan Irak", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Makalah
ini disusun untuk memyelesaikan tugas pada mata kuliah Perbandingan
Pendidikan Islam di bangku kuliah Universitas
Muhammadiyah Buton (UMB), kampus B Pasarwajo, pada program studi Pendidikan
Agama Islam. Maka harapan penulis kiranya makalah ini, sesuai dengan harapan
Bapak Dosen pada mata kuliah yang dimaksud.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya
penulis mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu rasa
terima kasih yang dalam penulis kepada yang terhormat :
1. Bapak
Dosen Drs. Asruddin, M.Pd.I selaku pembimbing Mata Kuliah
Perbandingan Pendidikan Islam.
2. Rekan-rekan
Mahasiswa yang telah memberikan masukan dalam penyusunan makalah ini.
Melalui kata pengantar ini penulis
lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung
perasaan pembaca.
Penulis
menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan
sehingga hanya yang demikian saja yang dapat penulis berikan. Penulis juga
sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para pembaca yang sifatnya
membangun, sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam
penyusunan makalah selanjutnya.
Dengan
ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Amin…
BAB
II
PEMBAHASAN
SKETSA
PENDIDIKAN DI NEGARA MESIR, SAUDI ARABIA, IRAN, DAN IRAK DALAM NEGARA ISLAM
A.
Sketsa
dan Sistem Pendidikan di Negara Mesir
Republik Arab Mesir, lebih
dikenal sebagai Mesir, (bahasa
Arab: مصر,
Masr) adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika
bagian timur laut. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung Sinai (dianggap sebagai bagian dari Asia Barat Daya), sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara. Posisi Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah
melalui Laut
Tengah di utara
dan Laut Merah di timur. Mesir ditaklukan oleh amr ibn Ash pada
tahun 639 H dibawah komando khalifah kedua, umar ibn al-khattab. Sejak itulah
islam masuk dan bergembang di mesir.
Setelah Baghdad sebagai
pusat dunia islam diserang oleh khulaqu pada tahun 1258 M, ibu kota dunia islam
pindah ke Kairo, Mesir. Begitu juga lembaga pendidikannya yang semulanya Bait-Alhikmah merupakan lembaga
pendidikan internasional di Baghdad, maka telah mengalami kemunduran, Al-Azhar
di mesir didirikan sebagai lembaga pendidikan alternatif, sekaligus pusat ilmu
pengetahuan yang di kunjungi oleh para ulama dan pelajar dari seluruh pelosok
dunia hingga kini.
Al-Azhar didirikan oleh
jauhar Al-shiqili seorang panglima khalifah fathimyah al-muiz lidinillah,
selesai dibangun selama 2 tahun dan berakhir sabtu 7 ramadhan 361 H atau 22
juni 972. Pada awal mullah berdirinya Al-Azhr mengajarkan fiqhi menurut Mazhab
Syi’ah dan itu berjalan sampai jatuhnya khalifah fathimyah pada tahun 567 H.
Ketika mesir diperintah oleh shalahuddin Al-Ayyubi pada tahun 1171 M atau 567 H
pelajaran fiqhi syi’ah diganti menurut Mazhab sunni. Selanjutnya didirikan
madrasah-madrasah dengan guru resmi yang diangkat untuk mengajar kesana. Terjadilah
peralihan dari Al-Azhar kepaada madrasah-madrasah ayyubiah, yang mengakibatkan
kemajuan bergeser pada madrasah tersebut. Saat mesir jatuh dibawah kekuasaan
sultan usmanyah turki pada tahun 1517 M atau 923 H, kemegaan mesir pun pindah
keistambul turki.
Beberapa abad kemudian
modernisasi mesir dilakukan kembali. Muh. Ali pasya pada 1805 M atau 1220 H
membangun kembali al-azhar. Para ulamanya dikirim untuk belajr ke prancis guna
mempelajari ilmu kedokteran, tehnik, meliter dan lain-lain.
Kendatipun Muh. Ali pasya
(1765-1849) seorang illiterate atau bota huruf ia mengerti akan pentingnya
pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi kemajuan suatu bangsa. Dalam pembangunan
pendidikan ini ia mendirikan kementerian pendidikan dan sekolah militer pada tahun
1815, lalu sekolah tehnik dan kedokteran pada tahun 1827. Para guru dan tenaga
ahlinya didatangkan dari barat dan eropa dan megirim para pelajar untuk studi
di barat guna memahami berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang disana. Ia juga mendirikan sekolah farmasi, sekolah pertambangan,
pertania, kedokteran, sekoalah tinggi tehnik, sekolah penerjamahan dan
lain-lain. Selain itu, Muh. Ali Pasya memgembangkan pendidikan militer, dan ia
merupakan salah seorang pembaharuan pendidikan di dunia islam yang pertama
karena bentuk sekolah yang didrikannya berbeda dengan madrasah atau sekolah
tradisional yang ada sebelumnya, yang hanya menekankan pelajaran agama semata.
Muh. Abduh juga tercatat
sebagai pembaharuan pendidikan mesir, terutama untuk skop lembaga pendidikan
tradisional, dan keagamaan yakni al-azhar. Bagi abduh ilmu pengetahuan modern
yang berkembang di barat bersumber dari Sunnahtullah
atau hokum alam. Jadi, tidak bertentangan dengan ajaran agama islam.
Menurutnya, itu telah menjadi sebabb kemajuan umat islam dimasa lampau dan
merupakan faktor kemajuan dunia barat saat ini. Untuk memodernisasi kembali
umat islam, IPTEK harus kembali dipelajari. Menurut Abduh pembaharuan
pendidikan di al-azhar akan mempengaruhi dunia islam mengingat al-azhar
merupakan universitas islam internasional yang bukan saja dikunjungi para
pelajar muslim dari penjuru seluru dunia yang sekembali mereka ke Negara asal akan
membawa ide pembaharuan, melaikan juga al-azhar telah mendapat tempat terhormat
dikalangan umat islam. Berpijak dari pola pikir demikian, abduh menghendaki
dimasukkannya beberapa disiplin ilmu modern (al-ulum al-aqliyah) dalam
kurikulum al-azhar seperti : fisika, ilmu pasti, filsafat, sosiologi dan
sejarah.
Begitu pula sebaliknya ia
menghendaki di masukannya pendidikan agama yang lebih intensif, termasuk
sejarah kebudayaan islam, kedalam kurikulum sekolah, sekolah bentukan
pemerintah.
Sekarang al-azhar bukan lagi
universitas keagamaan yang hanya memiliki beberapa fakultas ushuluddin,
fakultas syari’ah, fakultas dakwa, fakultas tarbiyah, dan fakultas adab,
melaikan juga terdiri atas berbagai fakultas umum seperti fakultas pertanian,
fakultas ekonomi fakultas sastra, fakultas kedokteran, fakultas kedokteran
gigi, fakultas farmasi, fakultas ilmu pasti alam, fakultas teknik dan industry,
serta fakulta perdagangan dan manejemen.
Selain al-azhar, dimesir
terdapat beberapa universitas lain, yaitu University
of Cairo (1948), Alexandria University (1924), Ein al-syams University (1950),
Assuit University (1958).
Sampai pada tahun 1956,
mesir menerapkan system persekolahan sebagai berikut :
1)
Sistem
pendidikan keagamaan, misalnya madrasah, kutab, dan al-azhar;
2)
Sistem
sekolah yang menggunakan bahasa pengantar bahasa asing;
3)
Sistem
sekolah yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Arab;
4)
Sistem
sekolah yang didrikan oleh pemerintah
5)
Sistem
sekolah asing dan kurikulumnya sendiri, seperti bahasa inggris.
Dari tingkat rendah hingga
tingkat tinggi system pengajaran al-azhar dikelolah oleh majelis tinggi al-azhar yang dipegang oleh syekh al-azhar.
Sampai pada tahun 1998 sistem penjenjangan pendidikan lembaga ini adalah
1)
Tingkat
rendah atau (ibtida’i) selama 6 tahun
2)
Tingkat
menengah (i’dadi) selama 3 tahun
3)
Tingkat
menenga atas atau (tsanawi) selama 4 tahun
4)
Tingkat
universitas selama 4-6 tahun.
Sejak tahun akademik
1992/1993, univesitas al-azhar telah membuka filiamnya di luar kairo yaitu
iskandaria, Damanhur, dimyan, mansyurah, saqahik, tanta, dan shibil al-kom.
Pihak al-azhar ikut mengadakan fakultas yang tersendiri, yang memisahkan
mahasiswa laki-laki dan perempuan.
Modernisasi pendidikan terus
dilakukan oleh Mesir. Berbagai peraturan dan perundang-undangan dibuat untuk
mengintegrasikan jenis dan system persekolahan yang semula otonom menjadi
system pendidikan nasional. Menurut perundang-undangan mesir saat itu, system persekolahan mengikuti pola
6-3-3-4 tahun, yakni :
a.
Di
sekolah dasar 6 tahun.
b.
Di
sekolah persiapan 3 tahun
c.
Di
sekolah menengah 3 tahun
d.
Di
universitas 4 tahun.
Usia wajib belajar berlaku
pada pendidikan dasar 6 tahun, dari usia 6 sampai 12 tahun. Disini mereka bebas
bayar, baik disekolah negeri maupun swasta. Untuk mengakhiri sekolah dasar ini
tidak melalui ujian, kecuali dalam rangka masuk kejenjang selanjutnya. Sekolah
persiapan atau Preparatory Stage yang
berlangsung selama 3 tahun dan merupakan sekolah umum, dilaksanakan tanpa
adanya penjurusan. Sementara itu, sekolah menengah atau General Secondary Stage merupakan sekolah umum untuk persiapan
keperguruan tinggi.
Kesempatan berpendidikan
ditingkatkan. Pada tahun 1950-an, pemerintah menklaim bahwa dalam tiga hari
selalu dibuka dua sekolah baru. Konsekuensinya, tidak dapat dihindari, mutu
pengajaran acap kali rendah. Hal ini lalu menyulut kritik bahwa ekspansi pendidikan
dipandang terlalu tergesah-gesah. Angka buta huruf ternyata belum mampu turun
secepat yang diharapkan, terutama karena anak-anak usia sekolah di kalangan
penduduk desa sering diperbantukan oleh orang tuanya dalam membantu pekerjaan
diladang. Meskipun demikian, sekitar tahun 1970-an, Mesir telah dapat
menghasilakan pulahan ribu guru, insinyur, dokter, para ahli farmasi, dan
pegawai. Banyak diantara mereka yang bekerja diluara negeri, baik di lingkungan
Negara-negara arab lainnya maupun di Negara barat sehingga meraka dapat meraup
penghasilan yang lebih baik.
Dewasa ini mesir telah
mengalami transformasi cepat dalam hal perkembangan potensi
pendidikan.berdasarkan data dirjen dikti 1997,disebutkan bahwa dalam satu juta
pendudukan di mesir terdapasebutkan bahwa dalam satu juta pendudukan di mesir
terdapat 400 doktor;suatu angka yang signifikan bila dibandingkan dengan potensi
human resoucer di Negara-negara islam
Anggota OKI lainnya.sekedar perbandingan,dalam skala
yang sama, Indonesia hanya mencapai angka 65 doktor dalam satu juta
penduduk.para ulama dan cendekiawan nesir tergolong produktif dalam hal karya
ilmiah. Buku-buku tentang Islamic studies banyak yang beredar di Indonesia,
Malaysia, singapura, dan negara lainnya,bahkan menjadi literature bagi
kurikulum IAIN sejak kemunculannya. Karya tulis omar Al-Toumy al-syaebani,
Muhammad athiyah al-abrasyi, yusuf Qardlawi, an-nahlawi, dan lain-lain telah
popular dalam refrensi tarbiyah.gerakan tajdid dalam pemikiran keislaman juga
mulai berkembang di mesirr, terutama bersumber dari para sarjana alumni barat. Gerakan
kaum perempuan dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender serta
perlindungan terhadap pelanggaran HAM yang brkaitan dengan kasus pelecehan
seksual, belakangan ini mulai meningkat seiring dengan kian terbukanya
pendidikan bagi warga mesir dan pergeseran budaya yang begitu cepat melanda
negeri ini. Kebijakan tentang tema pendidikan mulai di perdebatkan di kalangan
akademisi. Agaknya transformasi cultural mesir saat ini dan masa depan bisa
juga terjadi di Negara-negara islam lainnya di gerakan atau berawal dari
modernisasi pendidikan.
Tujuan
Pendidikan di Mesir
·
Menyiapkan
dan mengembangkan warga Mesir dengan cara yang akan membantu mereka untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat yang berubah modern untuk
menghadapi tantangan terbarukan, selain memungkinkan mereka untuk memahami
dimensi religius, nasional, dan budaya dari identitas mereka.
·
Memberikan
masyarakat dengan warga negara yang telah menguasai keterampilan ilmiah dasar,
dengan penekanan khusus pada keterampilan membaca, menulis, berhitung, dan
disiplin ilmu-ilmu masa depan (sains, matematika, dan bahasa).
·
Menyediakan
warga dengan pengetahuan dasar penting tentang kesehatan, gizi, lingkungan, dan
isu-isu pembangunan yang terkait.
·
Menyiapkan
dan membantu warga untuk mengembangkan keterampilan dipindahtangankan, termasuk
kemampuan analisis, berpikir kritis, keterampilan ilmiah, dan keterampilan
pemecahan masalah yang dapat memungkinkan mereka untuk merespon tuntutan
terus-menerus dan menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Sistem pendidikan di Mesir adalah tanggung jawab
Kementrian Pendidikan negara. Kementrian pendidikan bertanggung jawab
mulai dari pendidikan prasekolah sampai ke pendidikan tinggi dalam aspek
perencanaan, kebijakan, kontrol kualitas, koordinasi dan pengembangannya.
Pejabat-pejabat pendidikan di tingkat governorat bertanggung jawab atas
pengimplementasianya. Mereka yang memilih lokasi, membangun dan melengkapi
serta mengawasinya agar berjalan dengan baik. Mereka juga berusaha mendorong
sumbangan dan partisipasi masyarakat. Ringkasnya, mereka bertanggung jawab atas
segala sesuatu untuk menjamin terselenggaranya opersional sekolah dengan
efisien.
Mesir menerima bantuan dari Bank Dunia, UNICEF,
UNESCO, dan negara-negara sahabat seperti Amerika Serikat, German, Kerajaan
Inggris, dan negara-negara Arab. Walaupun jumlah bantuan itu cukup besar, namun
masih banyak lagi yang harus dicapai dalam bidang pendidikan, terutama dalam
meningkatkan efisiensi manajemen dan belanja pendidikan. Sekolah Azhar dibiayai oleh pemerintah sedangkan Sekolah Swasta
hanya mendapat subsidi.
B.
Sketsa
dan Sistem Pendidikan di Negara Saudi Arabia
Kerajaan Arab Saudi berdiri pada tahun 1932, yang
memproklamasikan berdirinya kerajaan arab Saudi adalah raja abdul aziz ibn
abdul rahman al-sa’ud. Jadi pendiri kerajaan ini adalah abdul aziz (almarhum)
yang wafatnya pada tahun 1373 H atau 1953 M. Sistem pemerintahan arab Saudi
adalah monarki dan menempati 80 persen luas semenanjung Arab. Secara geografis
negara ini berbatasan dengan Jordania, Kuwait, dan Irak di sebelah utara, Laut
Merah di sebelah barat, Qatar dan Uni Emirat Arab di sebelah timur, serta Yaman
dan Oman di sebelah selatan. Saudi Arabia adalah negara yang menganut hukum
berbasis Islam di mana hukum syariah sebagai dasar konstitusi dan sistem hukum.
Sistem pendidikan di Saudi Arabia sejak tahun
1950-an telah melancarkan usaha pendidikan. Pendidikan dilaksanakan secara
Cuma-Cuma bagi semua penduduk, seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah.
Bahkan, sekolah atau lembaga tertentu yang didirikan diluar negeri untuk
mempopulerkan bahasa arab atau kajian islam bukan hanya tanpa biaya, melaikan
pendaftaran yang diterima mendapatkan tunjangan dana akomodasi buku-buku serta
lainya. Belakangan ini arab Saudi telah menggandakan al-qur’an dan
terjemahannya yang telah dirafikasi oleh departemen agama di Indonesia untuk
dicetak dan dibagikan keberbagai mesjid serta institusi pendidikan islam
lainnya.
1.
Pendidikan
Tingkat Dasar
Sistem penjenjangan pendidikannya ditingkat dasar dibentuk
dua macam madrasah yaitu :
1) Madarash
Al-qur’an (sejenis taman pendidikan Al-qur’an di Indonesia)
2) Madarasah
ibtida’iyah (sekolah dasar), menggantikan sekolah desa yang dihapuskan pada
tahun 1954.
2. Pendidikan
tingkat Menengah
Untuk tingkat menengah,
semula terdapat dua jenjang sekolah umum (non kejuruan) yaitu kafaa dan
tauhijiyah yang masing-masing selama 3 tahun, tetapi kemudian di ubah menjadi
i’dadiyah yang lamanya belajarnya juga 3 tahun. Perubahan kebijakan pendidikan
di Saudi arabiah ini tidak mengalami kesulitan, diantaranya karena mengingat
komposisi masyarakatnya yang homogen, dengan islam sebagai satu-satunya
pandangan hidup.
3. Pendidikan
Tingkat Menengah Atas
Di tingakat sekolah menengah atas yang disebut
madrasah tsanawiayah terdapat dua jurusan :
1)
Ilmi
( jurusan ilmu pengetahuan)
2)
Adabi
(jurusan sastra)
Jadi sekolah ini bersifat
umum atau (non kejuruan) dengan focus memersiapkan para siswa untuk melanjutkan
studi ketingkat pergurun tinggi meskipun demikian bagi mereka yang bermaksud
untuk terjun kemasyarakat disediakan keterampilan tertentu oleh lembaga pendidikan
dengan berbagai alternatif jurusan, misalnya keguruan, perusahaan, perdagangan,
kajian al-qur’an dan teologi islam. Sebagai bentuk pembinaan pemuda, Saudi
Arabia berupaya meningkatkan prestasi dibidang olahraga dan kebudayaan yang
ditangani oleh badan Negara urussan kesejahteraan pemuda.
Masalah Pendidikan di Saudi Arabia ditangani oleh dua departemen yaitu:
1) Departemen Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan yang menangani
Pendidikan Dasar, Menengah, baik umum maupun khusus.
2) Departemen Pengajar Tinggi yang menangani lembaga pendidikan
tinggi, baik itu dilingkungan Perguruan tinggi Umum (PTU) maupun Perguruan
Tinggi Agama (PTA).
Saudi Arabia memiliki 7 universitas
dalam semua jurusan. Riyadh memilki universitas yang relatif lengkap yakni universitas
su’udiyah (ibn sa’ud university) yang terdiri atas fakultas sastra syri’ah,
hukum, dan kajian peradilan. Adapun university of riyadl memiliki berbagai
fakultas yaitu fakultas seni, sains, ekonomi, dan niaga, pertanian, tehnik,
perminyakan, kedokteran, farmasi, dan kedokteran hewan. Kuliah di universitas
ditempuh dalam waktu 4 tahun. di Riyadh ini terdiri dari dua sekolah tinggi
independent yakni institu kajian islam dan bahasa arab dan sekolah tinggi hukum
syari’ah. Disana juga terdapat tiga akademik yang semula terpisah yakni
fakultas mu’alimin (keguruan) dan fakultas syari’ah (hukum islam), pada tahun
1961 dileburkan menjadi satu fakultas yakni fakultas syri’ah dan tarbiayah.
Kedua fakultas terakhir itu lalu berkembang menjadi universitas
tersendiri yakni universitas medina yang memiliki 3 fakultas sebagai berikut :
a.
Fakultas
syari’ah
b.
Fakultas
Dakwa
c.
Fakultas
Ushuluddin
Karena pesatnya pertumbuhan ekonomi
Saudi Arabia, semua mahasiswa yang belajar di universitas Islam Madinah ini
diberi beasiswa, termasuk tiket perjalanan bagi mahasiswa luar negeri. Tujuan
universitas ini adalah agar mahasiswa ahli dalam bidang agama, ilmu syari’at
dan bahasa arab.
Makkah, di sampai sebagai pusat
penyelenggaraan ibada haji, juga sebagai pusat pendidikan. Di situ terdapat universitas
Ummul Quro’ yang meliputi fakultas pendidikan, syariah, dan kajian islam.
Selain itu, terdapat universitas Raja Abdul Aziz, yang terletak di Jeddah,
provinsi bagian timur dari kerajaan Saudi Arabia ini. Lokasinya berdekatan
dengan lading minyak di dahran. Meskipun memiliki fakultas non agama, seperti
fakultas Humaniora, ekonomi, kedokteran, teknik, Institut kajian Laut Merah,
minyak dan mineral, universitas ini termasuk dalam Pendidikan Tinggi Islam.
Selain itu, terdapat universitas Raja faisal,
yang memiliki empat fakultas, di Dhammam. Madrasah Darul Ulum al-Diniyah juga berlokasi di Makkah. Didirikan
pada tahun 1933 oleh orang-orang Indonesia, Malaysia, dan siam yang bermukim di
kota tersebut. Lembaga ini berstatus swasta dan mendapat donator tetap,
terutama dari sumbangan jamaah haji, dua departemen yang menengani pendidikan
sebagaimana dikemukakan sebelumnya, dan bantuan lain.
Jenjang pendidkan di madarasah ini
adalah :
1)
Ibtidaiyah
6 tahun
2)
Tsanawiayah
4 tahun,
3)
Aliyah 2
tahun.
Upaya menempuh pendidikan tinggi ini
terutama bagi para pangeran, pengusaha, atau kalangan berada lainya tidak hanya
diperoleh di lingkungan nasional, tetapi banyak pula yang menempuhnya di luar
negeri, di negara-negara barat. Interaksi demikian menyebabkan Saudi Arabia
berada dalam perjalanan percepatan modernisasi pendidikannya.
Kontak Indonesia dengan Saudi Arabia ini
telah terjalin sejak lama, terutama melalui jamaah haji. Gelombang pendidikan
pertama yang di tempuh oleh bangsa Indonesia untuk studi keislaman adalah
Makkah, melalui perjalanan haji yang dilanjutkan dengan muqim beberapa tahun di Makkah dalam rangka belajar agama islam.
Diantara mereka kemudian ada yang menjadi ulama terkemuka, bahkan menetap di
Makkah. Misalnya, Ahmad Khatib dari Minangkabau dan Syekh Nawawi dari Banten.
Mereka menetap, belajar, lalu menjadi ulama terkemuka di Makkah, yang kemudian
memengaruhi munculnya gerakan islam, baik secara individu maupun organisasi di
Indonesia.
C.
Sketsa
dan Sistem Pendidikan Di Negara Iran
Republik Islam Iran merupakan sebuah negara yang
terletak di Timur Tengah belahan utara bumi, antara 25 derajat dan 40 derajat
garis lintang serta 44 derajat dan 53 derajat garis bujur Greenwich. Negara ini
meliputi area seluas 1.648.195 km dan merupakan negara terluas keenam di dunia.
Letak negara ini sedemikian strategis sehingga tiga macam keadaan iklim dapat
dilihat diberbagai tempat yakni dengan laut kaspia yang beriklim lembab dan
daerah pegunungan yang setengah gersang, serta daerah padang pasir yang kering.
Secara politis iran mengalami transisi mendasar,
baik akibat revolusi maupun perang.
Transisi pertama adalah akibat revolusi,
yakni perubahan konstelasi politik dari bentuk negara otokrasi menjadi republik.
Bentuk negara otokrasi hendak dikembangkan oleh shahinshah Mohammad Reza
Pahlevi Aryamehr yang dinobatkan pada tahun 1925. Sejakitu Shah Reza Pahlevi
berniat membangkitkan model kerajaan Cyrus
I, atau paling tidak hendak menata kembali tradisi dan peninggalan
persipolis. Pada tahun 1963, ia memberlakukan apayang disebutnya sebagai White Revolution, sebuah program untuk
memperbaiki kondidi kehidupan penduduk, yang menurutnya telah mengalami banyak
ketertinggalan, kebodohan, penyakit, kemiskinan, dan lain-lain.
Pada tanggal 23 0ktober 1979, Reza Pahlevi yang saat
itu berusia 59 tahun dengan ditemani istrinya, farahdiba, meninggalkan meksiko
menuju amerika serikat untuk berobat karena penyakit kanker lypha yang konon
telah dideritanya saat ia berkuasa di iran. Taklama kemudian, ia meninggal.
Tirani kekuasaan otokratis Shah Reza Pahlevi ditumbangkan oleh People Power, lalu, bentuk
pemerintahannya berubah menjadi republic islam iran, jumhuriyah islamiyah,
dengan slogan la syaraiyah wala
gharbiyah, jumhuriyah Islamiyah (tidak timur ataupun barat, tetapi republic
islam). Setelah imam Khomeini wafat pada tahun 1989, suksesi nasional dilakukan
melalui pemilu.
Tansisi kedua adalah ketika perang
dengan irak selama hampir satu decade setelah revolusi iran meletus. Akibat dari
perang ini adalah kerugian infrastruktur ekonomi dan sosial yang tidak bisa
pulih dalam waktu singkat. Anggaran negara banyyak tersedot untuk supply amunisi senjata, rakyat
dimobilisasi untuk kepentingan militer, termaksud kaum perempuan. Ditambah lagi
dengan bencana alam, seperti gempah bumi, tanah longsor, dan kekeringan yang
acap kali menimpah iran. Pendidikanpun tidak urung terkena imbasnya karena
pengkaderan militer ditanamkan sejak dini di bangku sekolah. Gedung sekolah
kadang-kadang menjadi korban arti leri perang. Namun stelah genjatan senjata tercapai
sekitar tahun 1990-an, pemulihan seluruh bidang pembangunan mulai dilakukan.
Modernisasi di bidang ekonomi, politik, hukum, dan
pendidikan diprioritaskan. Dibidang ekonomi, produksi minyak yang tersendat
sewaktu perang iran-irak mulai dibangun kembali. Demokratisasi sistim politik
dibuka secara luas melalui pemilihan umum. Pengakuan terhadap hak-hak perempuan
terus diperhatikan. Kegiatan dipendidikan juga di tingkatkan. Transisi wajah
iran dari kekuasaan shah Reza Pahlevi yang otokratis kerepublik sejak ( tahun
1979), dan tercapainya genjatan senjata dalam perang iran-irak, benar-benar
telah mengubah kehidupan dan identitas bangsa iran.
Identitas bangsa iran saat ini dapat di uraikan
sebagai berikut :
a) Hampir
66% rakyat iran berasl dari bangsa Persia
b) Bangsa
dari turki 25%
c) Bangsa
dari kurdi 5%
d) Bangsa
dari arab 4%
Suku terkenal di iran adalah Klan Bakhtisri,
Cossack, Qajar, Turkaman, syahsoon, Kurd, Afsyar, sanjani, Gilak, dan
lain-lain. Karakter jasmaninya adalah tinggi sedang dengan mata dan alis
bewarna hitam. Mata uang iran adalah rial, yang nilainya sama dengan seratus
dinar. Ibu kotanya adalah Teheran. Iran terdiri atas 24 provinsi, 195 kota, dan
498 distrik yang diawasi oleh kepala provinsi, gubernur jenderal, dan gubernur
distrik. Bahasa resmi bangsa iran adalah bahasa Persia. Kalender resmi
pemerintah iran adalah kalender Syamsia, dengan
libur resmi mingguan pada hari jumaat. Bendera iran berwarna komposisi hijau,
putih, dan merah dengan lencana khusus yang menggunakan kata Allahu Akbar. Sistem pemerintahan iran
dibentuk atas kepemimpinan pemerintah (wilayah
al-arm) dan kepemimpinan agama (Imamah)
kepala pemerintahan adalah presiden, sedangkan kepemimpinan agana berasal dari faqih (wilayat al-faqih) yang diakui
sebagai pemimpin oleh rakyat.
Kondisi Pendidikan
Undang-Undang Dasar Republik Islam Iran memberi
penekanan pada kewajiban pendidikan dan pengajaran. Itulah sebabnya pemerintah
menyediakan sarana cuma-cuma bagi para pemuda dan anak-anak sampai tingkat
sekolah menengah pertama. Kementerian pendidikan dan pengajaran bertugas
mengurusi anak-anak agar mendapat pendidikan dasar hingga tamat SMP.
Adapun sistem pendidikannya dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Sekolah
persiapan (taman kanak-kanak), dimulai pada usia 5 tahun. di taheran dan kota
besar lainnya terdapat banyak TK, tetapi pendidikan prasekolah ini tidak secara
resmi menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional.
2) Sekolah
dasar, dimulai pada anak usia 7 tahun yang merupakan tahap awal proses
pendidikan. Pendidikan SD ini ditempuh selama 6 tahun. para siswa harus lulus
ujian sekolah pada tiap akhir tahun akademiknya supaya mereka bisa dipromosikan
untuk sekolah ditingkat selanjutnya. Dengan lulus ujian negara pada akhir kelas
6, mereka dapat masuk ke sekolah menengah.
Namun, tidak semua SD Iran terdiri atas 6 kelas.
Dibanyak pedesaan, sekolah ini hanya memiliki 4 kelas. Sebagian besar sekolah
yang terletak jauh dipelosok memiliki sekolah dengan satu ruang dan satu guru.
Meskipun begitu seorang murid tetap bisa mengikuti pendidikan SD selama 6 tahun
jika mampu menjangkaunya.
3) Sekolah
lanjutan pertama atau sekolah orientasi. Di sini proses pendidikan berlangsung
selama 3 tahun. pada tahap ini, siswa-siswa mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan dan persiapan untuk memilih bidang pengetahuan sesuai dengan
minatnya.
4) Sekolah
lanjutan atau sekolah sains teoretis. Sekolah lanjutan atas hanya ditempuh oleh
siswa-siswi yang lulus ujian sekolah menengah pertama. Sekolah ini merupakan tahap akhir sekolah.
Sekolah mengah ata terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu teori dan pratik.
5) Pendidikan
tinggi, yang ditempuh setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas
dan lulus seleksi.
Universitas Di Iran
Ada beberapa universitas di iran, diantaranya adalah
:
a) Universitas
Taheran. Universitas ini dilengkapi dengan berbagai macam laboratorium yang
cukup memadai untuk sebuah kampus modern.
b) Universitas
Allamah Thabathaba’i
c) Universitas
Manajemen Imam Shadiq
d) Universitas
Syahid Beheti
e) Universitas
Sains dan Teknologi Iran.
Sebelumnya telah berdiri banyak universitas, seperti
Universitas Tabriz (1947), Universitas Meshed (Mashhad, 1949), Universitas
Esfahan (1949), UniversitasGondishapour (dulunya adalah Universitas sitas
Ahvas, 1955), juga beberapa Universitas swasta, misalnya Universitas Pahlevi
atau Universitas Shiraz (1960), Universitas Nasional Iran (1961), dan
UniversitasTeknik Aryanehr (1965).
Di samping berbagai lembaga pendidikan tinggi tadi,
terdapat juga pendidikan teknik dan kejuruan. Untuk jenis ini, ada 3 tingkat
pendidikan teknik Iran.
Tingkat pertama, adalah program sekolah
dagang pasca-SD yang terkait dengan sekolah menengah pertama; ini merupakan
program akhir yang diarahkan pada pelatihan siswa agar menjadi pekerjaan yang
mahir dan terampil.
Tingakat kedua, adalah berkaitan dengan
sekolah menengah atas; para murid yang lulus dari sekolah menengah pertama bisa
diterima di sekolah teknik menengah atas ini. Sekolah ini dimaksudkan untuk
melatih para ahli teknik dan industri.
Tingkat ketiga, adalah sekolah tinggi
teknik yang menerima siswa yang telah menyelesaikan program akademik sekolah
menengah atau telah lulus dari sekolah menengah teknik. Sekolah tinggi ini
diniatkan untuk melatih para insinyur dan teknisi.
Perempuan merupakan pihak yang mendapat perhatian
khusus pemerintah Iran, terutama dalam hal pendidikannya. Pendek kata, dalam
pandangan islam perempuan mendapatkan nilai dan kebijakan yang lebih tinggi. Di
bandingkan dengan negara-negara islam di timur tengah lainya, partisipasi
perempuan Iran dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan, dan pemerintahan lebih
maju. Saat terjadi perang Iran-Irak, perempuan pun berjuang kemedan
pertempuran.
Gerakan feminisme pascarevolusi Iran kian meningkat
terutama datang dari aktivis yang mengenyam pendidikan dari barat. Sejak tahun
1995, debat isu gender antara pihak ulama dengan kaum feminis sering terjadi di
forum ilmiah, khususnya di perguruan tinggi. Salahsatunya Film yang lain, Runaway, yang diputar pada tahun 2000 di
Teheran, mendapat tanggapan luas dari masyarakat Iran, khususnya kaum
perempuan. Dalam film keduanya ini, Ziba Mir-Hosseini mengisahkan bagaimana
perempuan iran belajar menentang peraturan lama ditengah cepatnya perubahan
yang terjadi di negaranya. Film menggambarkan seorang perempuan berusia 15
tahun yang mencari kebebasan, cita-cita di masa depan, dan pengalaman di tengah
masyarakat yang menerapkan aturan dan standar ganda bila masalahnya dihadapkan
dengan isu gender. Islam and Gender: the
Religious Debate in Contemporary Iran merupakan karya tulis ilmiah yang
menggentengkan masalah gender dari berbagai sudut pandang, ditulis sebagai
wujud keprihatinan perempuan terhadap pratik yang terjadi selama ini di Iran.
Isu poligami dan nikah mut’ah akhir-akhir ini
menjadi tema sentral gerakan perempuan iran yang semakin terbuka akibat
modernisasi pendidikan yang terjadi. Selain itu, revolusi Iran 1979 berakhir di
tangan kekuasaan rezim teokratik yang mampu memobilisasi bagian penting dari
pemuda kota untuk kepentingan perang dengan Irak dan mewujudkan utopia Islam.
Dua decade berikutnya muncullah bentuk baru gerakan politik-kultural dengan
kecenderungan demokrasi, yang utamanya dibangun oleh tiga kelompok, yaitu kaum
intelektual, para mahasiswa, dan kaum perempuan.
Peristiwa revolusi islam Iran, sebenarnya
memengaruhi kehidupan umat islam di berbagai belahan dunia. Peristiwa tersebut
memunculkan seberkas harapan dari awal kebangkitan islam sebab imam Khomeini
sebagai figur ulama karismatik ternyata dipandang mampu menggulingkan kekuasaan
rezim shah yang pro-Barat, secara revolusioner. Indonesia, Malaysia, Pakistan,
dan lainnya yang berpenduduk mayoritas muslim tidak urung mengikuti
perkembangan kebangkitan islam di Iran tersebut sehingga membangkitkan simpati
umat islam. Bagi Indonesia, hubungan dengan Iran adalah persaudaraan yang
diikat oleh banyak kesamaan, terutama agama islam, lepas dari mazhab apa yang
dianutnya. Bahkan, salah satu teori tentang masuknya islam di Indonesia adalah
lewat jalur perdagangan dari Persia. Buku-buku kajian keislaman kontemporer
yang bersumber dari sarjana iran, misalnya Ali syariati, Sayid Hosein Nasr,
Murtadha Munthahari, atau Thaba’taba’I dikenal sebagai literatur Islamic Studies dan dipelajari oleh para
mahasiswa secara terbuka. Dalam hal joint
riset dan pendidikan, entah mengapa negara-negara islam, timur tengah,
termasuk Iran, tidak menanganinya secara serius, seperti halnya yang dilakukan
oleh negara-negara barat. Dalam jangka waktu lama, tentu saja hal ini akan
menimbulkan asosiasi budaya.
Kurikulum Pendidikan
Sekolah Persiapan
Pada jenjang sekolah Persipan murid diajarkan
mengenai belajar bahasa, pengantar matematika, dan konsep sains, lebih-lebih
pada nilai-nilai agama dan kepercayaan. Selain itu juga meliputi tentang
kegiatan ketrampilan seperti kerajinan tangan, menggunting, mancetak,
menggambar, bercerita, bermain, dan berolahraga.
Sekolah Dasar
Fokus kurikulum pendidikan dasar adalah pada
pengembangan ketrampilan dasar baca dan berhitung, studi lingkungan dalam tema
fisik dan fenomena social, dan pembelajaran agama. Semua mata pelajaran dan
buku pelajaran untuk sekolah dasar diputuskan dan disiapkan pada level pusat.
Sekolah Lanjutan Pertama
Kelompok agama minoritas melakukan pembelajaran
khusus mereka dan terdapat daftar bacaan khusus untuk kelompok sunni.
Diwajibkan untuk lulus semua mata pelajaran pada jurusan yang berbeda.
Pembelajaran digunakan dengan bahasa Persia pada semua level. Untuk daerah
bilingual, maka diadakan kursus satu bulan untuk mengajarkan kunci-kunci konsep
bahasa sebelum tahun ajaran baru di mulai. Ujian dilakukan pada akhir kelas III
yang diadakan oleh level kabupaten dan propinsi.
Sekolah Lanjutan Atas
Sekolah Lanjutan atas diperuntukkan bagi siswa yang telah lulus
sekolah menengah dasar. Mata pelajaran yang ditawarkan dikelompokkan dalam
jurusan sebagai berikut:
·
Jurusan akademik:
tujuan jurusan ini adalah mempromosikan pengetahuan umum dan budaya. Tedapat
ujian akhir yang dikelola oleh tingkat nasional dan bagi siwa yang lulus
mendapat ijazah diploma.
·
Jurusan teknik dan
pendidikan kejuruan: Jurusan ini terdiri dari tiga bidang: teknik pertanian dan
kejuruan.
·
Jurusan kar-danesh
(knowledge skill): Tiap kar-danesh mempunyai silabi yang dikembangkan di
bawah secretariat pendidikan menengah proses pendidikan ini mencakup 400
ketrampilan, berbeda dengan jurusan yang lain. Pendidikan ini bersifat berbasis
kompetensi. Siswa yang berhasil dianugrahi ijazah terampil tingkat II, dan
diploma.
D.
Sketsa
dan Sistem Pendidikan di Negara Irak
Karakteristik pendidikan di Irak dapat dikatakan
sebagai betuk lembaga bercorak nasionalistik, dan progresif. Sebagai institusi
pendidikan nasionalistik, maksudnya adalah untuk menumbuhkan kesadaran
nasionalisme bagi generasi mudah bangsa, untuk menarik kembali tradisi Irak
sebagai pusat kemajuan kebudayaan Arab dimasa lampau, dan mendorong masa
depannya demi kesejahteraan manusia. Adapun demokratis, maksudnya adalah
memberikan kesempatan yang sama dalam pendidikan bagi setiap masyarakat tanpa
mengenal kelas dan ras. Sementara itu, progresif maksudnya adalah mengikuti
perkembangan dan kemajuan zaman.
Sistem perjenjangan pendidikan di Irak tersusun
dalam 3 tingkat, yaitu 6 tahun tingkat sekolah dasar serta 5 tahun sekolah
menengah yang terbagi atas dua bagian, yakni 3 tahun pertama untuk sekolah
menengah dan 2 tahun berikutnya untuk sekolah menengah lanjutan.
Kurikulum
pada sekolah lanjutan pertama meliputi mata pelajaran agama, bahasa arab,
bahasa inggris, matematika, biologi, fisika, kimia, olahraga, dan menggambar.
Pada sekolah lanjutan tingkat kedua terdapat kursus khusus untuk siswa
perempuan tentang pengasuhan anak. Adapun program pelajaran untuk siswa
laki-laki terbagi dalam tiga bagian, yaitu sains, niaga, dan sastra.
Sistem
perjenjangan adalah 6-3-2 tahun, sementara pendidikan tinggi ditempuh antara 4
sampai 6 tahun. Jadi sistem pendidikan di irak merupakan sistem anak tangga
sederhana yang meliputi sekolah dari tingkat prasekolah sampai universitas.
Pendidikan prasekolah berlangsung selama 2 tahun, dengan pendaftaran sejak usia
4 tahun. Jenjang pendidikan ini mendapat sedikit perhatian dari pmerintah pada
pertengan tahun 1960-an hanya terdapat 15.000 murid yang terdaftar setiap
tahunnya.
Departemen pendidikan menangani beberapa masalah,
antara lain sebagai berikut.
1. Pendidikan
dasar, yang berlaku untuk semua anak usia sekolah;
2. Pendidikan
untuk orang dewasa;
3. Pendidikan
menengah dan kejurun;
4. Pendidikan
tinggi.
Pada tahun 1951 tanggung jawab untuk memimpin
sekolah dasar dipindahkan dari Departemen Pendidikan ke pemerintah local
(tingkat provinsi) di negara tersebut. Langkah desentralisasi pendidikan ini bertujuan
untuk memberikan peluang pada daerah agar dapat lebih berpatisipasi dalam
bidang pendidikan.
Pada pendidikan di Irak diatur dalam undang-undang
pendidikan umum No.57 tahun 1940. Adminitrasi pendidikannya ditangani dan
berada di bawa wewenang secara sentral oleh kementrian pendidikan yang menjadi
anggota dewan menteri yang bertanggung jawab langsung kepada parlemen. Menteri,
deputi menteri, dan Direktorat Jenderal Menteri dari Dewan Pendidikan melakukan
supervisi langsung, pengawasan, dan adminitrasi semua lembaga pendidikan
termasuk beberapa sekolah swasta yang mengikuti ketentuan kurikulum pemerintah;
menetapkan kebijakan pendidikan; melakukan review
dan menyetujui anggaran; menetapkan sendiri kurikulum dan buku teksnya;
serta mengangkat semua tenaga pengajar dan adminitrasi. Tiap provinsi irak
memiliki direktur pendidikan sendiri yang berhak mengatur urusan adminitrasi
pendidikan secara local. Sejak tahun 1968 ada upaya memberikan kewenangan
kepada provinsi agar lebih bertanggung jawab dengan jalan pemberian tugas
adminitrasi yang bersifat desentralisasi, khususnya pada jejang pendidikan
dasar.
Pendidikan umum di irak diberiakan secara Cuma-Cuma
untuk semua tingkat, biaya seluruhnya ditanggung oleh negara. Hampir 60 %
anggaran pendidikan dibiayai oleh menteri pendidikan dan 40 %nya berasal dari
kontribusi menteri perencanaan. Sekitar 25% APBN-nya disediakan untuk dana
pendidikan.
1.
Pendidikan
Dasar
Kementerian pendidikan merasakan bahwa tanggung
jawab utamanya adalah memperluas pendidiak dasar sesegera mungkin, mengingat
terdapat 40% anak usia sekolah yang masih belum terdaftar. Walaupun pembangunan
gedung sekolah baru belum memenuhi kebutuhan bagi pendidikan, lebih dari 1.500
gedung SD telah dibangun sejak tahun 1964. Program pemerintah yang bertujuan
untuk memperluas pendidikan dasar telah berhasil. Hal itu telah tampak fakta
bahwa pada pertengan tahun 1960-an terdapat 85% anak laki-laki dan 38 persen
anak perempuan usia sekolah dasar yang telah tedaftar.
Pendidikan dasar wajib diikuti dan berlangsung selam
6 tahun, jika muridnya berhasil. Seluruh irak memberlakukan kurikulum standar
meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk menyediakan pelatihan pertanian
secara prkatis disekolah-sekolah dasar pedesaan. Namun karater kurikulum yang
amat berorientasi tradisional dan banyak waktu pelajaran dikelas yang
dihabiskan untuk belajar bahasa arab klasik, kajian alqur’an dan islam,
penanaman cara berpikir yang benar, cita-cita tinggi, serta rasa identitas dan
kesetiaan bangsa yang kuat.
Pola
pengajaranya sebagian besar merepresentasikan fakta yang harus dihafal oleh
siswa tanpa daya kritis. Ujian menjadi amat penting. Keberhasilan siswa pada
jenjang dasar, juga jenjang lanjutan, hampir seluruhnya ditentukan oleh hasil
ujian Bacaloriat yang diadakan diseluruh
negeri dan dilaksanakan pada akhir sekolah dasar yaitu pada waktu kelas enam.
Meskipun kehidupan konservatif masih tetap bertahan
bagi kebanyakan keluarga muslim (terutama didaerah pedesaan) mereka menghindari
berkembangnya co-education di Irak,
kecuali ketika berada ditingkat universitas. Lebih dari sepertiga SD yang ada
menerapkan koedukasi. Kebanyakan sekolah ini adalah sekolah prempuan yang
terletak di kota besar dengan staf pengajar perempuan, dan disitu sedikit murid
laki-laki yang diterima atau sebaliknya sekolah lelaki yang berada di kota,
yang terlalu kecil lahanya untuk
menampung dua jenis sekolah dasar, atau sekolah tanpa guru perempuan yang
menjadi staf pengajar bagi sekolah perempuan. Dengan demikian, dibeberapa
daerah koedukasi terjadi karena kondisi “terpaksa”.
2.
Pendidikan
menengah
Pendidikan menengah di irak dibagi kedalam tingkat intermediate dan preparatory, yang masing-masing berlangsung selama tiga tahun. Pada
mulanya sekolah menengah dirancang untuk menyiapkan alumni sekolah dasar bagi
pelayanan pemerintah atau masuk ke universitas. Sejak tahun 1950 pendidikan
menengah dibagi menjadi program sekolah umum dan kejuruan.
Dalam program sekolah umum, para murid mengikuti
kurikulum umum selama tiga tahun pertama ketika berada disekolah intermediate. Para pelajar meneruskan
mata pelajaran yang disampaikan di sekolah dasar, lalu diperkenalkan denga mata
pelajaran matematika dan fisika. Para pelajar yang sukses bersaing dalam
pelajaran intermediate ini dapat masuk kesekolah preparatory, selama tiga tahun, dan
disini mereka dapat memilih kurikulum sastra ataukah ilmiah. Kurikulum ilmiah
dirancang untuk menolong menguragi keterbatasan yang takut dari lulusan sekolah
tinggi yang telah terlatih dalam pelajaran teknis. Program sekolah menengah
umum tetap menjadi aliran dalam pendidikan menengah di Irak.
Karena kebutuhan mendesak bagi tenaga kerja
terampil, pengrajin, dan para ahli teknik, menteri pendidikan mendorong
perkembangan pelatihan vokalsional. Pada tahun 1967 sekitar 36 sekolah kejuruan di irak setiap tahunnya melatih
lebih dari 8000 murid, 16 sekolah diantaranya mengajarkan ekonomi keluarga,
khusus bagi pelajar perempuan. Murid-murid sekolah kejuruan bisa memilih 4
program yang ditawarkan, yaitu pertanian ekonomi industri, ekonomi keluarga dan
niaga. Pada tiga bidang pertama, para murid diperkenankan untuk mengikuti
program pendidikan selama 6 tahun penuh setelah berhasil bersaing dalam ujian
tingkat dasarnya. Adapun murid disekolah jurusan niaga harus menyelesaikan
tingkat intermediate dalam sekolah
menengah umum sebelum diterima dalam program pendidikan dua tahun. Kurikumlum
pada setiap sekolah dibuat menurut kebutuhan niaga tetapi berbagai upaya
dilakukan untuk memelihara keseimbangan yang baik antara studi teoretis dan
amplikasi praktis dalam ilmu pengetahuan. Korikulum komirsial (niaga)meliputi
pelatihan accounting, hukum dagang,
aritmatika, surat menyurat, ekonomi, mengetik dan bahasa inggris. Dalam
hubungannya dengan pelajaran umum kurikulum pertanian sama dengan ekonomi
keluarga dan ekonomi industri, yakni bahwa para murid di ketiga jurusan
tersebut diberi latar belakang yang kuat dalam mata pelajaran budaya umum,
seperti agama, bahasa arab, bahasa inggris, pengetahuan umum dan matematika,
serta pertolongan pertama dan kesehatan. Mata pelajaran khusus bagi murid
pertanian meliputi teori dan praktek produksi tanaman dan hewan, tanah,
irigasi, pengolahan sawah dan ekonomi. Pada lulusan sekolah kejuruan menerima
serifikas tanda lulus menengah. Banyak diantaranya melanjutkan disekolah tinggi
akutansi dan adminitrasi bisnis, sekolah tinggi pertania, atau sekolah tinggi
perempuan di universitas bagdad atau keinstitut teknik sipil tinggi dalam ilmu
sosial, menteri kesehatan mengatur pelajaran perawatan selama tiga tahun bagi
para murid yang telah menyeleesaikan pendidikan intermediante.
3.
Pendidikan
swasta
Pendidikan swasta memaikan peran penting, tetapi
kian merosok pengaruhnya di irak dibawah undang-undang Irak, para orang tua
dilarang mengirim putra putrinya masuk ke sekolah dasar swasta. Akibatnya
lembaga pendidikan swasta di irak hanya ada pada level menengah atau tinggi.
Sekolah swasta Irak dan sekolah asing umumnya mengikuti kurikulum pemerintah
dan harus sesui dengan pengaturan negara tentang kualifikasi guru, buku teks,
dan ujian. Sekoalah swasta memberi penekan
lebih pada bahasa asing dan berkosentrasi pada pelajaran bahasa inggri meskipun
begitu, bahasa pengantar di semua sekolah dasar dan menengah di irak
menggunakan bahasa arab. Adapun bahasa inggris diajarkan sebagai bahasa kedua
ditingkat lima hingga sebelas.
Setelah perang Arab-Israel pada tahun 1967, sekolah
tinggi baghdad yang diselenggarakan oleh kaum Jesuit, yakni sekolah persiapan (preparatory) dan universitas al-hikmah
di ambil alih oleh pemerinta irak. Sekolah Jesuit pun disingkirkan. Walaupun
saat ini dikelolah oleh universitas Baghdad, sekolah-sekolah tersebut tetap
menggunakan pengantar bahasa inggris.
4.
Pendidikan
Guru
Agar dapat melatih ribuan guru, dibutuhkan staf
sekoalah dasar (primary), menengah (intermediante), dan persiapan (preparatory). Itulah sebabnya menteri
pendidikan telah membuka sejumlah institute pelatihan guru, lebih dari 30
sekolah menawarkan kuliah 3 tahun bagi lulusan
sekolah menengah yang hendak mengajar di sekolah dasar. Lulusan sekolah
persipan juga bisa melengkapi kuliahnya hanya dalam waktu 2 tahun. Kurikulumnya
meliputi sejumlah mata pelajaran akademik umum dan kuliah khusus pedagogis. Di
akhir tahun para mahasiswa melakukan latihan mengajar dibawah pengawasan ketat
para guru yang berpengalaman. Pelatihan bagi para guru sekolah mengah dilayani di institute tinggi pelatiahan guru
yang sekarang telah menjadi bagian universitas Baghdad. Para guru sekolah
persiapan di rekrut dari kalangan lulusan sekolah tinggi pendidikan dan
seklolah tinggi perempuan di baghdad. Akan tetapi, gelar B.A atau B.S, dari
sekolah tinggi lain juga dipandang telah memenuhi kualifikasi mengajar di
tingkat sekolah persiapan. Sekolah tinggi seni di universitas di Baghdad
melatih para guru sekolah dasar, menengah, dan pesipan dalam program 3 tahun.
institut tehnik tinggi di Baghdad menyediakan kuliah pelatihan guru selama 4
tahun bagi guru sekolah tehnik dan kejuruan. Pembelajaran tahun kelima dalam
pelatihan ini diberikan melalui metode praktik mengajar disekolah-sekolah
tersebut, yang bisa di ambil oleh mahasiswa pilihan.
5.
Pendidikan
Kaum Dewasa
Irak yang rata-rata anka buta hurufnya sekitar 50%
mengakui perlunya peningkatan kaum dewasa (adult
education). Upaya ini secara tidak resmih telah berjalan sejak tahun 1922
lalu pada tahun 1929 program pendidikan bagi kaum dewasa ini diambil alih oleh
menteri pendidikan, walaupun program umumnya berkaitan dengan pelayanan
pelatihan baca tulis, usaha yang sukses juga telah dicapai dengan memasukan
pelatihan kesehatan, masalah, sosiokonomi, agama, dan aritmatika sebagai
materi. Bagi kaum perempuan ada pelajaran ekonomi keluarga, perawatan anak
kesehatan seni merajut dan menjahit. Program ini telah diperluas, khusunya
bagi wilaya pedesaan.
6.
Pendidikan
Tinggi
Perkembangan pendidikan tinggi di irak telah dimulai
sejak kekuasaaan kaum sumeriam sekitar 2000 tahun SM. Sebuah lembaran yang
terbuat dari tanah liat yang dikeringkan yang berasal dari periode tersebut
ditemukan berisi daftar pendek coefficient
dan tiga masalah aljabar; dua diantaranya masalah tersebut mengarah pada
persamaan kuadrat. Di bawah pemerintahan abbasia, sekolah tinggi kedokteran
didirikan di baghdad pada tahun 931 m. pendidikan universitas modern secara
resmi telah diatur dalam undang-undang No. 60 tahun 1956 yang menyebutkan
pendidikan universitas di Baghdad. Universitas ini secara sah berada dalam
pengawasan langsung dewan menteri, tetapi kenyataannya merupakan swantantra,
yakni struktur adminitrasinya di tangani oleh dewan universitas yang meliputi
rector universitas, pembantu rector, para dekan sekolah tinggi, sebagian guru
besar beserta perwakilan dari menteri pendidikan. Posisi rector adalah independent secara penuh dan bertanggungjawab dalam urusan
akademik, adminitrasi, dan keuangan universitas. Biaya tunjangan dan
universitas seluruhnya ditanggung oleh pemerintah. Rata-rata program studinya
selesai ditempuh dalam jangka waktu 4 tahun.
Adapun kuliah disekolah tinggi kedokteran ditempuh
selama 6 tahun; 5 tahun studinya dipersyaratkan untuk dilalui disekolah tinggi
arsitektur, kesehatan gigi, farmasi, dan kedokteran hewan. Kuliah program
pendek bisa ditempuh disekolah tinggi dagang (komersial) bahasa inggris
merupakan bahasa instruksional bagi sekolah tinggi kedokteran di universitas
Baghdad dan bagi sekolah tinggi teknik di universitas mosul. Hal tersebut
dominan sekali meskipun bukan merupakan bahasa eksklusif bagi pembelajaran
disekolah tinggi kesehatan gigi, farmasi, tehnik, sains, dan kedokteran hewan
di universitas Baghdad; disemua sekolah tinggi lain di universitas mosul, serta
di sekolah tinggi tehnik dan sains di universitas bahsra.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang penulis ambil dari inti pokok
makalah ini, bahwa dalam ilmu Perbandingan
Pendidikan Islam digunakan konsep-konsep pemahaman Sketsa Pendidikan di
Negara Islam (Mesir, Saudi Arabia, Iran, Irak), untuk bisa mengetahuinya.
Sistem pendidikan di Negara Mesir,
Saudi Arabia, Iran, dan Irak :
Ø Segi Jenjang Pendidikan
sama, namun penamaannya berbeda.
Ø Segi Kurikulum
berbeda, di Mesir menonjolkan antara
pendidikan agama dan umum, Saudi Arabia
lebih menonjolkan pendidikan agama di bandingkan pendidikan umum, di Iran menonjolkan antara pendidikan
agama, umum dan budaya, , di irak menonjolkan pendidikan agama di
bandingkan pendidikan umum.
Ø Segi tanggung jawab
pendidikan, di Mesir ditangani oleh Kementrian Pendidikan Negara saja,
Pendidikan di Saudi Arabia ditangani oleh dua
departemen. Pendidikan di Iran di pegang oleh Kementerian Pendidikan dan
Pelatihan. Pendidikan di
Irak di bawah tanggung jawab Kementerien
Pengajaran.
B.
Saran
Makalah ini masih terbatas untuk rujukan bahan
pengetahuan, olehnya itu, kepada para pembaca agar melihat referensi lain yang
terkait dengan pembahasan makalah ini sebagai bahan kajian ilmu untuk pembaca
tentang sketsa pendidikan di beberapa
negara islam yang valid. Sekali lagi, masukan dari pembaca, baik berupa saran
ataupun kritikannya dengan hati yang lapang, tangan yang terbuka kami terima
tentunya yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat bernilai guna dan
bernilai ibadah di sisi Rab semesta alam.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Abd. Rahchman Asssegaf,
M.A, Internasionalisasi Pendidikan, Sketsa Perbandingan Pendidikan di
Negara-Negara Islam dan Barat, Gama Media, Yogyakarta, 2003
Prof. Dr. Drs. H. Agustian
Syah Nur, MA, Perbandingan Sistem
Pendidikan 15 Negara, Lubuk Agung, Bandung.
Mahmud
Yunus, Perbandingan Pendidikan Modern di
Negara Islam dan Intisari Pendidikan Barat, (Jakarta : CV. Al-Hidayah.
1968), cet. Ke-1, hal. 99.
Aminuddin Rasyad, Sistem Pendidikan di Perancis,
2000, Makalah Seminar Kuliah Perbandingan
Pendidikan Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullha Jakarta, 9 Oktober 2000,
hal.17.
Mukti Ali,
Sistem Pendidikan di Kamboja, 2000,
Makalah di Seminarkan pada Mata Kuliah Perbandingan Pendidikan Pasca
Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 4 Desember 2000, hal.1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar