Segala
puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
tepat waktu.
Berikut
ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Kebudayaan dan
Masyarakat", yang mmenurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita untuk mempelajarinya.
Melalui
kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang
tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan
ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Pasarwajo,
18 November 2014
Penyusun
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering
membicarakan soal budaya . juga dalam kehidupan sehari-hari, orang tak mungkin
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. setiap hari orang melihat,
mempergunakan dan kadang-kadang merusak kebudayaan. namun apakah yang disebut
kebudayaan itu ? apakah masalah tersebut penting bagi kehidupan tersebut
penting bagi penyelidikan bagi kebudayaan .
kebudayaan sebenarnya secara khusus dan secara teliti
dipelajari oleh antropologi budaya. akan tetapi, walaupun demikian, seorang
yang memperdalam tentang sosiologi sehingga memusatkan perhatiannya terhadap
masyarakat, tak dapat menyampingkan kebudayaan dengan begitu saja karena
dikehidupan nyata , keduanya tak dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwi
tunggal . sebagai mana telah diuraikan dalam bab I yang berjudul pendahuluan,.
masyarakat adalah yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dengan
demikian, tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tak ada
kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. walaupun secara
teoritas dan untuk kepentingan analistis, kedua persoalan tersebut dapat
dibedakan dan dipelajari secara terpisah.
Dua orang antropologi terkemuka yaitu Melvile J. Herskovit dan bronislaw
Malinowski, mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang
dapat dalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu ! kemudan, Herskovits memandang kebudayaan sebagai suatu yang
super organic karena kebudayaan yang
turun temurun dari generasi kegenerasi tetap hidup terus , walaupun orang-orang
yang menjadi anggota masarakat
senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan umat manusia pun mengalami
perubahan. Menurut para pemikir post modernis dekonstruksi, dunia tak lagi
berada dalam dunia kognisi, atau dunia tidak lagi mempunyai apa yang dinamakan
pusat kebudayaan sebagai tonggak pencapaian kesempurnaan tata nilai kehidupan.
Hal ini berarti semua kebudayaan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan
yang ada hanyalah pusat-pusat kebudayaan tanpa periferi. Sebuah kebudayaan yang
sebelumnya dianggap pinggiran akan bisa sama kuat pengaruhnya terhadap
kebudayaan yang sebelumnya dianggap pusat dalam kehidupan manusia modern.
Wajah kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai proses linier yang selalu
bergerak ke depan dengan berbagai penyempurnaannya juga mengalami perubahan.
Kebudayaan tersebut tak lagi sekadar bergerak maju tetapi juga ke samping kiri,
dan kanan memadukan diri dengan kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau
kebudayaan itu sendiri.
B.
Rumusan Masalah
Dari gambaran latar belakang masalah diatas penulis
dapat menarik beberapa rumusan masalah untuk dijadikan pokok pembahasan dalam
makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian dari kebudayan dan masyarakat
2. Bagaimana kehidupan kebudayaan
dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari ?
3. Bagaimana pentingnya
kebudayaan dimasyarakat ?
C.
Tujuan Penulis
Untuk mengetahui sejauh mana
hubungan kebudayaan dan masyarakat. Tujuan dari makalah kami ini adalah untuk memaparkan
tentang budaya dan masyarakat, agar pembaca dapat memahami arti kebudayaan bagi
masyarakat itu sendiri.
Memahami pentingnya budaya, memahami bagaimana
unsur-unsur budaya dan bagaimana budaya dapat melekat pada pribadi manusia.
Kami juga berharap agar pembaca dapat mengamalkan apa
yang telah diperolehnya dari makalah kami ini. Selanjutnya marilah kita
menyimak isi dari makalah in
BAB II
PEMBAHASAN
KEBUDAYAAN
DAN MASYARAKAT
A.
Pengertian Kebudayaan dan
Masyarakat
1.
Pengertian Kebudayaan
Kata “ kebudayaan” berasal
dari ( bahasa sangsekerta ) buddhayah yang merupakan jamak kata “buddhi” yang
berarti budi atau akal. kebudayaan diartikan sebagai “ hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal”.
Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal
dari kata latin colore. artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah
atau bertani. dari asal arti tersebut, yaitu celore kemudian colture, diartikan
sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Kebudayaan adalah kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat
dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
manusai sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain kebudayaan
mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari
pola-polaprilaku yang normative. artinya mencakup segala cara-cara atau
pola-pola berpikir.
Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat. karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan benda atau
kebudayaan jasmani ( material culture ) yang diperlukan oleh manusiauntuk
menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnyadapat diabdikan untuk
keperluan masyarakat.
Rasa yang meliputi jiwa
manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah
dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalh yang masyarakat
dalam arti yang luas. didalamnya termasuk misalnya saja agama, idiologi, kebatinan,
kesenian, dan semua unsure yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang
hidup sebagai anggota masyarakat.
selanjutnya, cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan yang hidup
bermasyarakat, dan yang antara lain menghasilkan filsapat serta ilmu
pengetahuan. cipta merupakan, baik yang berwujud teori murni, maupun yang telah
disusun untuk dinamakan pula kebudayaan rohaniah ( spiritual atau imimaterial
culture ). semua karya, rasa, dan cipta dikuasai oleh orang-orang yang
menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagaan besar atau
dengan seluruh masyarakat.
2.
Pengertian
Masyarakat
Masyarakat
adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan
tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Seperti; sekolah, keluarga,
perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat
Dalam
ilmu sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat
paguyuban dan masyarakat petambayan. Masyarakat paguyuban terdapat hubungan
pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara
mereka. Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-angotanya.
Dan
juga menurut para ahli ;
o
Koentjaraningrat
Masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama.
o
Selo Soemardjan
Masyarakat
adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
o
Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat
merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama
serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
o
J.L Gillin dan J.P Gillin
Masyarakat
adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap,
dan perasaan persatuan yang sama.
o
Emile Durkheim
Masyarakat
adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga
menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.
o
Karl Marx
Masyarakat
adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau
perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi
secara ekonomi.
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah manusia yang hidup
bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling
berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan
perasaan persatuan yang sama.
Pendapat tersebut diatas dapat
saja dipergunakan sebagian pegangan. Namun demikian, apabila dianalisi
lebih lanjut, manusia sebenarnya mempunyai segi material dan segi spiritual
didalam kehidupannya. Segi material mengandung karya,
yaitu kemampuan manusia untuk menghasilkan benda-benda maupun lain-lainya yang berbentuk benda. segi spiritual
manusia mengandung cipta yang menghasilkan ilmu pengetahuan, karsa yang menghasilkan
kepercayaan, kesusilaan, kesopanan, dan hukum, serta rasa yang menghasilkan keindahan. Manusia berusaha menghasilkan ilmu pengetahuan melalui logika, menyerasikan prilaku terhadap kaidah-kaidah melalui
etika, dan mendapatkan keindahan melalui estetika. hal itu merupakan kebudayaan
yang juga dapat dipergunakan sebagai patokan analisis.
B.
Unsur-Unsur Kebudayaan dan
Masyarakat
1.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau
masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecilyang
merupakan bagian dari sesuatu kebulatan yang bersifat dari kesatuan. misalnya
dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya majlis permusyawaratan
rakyat, disamping adanya unsure-unsur kecil seperti, sisir, kancing, baju,
peniti dan lainya yang dijual dipinggir jalan.
Berapa orang sarjana yang
mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi. misalnya, Melville J.
horskovits mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1) Alat-alat teknologi
2) Sistem ekonomi
3) Keluarga
4) Kekuasaan politik
Brinislaw Molinowski, yang
terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi,
menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan, antara lain :
1) Sistem norma yang kemungkinan
kerja sama antara para anggota masyarakat didalam upaya menguasai alam
sekelilingnya ,
2) Organisasi ekonomi,
3) Alat-alat atau lembaga atau
petugas pendidikan ; perlu diingat keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
paling utama,
4) Organisasi kekuatan
Masing-masing unsur tersebut,
beberapa unsur-unsur kebudayaan , untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya
diklasifikasikan kedalam unsur-unsur pokok atau besar kebudayaan, lazim disebut
cultural universals. istilah ini menunjukan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat
universal, yaitu antropolog yang membahas persoalan tersebut secara dunia ini. Para antropolog yang membahas persoalan tersebut secara
lebih mendalambelum mempunyai pandangan seragam yang dapat diterima,.
antropolog C. kluckhohn didalam sebuah karyanya yang berjudul universal
catefories of culture telah menguraikan ulasan para sarjana mengenai hal itu.
2.
Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam
masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1)
Beranggotakan minimal dua orang.
2)
Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3)
Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang
menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan
hubungan antar anggota masyarakat.
4)
Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan
kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Dalam masyarakat pasti akan
ada interaksi sosial, yang bermula dari individu melakukan tindakan sosial
terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan perbuatan-perbuatan yang
ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud atau tujuan tertentu. Oleh
karena adanya sifat memengaruhi satu sama lain, tindakan ini menyebabkan
hubungan sosial. Jika hubungan sosial ini berlangsung timbal balik maka akan
menciptakan interaksi sosial.
C.
Fungsi Kebudayaan bagi
Masyarakat
Kebudayaan mempunyai fungsi
yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. bermacam kekuatan yang harus
dihadapimasyarakat dan anggota-anggotanyaseperti kakutan alam , maupun
kekuatan-kekuatan lainnya didalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik baginya. selain
itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik dibidang spiritual
mauun material. kebutuhankebutuhan masyarakat tersebutdiatas untuk sebagian
besar dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri. dikatakan sebagian besar karena
kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil
ciptaanya juga terbatas didalam memenuhi segala terbatas didalam memenuhi
segala kebutuhan.
Dalam tindakan –tindakan untuk
melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan, manusia
bersikap menyerah dan semata-mata bertindak didalam batas-batas untuk
melindungi dirinya. Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang hingga kini
masih rendah taraf kebudayaan. Misalnya suku bangsa kubu yang yang tinggal dipedalaman daerah
jambi masih bersikapmenyerah terhadap lingkungan alamnya. Rata-rata mereka itu masih merupakan masyrakat yang belum
mempunyai tempat tinggaltetap karena persedian bahan pangan semarta-mata tergantung
dari lingkungan alam. Taraf teknologi mereka belum tercapai tingkatan
dimana manusia diberikan kemungkinan-kemungkinan untuk memanpaatkan dan
menguasai lingkungan alamnya. Keadaan berlainan dengan masyarakat yang sudah kompleks, yang taraf kebudayaannya
lebih tinggi, hasil karya manusia tersebut, yaitu teknologi, memberikan
kemungkinan-kemungkinan yang sangat luasuntuk memampaat hasil alam dan apabila
mungkin, menguasai alam. Perkembangan teknologi dinegara-negara besar seperti amerika
serikat, rusia, prancis, jerman, dan sebagainya, merupakan berapa contoh dimana
masyarakat tidak lagi pasif menghadapi tantangan alam sekitarnya.
Karsa masyarakat mewujudkan
norma dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakantata tertib
dalam pergaulaan kemasyarakatan. kekutan yang tersembunyi dalam masyarakattidak
selamamnya baik. untuk menghadapi kekuatan yang buruk, manusia terpaksa
melindungi diri dengan cara
menciptakan kaidah-kaidah yang
pada hakikatnya merupakan petunjuk tentang bagaimans manusia harus bertindak dan
berlaku didalam pergaulan hidup. Kaidah-kaidah kebudayaan berarti peraturan
tentang tingkah laku atau tindakan yang harus dilakukan dalam suatu keadaan
tertentu.
D.
Sifat Hakikat Kebudayaan
Walaupun setiap masyarakat
mempunyai kebudayaan yang saling berbeda dengan satu sama lain, setiap
kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan dimanapun juga.
Sifat hakikat kebudayaan ciri setiap kebudayaan,
tetapi bila seseorang hendak memahami sifat hakikatnya yang esensial, terlebih
dahulu harus merentangkan pertentangan yang da didalamnya, yaitu sebagai
berikut :
1) Didalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat
universal. Akan tetapi, perwujudan kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang
sesuai dengan kondisi dan situasai maupun lokasinya. Sebagaiman diuraikan dalam
bab ini, masyarakat dan kebudayaan merupakan dwitunggal yang tak dapat
dipisahkan. Hal itu mengakibatkan masyarakat manusia mempunyai kebudayaan atau
dengan lain perkataan kebudayaan bersifat universal astribut dari setiap
masyarakat didunia ini.
2) Kebudayaan bersidat stabil disamping juga dinamis dan
setiap kebudayaan mengalami perubahan-perubahan yang kontinu. Setiap kebudayaan
mengalami perubahan atau perkembangan-perkembangan. Hanya kebudayaan yang mati
saja yang bersifat statis. Sering kali suatu perubahan dalam kebudayaan tidak
terasa oleh anggota-angota masyarakat. Cobalah perhatikan potret diri sendiri
dari tahun ketahun yang lalu; pasti anda akan tertawa melihat corak pakaian
yang dipakai waktu itu. Tanpa melihat potret tersebut mungkin tidak disadari
bahwa salah satu unsur kecildalam kebudayaan telah mengalami perubahan.dengan
demikian dalam mempelajari kebudayaan selalu harus diperhatikan hubungan unsur
yang stabil dengan unsur-unsur yang mengalami perubahan. Sudah tentu terdapat
derajatpada unsur-unsur yang berubah tersebut, yang harus disesuaikan dengan kebudayaan yang bersangkutan.
Biasanya unsure-unsur kebendaaan
seperti teknologi lebih bersifat terbuka untuk suatu proses perubahan,
ketimbang unsure rohaniah seperti struktur kode moral, system kepercayaan, dan
lain sebagainya
3) Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan
manusia, walaupun hal itu penting disadari oleh manusia sendiri. Gejala tersebut
secara singkat dapat diterangkan dengan penjelasan bahwa walaupun kebudayaan
merupakan astribut manusia. biasanya, namun tak mungkin seseorang mengetahui
dan meyakini seluruh unsure kebudayaannya. betapa sulitnya bagi seseorang
individu untuk menguasai seluruh unsur kebudayaan yang didukung oleh
masyarakatsehingga seolah-olah kebudayaan dapat dipelajari secara terpisah dari
manusia menjadi pendukungnya. Jarang dari seorang asal Indonesia untuk
mengetahui kebudayaan Indonesia sampai ke unsur-unsur yang sekecil-kecilnya,
padahal kebudayaan menentukan arah serta perjalanan hidupnya.
E.
Kepribadian dan Kebudayaan
Sebagaimana diuraikan dalam bab terdahulu, pengertian masyarakat menunjuk pada
manusia sedangkan pengetian kebudayaan
menunjuk pada pola-pola prilaku yang khas dari masyarakat tersebut. masyarakat
dan kebudayaan sebenarnya merupakan
perwujudan atau abraksi prilaku manusia. kepribadian mewujudkan prilaku
manusia. prilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya karena
kepribadian merupakan latar belakang prilaku yang ada dalam diri seorang
individu. kekuatan kepribadian bukanlah terletak pda jawaban atau tanggapan
manusia terhadap suatu keadaan., akan tetapi justru pada kesiapannya didalam
memberikan jawab dan tanggapan.
Sebenarnya kepribadian
merupakan organisasi factor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang
mendasari prilaku individu. kpribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan. sikap dan
sifat lain yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi
berhubungan dengan orang lain. . seorang sosiolog terutama akan menaruh perhatiannya
pda perwujudan prilaku individu yang nyatapada waktu individu tersebut
berhubungan dengan individu-individu lainnya.
Mungkin bagian tadi dapat
digambarkan dengan istikah kebudayaan khus atau sub-culture. untuk membatasi diri pada hal-hal yang penting ,
uraian dibawah akan dikaitkan pada tipe- tipe kebuduyaan khusus yang nyata memengaruhi bentuk kepribadian, yakni sebagai berikut
.
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus
atau dasar factor kedaerahan.
Disisni dijumpai kepribadian
yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu
masyarakat tertentu karena masing-masing tinggal didaerah yang tidak sama dengankebudayaan-kebudayan khus
yang tidak sama pula. suatu contoh lain
adalah “ jiwa begadang” cirri-ciri tersebut tampak dengan nyata pada
orang-orang tapanuli dan minang kabau misalnya, dari orang-orang jawa. banyak
contoh lainnya yang dapat dikemukakan atas sadar factor resional.
2) Cara hidup dikota dan didesa
yang berbeda ( urban dan rural ways of life )
Cobalah ambil contoh perbedaan antara seorang anak yang
dibesarkan dikota dan anak yang dibesarkan didesa. Anak lebih berani menonjolkan diri diantara teman-temannya
dan sikap lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan
kebudayaan yang tertentu. sementara itu, seorang anak yang dibesarkan didesa
lebih mempunyai sekap percaya pada diri sendiri dan lebih banyak sikap menilai
( Sense of value ).
3) Kebudayaan khusus kelas social.
Didalam setiap masyarakat akan
dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargaiyang
tertentu terhadap bidang-bidang kehidupan yang tertentu pula dengan demikian
kita mengenal lapisan sosial yang tinggi, rendah dan menengah.
4) Kebudayaan khusus atas dasar
agama.
Agama juga berpengaruh besar
didalam membentuk kepribadian seorang individu. bahkan adanya mazhab didalam
suatu agama pun melahirkan pula kepribadianyang berbeda-beda dikalangan
umatnya.
5) Kebudayaan berdasarkan propesi.
Pekerjaan keahlian juga
berpengaruh besar kepada kepribadian seorang. kpribadian seorang dokter,
misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacaradan itu semuanya
berpengaruhpada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaulprilaku demikian
tentu lebih dimengerti oleh teman-teman sejawatnya yang mempunyai pekerjaan dan
profesi yang sama.
Inti dari kebudayaan setiap masyarakat adalah system yang dianut oleh
masyarakat pendukung kebudayaan yang
bersangkutan. Karena sistem nilai tersebut bersifat
abstrak ( bahkan sangat abstrak ) bahkan perlu diketengahkan beberapa indikator nilai-nilainya yaitu :
a. konsepsi mengenai hakikat
hidup ;
b. konsepsi mengenai hakikat
karya ;
c. konsepsi mengenai hakikat
lingkungan alam
d. konsepsi mengenai hakikat
lingkungan sosial
Masing-masing indikator
menghasilkan nilai-nilau tertentu yang mungkin dianggap positif maupun negatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat
adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang
cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Sedangkan interaksi sosial
adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar
kelompok maupun atar individu dan kelompok.
Dan
perubahan sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama
manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar
individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
Jadi,
didalam sebuah masyarakat terdapat interaksi sosial yang membuat mereka
terhubung antara satu dengan yang lainya dan masyarakat dapat berubah sesuai
dengan faktor-faktor lingkungan.
B. Saran
Penulis
sarankan, sebaiknya kita sebagai masyarakat modern tidak harus menyerap semua
budaya modernisasi, agar tidak terjadi dampak-dampak negative dalam kehidupan
kita sebagai masyarakat yang modern.
Demikian yang dapat kami
paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan dalam penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Selo Soermardjan dan Soelaeman Soemardi, Setangkai
Bunga Sosiologi, ( Jakarta ;Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964
) hlm.115
Ralph linton, A Study of Man, an Introuction, ( new
york : Appleton century-crofts. Inc., 1936 ), hlm.397
Forum Rektor Indonesia Simpul Jawa Timur (2003). Hidup
Berbangsa dan Etika Multikultural. Surabaya: Penerbit Forum Rektor Simpul
Jawa Timur Universitas Surabaya.
Sulastomo (2003). Reformasi: Antara Harapan
dan Realita. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar