Selasa, 27 Januari 2015

MAKALAH PERANAN WALISONGO DAN ISLAMISASI DI INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN
           
A.    Latar Belakang

Pada abad 15 para saudagar muslim telah mencapai kemajuan pesat dalam usaha bisnis dan dakwah hingga mereka memiliki jaringan di kota-kota bisnis di sepanjang pantai Utara. Komunitas ini dipelopori oleh Walisongo yang membangun masjid pertama di tanah Jawa, Masjid Demak yang menjadi pusat agama yang mempunyai peran besar dalam menuntaskan Islamisasi di seluruh Jawa. Walisongo berasal dari keturunan syeikh ahmad bin isa muhajir dari hadramaut. Beliau dikenal sebagai tempat pelarian bagi para keturunan nabi dari arab saudi dan daerah arab lain yang tidak menganut syiah.
Penyebaran agama Islam di Jawa terjadi pada waktu kerajaan Majapahit runtuh disusul dengan berdirinya kerajaan Demak. Era tersebut merupakan masa peralihan kehidupan agama, politik, dan seni budaya. Di kalangan penganut agama Islam tingkat atas ada sekelompok tokoh pemuka agama dengan sebutan Wali. Zaman itu pun dikenal sebagai zaman “kewalen”. Para wali itu dalam tradisi Jawa dikenal sebagai “Walisanga”, yang merupakan lanjutan konsep pantheon dewa Hindhu yang jumlahnya juga Sembilan orang.  Adapun Sembilan orang wali yang dikelompokkan sebagai pemangku kekuasaan pemerintah yaitu Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian Walisongo ?
2.      Apa kostribusi Walisongo ?
3.      Bagaimana peran Walisongo dalam penyebaran dan perkembangan Islam di Indonesia ?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui  pengertian walisongo.
2.      Untuk mengetahui konstribusi walisongo
3.      Untuk mengetahui peran Walisongo dalam penyebaran dan perkembangan Islam di Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Walisongo

Kata Walisongo diartikan dengan wali yang berjumlah sembilan (songo/sanga dalam bahasa jawa yang berarti sembilan). Namun demikian terdapat beberapa penafsiran lain. Kata sanga merupakan perubahan dari kata arab tsana yang berarti terpuji. Sehingga Walisongo berarti wali yang terpuji. Penafsiran lain, menjelaskan bahwa kata sanga diambil dari kata sangha yang dalam agama budha berartri jama’ah para biksu (Ulama’) sehingga walisongo berarti perkumpulan para wali yang terhimpun dalam suatu lembaga dakwah.
Walisongo berarti sembilan orang wali, mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria serta sunan Gunungjati.
            Keberhasilan Islamisasi jawa merupakan hasil perjuangan dan kerja keras Walisongo. Proses islamisasi ini sebagian besar berjalan secara damai, nyaris tanpa konflik, baik polotik maupun kultural, meskipun terdapat konflik, skalanya sangat kecil, sehingga tidak mengesankan sebagai perang, kekerasan ataupun pemaksaan budaya. Penduduk jawa menganut dengan suka rela.
            Walisongo menerapkan metode dakwah yang akomodatif, dan lentur, sehingga kehadiran mereka bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Kehadiran para wali ditengah-tengah masyarakat jawa tidak dipandang sebagai ancaman. Dengan kepiwaianya para wali menggunakan unsur-unsur bedaya lama ( Hindu atau Budha) sebgai media dakwah mereka. Sedikit demi sedikit mereka memasukan nilai-nilai ajaran Islam kedalam unsur-unsur lama itu. Metode ini sering disebut metode sinkretisme.
Periode walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu Budha dalam budaya nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia khusunya dijawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan sangat besar yang mereka mainkan tidak hanya dalam kontek sejarah pendirian kerajaan islam dijawa, juga pengaruhnya yang begitu besar dalam kehidupan dan pembentukan kebudayaan masyarakat. Pemikiran dan gerakan yang dilakuka para wali ini dalam pengembangan dakwah Islam secara langsung, membuat ”sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibanding dengan yang lain.

Dalam kata lain, masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai ”Tabib” bagi kerajaan Hindu majapahit, Sunan Giri yang disebut para Kolonialis sebagai ”Paus dari timur” hingga sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat jawa yakni nuansa hindu dan Budha.


B.     Konstribusi Walisongo

1.      Sunan Gresik (Syekh Maulana Malik Ibrahim)

Syekh Maulana Malik Ibrahim berasal dari Turki, dia adalah seorang ahli tata negara yang ulung. Syekh Maulana Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa pada tahun 1404 M. Jauh sebelum beliau datang, islam sudah ada walaupun sedikit, ini dibuktikan dengan adanya makam Fatimah binti Maimun yang nisannya bertuliskan tahun 1082.  
Dikalangan rakyat jelata Sunan Gresik atau sering dipanggil Kakek Bantal sangat terkenal terutama di kalangan kasta rendah yang selalu ditindas oleh kasta yang lebih tinggi. Sunan Gresik menjelaskan bahwa dalam Islam kedudukan semua orang adalah sama sederajat hanya orang yang beriman dan bertaqwa tinggi kedudukannya di sisi Allah. Dia mendirikan pesantren yang merupakan perguruan islam, tempat mendidik dan menggenbleng para santri sebagai calon mubaligh.

Di Gresik, beliau juga memberikan pengarahan agar tingkat kehidupan rakyat gresik semakin meningkat. Beliau memiliki gagasan mengalirkan air dari gunung untuk mengairi sawah dan ladang. Syekh Maulana Malik Ibrahim seorang walisongo yang dianggap sebagai ayah dari walisongo. Beliau wafat di gresik pada tahun 882 H atau 1419 M.[1][8]

2.      Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Raden Rahmat adalah putra Syekh Maulana Malik Ibrahim dari istrinya bernama Dewi Candrawulan. Beliau memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat dengan Surabaya. Di antara pemuda yang dididik itu tercatat antara lain Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan pertama Kesultanan Islam Bintoro, Demak), Raden Makdum Ibrahim (putra Sunan Ampel sendiri dan dikenal sebagai Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat), dan Maulana Ishak.
Menurut Babad Diponegoro, Sunan Ampel sangat berpengaruh di kalangan istana Manjapahit, bahkan istrinya pun berasal dari kalangan istana Raden Fatah, putra Prabu Brawijaya, Raja Majapahit, menjadi murid Ampel. Sunan Ampel tercatat sebagai perancang Kerajaan Islam di pulau Jawa. Dialah yang mengangkat Raden Fatah sebagai sultan pertama Demak. Disamping itu, Sunan Ampel juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479 bersama wali-wali lain.

Pada awal islamisasi Pulau Jawa, Sunan Ampel menginginkan agar masyarakat menganut keyakinan yang murni. Ia tidak setuju bahwa kebiasaan masyarakat seperti kenduri, selamatan, sesaji dan sebagainya tetap hidup dalam sistem sosio-kultural masyarakat yang telah memeluk agama Islam. Namun wali-wali yang lain berpendapat bahwa untuk sementara semua kebiasaan tersebut harus dibiarkan karena masyarakat sulit meninggalkannya secara serentak. Akhirnya, Sunan Ampel menghargainya. Hal tersebut terlihat  dari persetujuannya ketika Sunan Kalijaga dalam usahanya menarik penganut Hindu dan Budha, mengusulkan agar adat istiadat Jawa itulah yang diberi warna Islam. Dan beliau wafat pada tahun 1478 dimakamkan disebelah masjid Ampel.

3.      Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim)

Nama aslinya adalah Raden Makdum Ibrahim. Beliau Putra Sunan Ampel. Sunan Bonang terkenal sebagai ahli ilmu kalam dan tauhid. Beliau dianggap sebagai pencipta gending pertama dalam rangka mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. Setelah belajar di Psai, Aceh, Sunan Bonang kembali ke Tuban, Jawa Timur, untuk mendirikan pondok pesantren. Santri-santri yang menjadi muridnya berdatangan dari berbagai daerah.
Sunan Bonang dan para wali lainnya dalam menyebarkan agama Islam selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan masyarakat Jawa yang sangat menggemari wayang serta musik gamelan. Mereka memanfaatkan pertunjukan tradisional itu sebagai media dakwah Islam, dengan menyisipkan napas Islam ke dalamnya. Syair lagu gamelan ciptaan para wali tersebut berisi pesan tauhid, sikap menyembah Allah SWT. dan tidak menyekutukannya. Setiap bait lagu diselingi dengan syahadatain (ucapan dua kalimat syahadat); gamelan yang mengirinya kini dikenal dengan istilah sekaten, yang berasal dari syahadatain. Sunan Bonang sendiri menciptakan lagu yang dikenal dengan tembang Durma, sejenis macapat yang melukiskan suasana tegang, bengis, dan penuh amarah. Sunan Bonang wafat di pulau Bawean pada tahun 1525 M.

4.      Sunan Giri

Sunan Giri merupakan putra dari Maulana Ishak dan ibunya bernama Dewi Sekardadu putra Menak Samboja. Kebesaran Sunan Giri terlihat antara lain sebagai anggota dewan Walisongo. Nama Sunana Giri tidak bisa dilepaskan dari proses pendirian kerajaan Islam pertama di Jawa, Demak. Ia adalah wali yang secara aktif ikut merencanakan berdirinya negara itu serta terlibat dalam penyerangan  ke Majapahit sebagai penasihat militer.

Sunan Giri atau Raden Paku dikenal sangat dermawan, yaitu dengan membagikan barang dagangan kepada rakyat Banjar yang sedang dilanda musibah. Beliau pernah bertafakkur di goa sunyi selama 40 hari 40 malam untuk bermunajat kepada Allah. Usai bertafakkur ia teringat pada pesan ayahnya sewaktu belajar di Pasai untuk mencari daerah yang tanahnya mirip dengan yang dibawahi dari negeri Pasai melalui desa Margonoto sampailah Raden Paku di daerah perbatasan yang hawanya sejuk, lalu dia mendirikan pondok pesantren yang dinamakan Pesantren Giri. Tidak berselang lama hanya daam waktu tiga tahun pesantren tersebut terkenaldi seluruh Nusantara. Sunan Giri sangat berjasa dalam penyebaran Islam baik di Jawa atau nusantara baik dilakukannya sendiri waktu muda melalui berdagang tau bersama muridnya. Beliau juga menciptakan tembang-tembang dolanan anak kecil yang bernafas Islami, seperti jemuran, cublak suweng dan lain-lain.     

5.      Sunan Drajat

Nama aslinya adalah Raden Syarifudin. Ada suber yang lain yang mengatakan namanya adalah Raden Qasim, putra Sunan Ampel dengan seorang ibu bernama Dewi Candrawati. Jadi Raden Qasim itu adalah saudaranya Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang). Oleh ayahnya yaitu Sunan Ampel, Raden Qasim diberi tugas untuk berdakwah di daerah sebalah barat Gresik, yaitu daerah antara Gresik dengan Tuban.
Di desa Jalang itulah Raden Qasim mendirikan pesantren. Dalam waktu yang singkat telah banyak orang-orang yang berguru kepada beliau. Setahun kemudian di desa Jalag, Raden Qasim mendapat ilham agar pindah ke daerah sebalah selatan kira-kira sejauh satu kilometer dari desa Jelag itu. Di sana beliau mendirikan Mushalla atau Surau yang sekaligus dimanfaatkan untuk tempat berdakwah. Tiga tahun tinggal di daerah itu, beliau mendaat ilham lagi agar pindah tempat ke satu bukit. Dan di tempat baru itu belaiu berdakwah dengan menggunakan kesenian rakyat, yaitu dengan menabuh seperangkat gamelanuntuk mengumpulkan orang, setelah itu lalu diberi ceramah agama. Demikianlah kecerdikan Raden Qasim dalam mengadakan pendekatan kepada rakyat dengan menggunakan kesenian rakyat sebagai media dakwahnya. Sampai sekarang seperangkat gamelan itu masih tersimpan dengan baik di museum di dekat makamnya.

6.      Sunan Kalijaga

Nama aslinya adalah Raden Sahid, beliau putra Raden Sahur putra Temanggung Wilatika Adipati Tuban. Raden Sahid sebenarnya anak muda yang patuh dan kuat kepada agama dan orang tua, tapi tidak bisa menerima keadaan sekelilingnya yang terjadi banyak ketimpangan, hingga dia mencari makanan dari gudang kadipaten dan dibagikan kpeada rakyatnya. Tapi ketahuan ayahnya, hingga dihukum yaitu tangannya dicampuk 100 kali sampai banyak darahnya dan diusir.
Setelah diusir selain mengembara, ia bertemu orang berjubah putih, dia adalah Sunan Bonang. Lalau Raden Sahid diangkat menjadi murid, lalu disuruh menunggui tongkatnya di depan kali sampai berbulan-bulan sampai seluruh tubuhnya berlumut. Maka Raden Sahid disebut Sunan Kalijaga.

Sunan kalijaga menggunakan kesenian dalam rangka penyebaran Islam, antara lain dengan wayang, sastra dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo untuk menarik perhatian di kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik pada ajaran-ajaran Islam sekalipun, karena pada awalnya mereka tertarik dikarenakan media kesenian itu. Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia itdak pernah meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disispkan ajaran agama dan nama-nama pahlawan Islam.
         

7.      Sunan Kudus (Ja’far Sadiq)

Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di daerah Kudus dan sekitarnya. Beliau memiliki keahlian khusus dalam bidang agama, terutama dalam ilmu fikih, tauhid, hadits, tafsir serta logika. Karena itulah di antara walisongo hanya ia yang mendapat julukan wali al-‘ilm (wali yang luas ilmunya), dank arena keluasan ilmunya ia didatangi oleh banyak penuntut ilmu dari berbagai daerah di Nusantara.
Ada cerita yang mengatakan bahwa Sunan Kudus pernah belajar di Baitul Maqdis, Palestina, dan pernah berjasa memberantas penyakit yang menelan banyak korban di Palestina. Atas jasanya itu, oleh pemerintah Palestiana ia diberi ijazah wilayah (daerah kekuasaan) di Palestina, namun Sunan Kudus mengharapkan hadiah tersebut dipindahkan ke Pulau Jawa, dan oleh Amir (penguasa setempat) permintaan itu dikabulkan. Sekembalinya ke Jawa ia mendirikan masjid di daerah Loran tahun 1549, masjid itu diberi nama Masjid Al-Aqsa atau Al-Manar (Masjid Menara Kudus) dan daerah sekitanya diganti dengan nama Kudus, diambil dari nama sebuah kota di Palestina, al-Quds.
Dalam melaksanakan dakwah dengan pendekatan kultural, Sunan Kudus menciptakan berbagai cerita keagamaan. Yang paling terkenal adalah Gending Makumambang dan Mijil.

Cara-cara berdakwah Sunan Kudus adalah sebagai berikut:

a.       Strategi pendekatan kepada masa dengan jalan
1)      Membiarkan adat istiadat lama yang sulit diubah
2)      Menghindarkan konfrontasi secara langsung dalam menyiarkan agama islam
3)      Tut Wuri Handayani
4)      Bagian adat istiadat yang tidak sesuai dengan mudah diubah langsung diubah.

b.      Merangkul masyarakat Hindu seperti larangan menyembelih sapi karena dalam agama Hindu sapi adalah binatang suci dan keramat.
c.       Merangkul masyarakat Budha
Setelah masjid, terus Sunan Kudus mendirikan padasan tempat wudlu denga pancuran yang berjumlah delapan, diatas pancuran diberi arca kepala Kebo Gumarang diatasnya hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha “ Jalan berlipat delapan atau asta sunghika marga”.
d.      Selamatan Mitoni
Biasanya sebelum acara selamatan diadakan membacakan sejarah Nabi. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 M dan dimakamkan di Kudus. Di pintu makan Kanjeng Sunan Kudus terukir kalimat asmaul husna yang berangka tahun 1296 H atau 1878 M.


8.      Sunan Muria (Raden Umar Said)

Salah seorang Walisongo yang banyak berjasa dalam menyiarkan agama Islam di pedesaab Pulau Jawa adalah Sunan Muria. Beliau lebih terkenal dengan nama Sunan Muria karena pusat kegiatan dakwahnya dan makamnya terletak di Gunung Muria (18 km di sebelah utara Kota Kudus sekarang).
Beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya Raden Umar Said, dalam berdakwah ia seperti ayahnya yaitu menggunakan cara halus, ibarat menganbil ikan tidak sampai keruh airnya. Muria dalam menyebarkan agama Islam. Sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan dan rakyat jelata. Beliau adalah satu-satunya wali yang mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah dan beliau pulalah yang menciptakan tembang Sinom dan kinanthi. Beliau banyak mengisi tradisi Jawa dengan nuansa Islami seperti nelung dino, mitung dino, ngatus dino dan sebagainya.
Lewat tembang-tembang yang diciptakannya, sunan Muria mengajak umatnya untuk mengamalkan ajaran Islam. Karena itulan sunan Muria lebih senang berdakwah pada rakyat jelata daripada kaum bangsawan. Cara dakwah inilah yang menyebabkan suna Muria dikenal sebagai sunan yang suka berdakwak tapa ngeli yaitu menghanyutkan diri dalam masyarakat.

9.      Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

Salah seorang dari Walisongo yang banyak berjasa dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa, terutama di daerah Jawa Barat; juga pendiri Kesultanan Cirebon. Nama aslinya Syarif Hidayatullah. Dialah pendiri dinasti Raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten. Sunan Gunung Jati adalah cucu Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi.
Setelah selesai menuntut ilmu pasa tahun 1470 dia berangkat ketanah Jawa untuk mengamalkan ilmunya. Disana beliau bersama  ibunya disambut  gembira oleh pangeran Cakra Buana. Syarifah  Mudain minta agar diizinkan tinggal dipasumbangan Gunung Jati dan disana mereka membangun pesantren untuk meneruskan usahanya Syeh Datuk Latif  gurunya pangeran Cakra Buana. Oleh karena itu Syarif Hidayatullah dipanggil sunan gunung Jati. Lalu ia dinikahkan dengan putri Cakra Buana Nyi Pakung Wati kemudian ia diangkat menjadi pangeran Cakra Buana yaitu pada tahun 1479 dengan diangkatnya ia sebagai pangeran dakwah islam dilakukannya melalui diplomasi dengan kerajaan lain.

Setelah Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah Kerajaan Islam yang bebas dari kekuasaan Pajajaran, Sunan Gunung Jati berusaha mempengaruhi kerajaan yang belum menganut agama Islam. Dari Cirebon, ia mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat, seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.



C.    Peran Walisongo dalam Penyebaran dan Perkembangan Islam di Indonesia

Sejarah walisongo berkaitan dengan penyebaran Dakwah Islamiyah di Tanah Jawa. Sukses gemilang perjuangan para Wali ini tercatat dengan tinta emas. Dengan didukung penuh oleh kesultanan Demak Bintoro, agama Islam kemudian dianut oleh sebagian besar manyarakat Jawa, mulai dari perkotaan, pedesaan, dan pegunungan. Islam benar-benar menjadi agama yang mengakar.
Para wali ini mendirikan masjid, baik sebagai tempat ibadah maupun sebagai tempat mengajarkan agama. Konon, mengajarkan agama di serambi masjid ini, merupakan lembaga pendidikan tertua di Jawa yang sifatnya lebih demokratis. Pada masa awal perkembangan Islam, sistem seperti ini disebut ”gurukula”, yaitu seorang guru menyampaikan ajarannya kepada beberapa murid yang duduk di depannya, sifatnya tidak masal bahkan rahasia seperti yang dilakukan oleh Syekh Siti Jenar. Selain prinsip-prinsip keimanan dalam Islam, ibadah, masalah moral juga diajarkan ilmu-ilmu kanuragan, kekebalan, dan bela diri.
Sebenarnya Walisongo adalah nama suatu dewan da’wah atau dewan mubaligh. Apabila ada salah seorang wali tersebut pergi atau wafat maka akan segera diganti oleh walilainnya. Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat "sembilan wali" ini lebih banyak disebut dibanding yang lain. 

Kesembilan wali ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa pada abad ke-15. Adapun peranan walisongo dalam penyebaran agama Islam antara lain:
1)      Sebagai pelopor penyebarluasan agama Islam kepada masyarakat yang belum banyak mengenal ajaran Islam di daerahnya masing-masing.
2)      Sebagai para pejuang yang gigih dalam membela dan mengembangkan agama Islam di masa hidupnya.
3)      Sebagai orang-orang yang ahli di bidang agama Islam.
4)      Sebagai orang yang dekat dengan Allah SWT karena terus-menerus beribadah kepada-Nya, sehingga memiliki kemampuan yang lebih.
5)      Sebagai pemimpin agama Islam di daerah penyebarannya masing-masing, yang mempunyai jumlah pengikut cukup banyak di kalangan masyarakat Islam.
6)      Sebagai guru agama Islam yang gigih mengajarkan agama Islam kepada para muridnya.
7)      Sebagai kiai yang menguasai ajaran agama Islam dengan cukup luas.
8)      Sebagai tokoh masyarakat Islam yang disegani pada masa hidupnya.

Berkat kepeloporan dan perjuangan wali sembilan itulah, maka agama Islam menyebar ke seluruh pulau Jawa bahkan sampai ke seluruh daerah di Nusantara.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Keberhasilan islamisasi jawa merupakan hasil perjuangan dan kerja keras walisongo. Proses islamisasi ini sebagian besar berjalan secara damai nyaris tanpa konflik, baik politik maupun kultural. Meskipun terdapat konflik sekaligus skalanya sangat kecil, sehingga tidak mengesankan sebagai perang, kekerasan ataupun pemaksaan budaya, sehingga penduduk jawa menganut Islam secara sukarela.
Diantara para walisongo yaitu Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria serta sunan Gunungjati.

B.     Saran

Begitu besar sekali peran serta Walisango dalam proses Islamisasi di Pulau Jawa, sudah selayaknyalah kita setidaknya menghormati kegigihan beliau di masa itu untuk acuan pembelajaran yang nantinya akan bermanfaat untuk kesuksesan kita seperti kesuksesan Walisango dalam pengislamisasian di Jawa. Jangan hanya kisah Walisango hanya di buat seperti mitos ataupun legenda yang tak bermakna, namun banyak ikhtibar atau pelajaran yang dapat kita ambil.





DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulan-makalah-adinbuton.blogspot.com
http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/05/makalah-peran-walisongo-dalam.html
http://www-yusufblogspot.blogspot.com/p/makalah-perananan-wali-songo-dan.html
Drs.Akhmadi Wahid,Mag,dkk ”sejarah kebudayaan Islam,Menjelajahi peradaban Islam
Dr.Murodi,MA ”sejarah kebudayaan Islam


Sabtu, 24 Januari 2015

MAKALAH TENTANG SYIRIK

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kehidupan setiap manusia tidak akan lepas dari unsur sosial yang mempengaruhi pola pikir dan cara pandangnya. Dalam hal ini berkaitan eratdengan unsur warisan kebudayaan yang berhubungan dengan suatu tradisi yang masih dipercayai oleh masyarakat. Tradisi dalam sekelompok masyarakat merupakan sesuatu yang sudah mendarah daging dari keturunan – keturunan sebelumnya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu sebuah tradisi bisa menjadi malapetaka apabila menyimpang dari ajaran agama, terutama agama islam.
Perbuatan itu adalah menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan, kecuali hanya kepada Allah SWT. Salah satu contohnya adalah sebuah tradisi yang mempercayai atau menganggap sebuah benda mempunyai kekuatan. Tradisi ini merupakan suatu tindakan syirik atau menyekutukan Allah.
            Suatu tradisi tidak akan dianggap syirik apabila tidak menyimpang dari ajaran islam dan sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan dalam batasan wajar. Dalam makalah ini akan menyampaikan tentang pengertian,  jenis dan dampak syirik.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian syirik?
2.      Ada berapa macam jenis – jenis syirik?
3.      Bagaimanakah contoh - contoh Syirik?
4.      Bagaimana dampak syirik terhadap kehidupan manusia?

C.    Tujuan Penulis

1.      Mendeskripsikan pengertian dan jenis – jenis syirik.
2.      Mendeskripsikan dampak syirik bagi kehidupan manusia.

D.    Manfaat Penulis

1.      Manfaat teoritis, diharapkan makalah ini dapat memberikan sumbangan dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu agama islam.
2.      Manfaat praktis, semoga makalah ini dapat menambah referensi bagi penelitian agama islam, khususnya tentang syirik.



BAB II

PEMBAHASAAN

A.    Pengertian Syirik

Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain.
Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar?” (Beliau mengulanginya tiga kali.) Mereka (para Sahabat) menjawab: “Tentu saja, wahai Ra-sulullah.” Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua.” -Ketika itu beliau bersandar lalu beliau duduk tegak seraya bersabda:- “Dan ingatlah, (yang ketiga) perkataan dusta!” Perawi berkata: “Beliau terus meng-ulanginya hingga kami berharap beliau diam.”
Syirik (menyekutukan Allah) dikatakan dosa besar yang paling besar dan kezhaliman yang paling besar, karena ia menyamakan makhluk dan Khaliq (Pencipta). Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik.

B.     Jenis – Jenis Syirik

a.       Syirik dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya :

1)      Syirik Akbar/Besar (as-syirku al-akbar )

Syirik akbar merupakan syirik yang tidak akan mendapat ampunan Allah. Pelakunya tidak akan masuk surga selama-lamanya. Syirik akbar dibagi dua, yaitu:
-          Dzahirul Jali (tampak nyata), yaitu penyembahan kepada tuhan-tuhan  selain Allah, baik tuhan yang berbentuk berhala, bintang, bulan, matahari, batu, gunung, pohon besar, dan sebagainya. Ataupun menyembah mkhluk-makhluk ghaib seperti setan, jin, malaikat.
-          Bathinun Khafi (tersembunyi), antara lain meminta pertolongan kepada orang yang telah meninggal, patuh pada undang-undang atau hukum yang bertentangan dengan hukum Allah.

2)      Syirik Asghar/syirik kecil (as-syirku al-asghar)

Syirik asghar termasuk dosa besar, akan tetapi masih ada peluang diampuni Allah jika pelakunya segera bertobat.
Contoh-contoh perbutan syirikk asghar antara lain :
o   Bersumpah dengan nama selain Allah
o   Memakai jimat
Memakai jimat termasuk perbuatan syirik, karena mengandung unsur meminta atau mengharap sesuatu kepada kekuatan lain selain Allah.
o   Mantera
Mantera yaitu mengucapkan kata-kata atau gumam yang dilakukan oleh orang jahiliah dengan keyakinan, bahkan kata-kata atau gumaman itu dapat menolak kejahatan atau bala dengan bantun jin.
o   Sihir
Sihir termasuk perbuatan syirik, karena perbuatan tersebut dapat menipu atau mengelabui orang dengan bantuan jin atau setan.
o   Peramalan
Yang dimaksud peramalan ialah menentukan dan memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib pada masa-masa yang akan datang baik itu dilakukan dengan ilmu perbintangan, membaca garis tangan, dengan bantuan jin dan sebagainya.
o   Dukun dan tenung
Dukun ialah orang yang dapat memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib pada masa yang akan datang, atau memberitahukan apa yang tersirat dalam naluri manusia. Tukang tenun adalah nama lain dari peramal atau dukun, atau orang-orang yang mengaku bahwa dirinya dapat mengetahui dan melakukan hal-hal yang ghaib, baik dengan bantuan jin ata setan ataupun dengan membaca garis tangan.
o   Bernadzar kepada selain Allah
Dalam masyarakat masih dijumpai seseorang bernadzar kepada selain Allah. Misalnya seorang bernadzar jika sembuh ia akan mengadakan sesajian ke makam wali. Perbuatan seperti itu adalah perbuatan yang sesat.
o   Riya’
Riya’ adalah beramal bukan karena Allah, melainkan karena ingin dipuji atau dilihat orang lain. Riya’ termasuk syirik.

b.      Menurut klasifikasi umum,syirik di bagi menjadi empat jenis yaitu :

o   Syirku Al-‘llmi
Inilah syirik yang umumnya terjadi pada ilmuan. Mereka mengagungkan ilmu sebagai maha segalanya. Mereka tidak mempercayai pengetahuan yang di wahyukan Allah.Sebagai contoh mereka mengatakan bahwa manusia berasal dari kera, mereka juga percaya bahwa ilmu pengetahuan akhirnya akan dapat menemukan formula agar manusia tidak perlu mengalami mati,dan lain-lain.
o   Syirku At-Tasarruf
Syirik jenis ini pada prinsipnya, disadari atau tidak oleh pelakunya,menentang bahwa Allah Maha Kuasa dan segala kendali atas penghidupan manusia berada di tangan-Nya.Mereka percaya adanya ‘perantara’ itu mempunyai kekuasaan.Contohnya,adalah kepercayaan bahwa Nabi Isa anak Tuhan,percaya pada dukun,tukang syihir atau sejenisnya.
o   Syirku Al-Ibadah
Inilah syirik yang menuhankan pikiran,ide-ide atau fantasi.Mereka hanya percaya pada fakta-fakta kongrit yang berasal dari pengalaman lahiriah.Misalnya seorang atheis memuja ide pengingkaran terhadap tuhan dalam berbagai bentuk kegiatan.
o   Syirku Al-‘Addah
Ini adalah kepercayaan terhadap tahayul.Sebagai contoh percaya bahwa angka tiga belas itu adalah angka sial sehingga tidak mau menggunakan angka tersebut, menghubungkan kucing hitam dengan kejahatan,dan lain sebagainya.

C.    Akibat Negatif Perbuatan Syirik

a.       Sulit menerima kebenaran firman-firman Allah
b.      Allah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah ditutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.(Q.S. Al-Baqarah:7)
c.       Muncul perasaan bimbang dan ragu. Firmn Allah: “Dalam hti mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakit itu, dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta.” (Q.S Al Baqarah:10)
d.      Tidak boleh diangkat menjadi pemimpin bagi kaum yang beriman. Karena aturan itu dibuat akan berkiblat pada taghut, berhala dan menyebarkat kemusrikan, merendahkan orang mukmin. Oleh karena itu secara tegas Allah melarang mengangkatny sebagai pemimpin atau wakilnya.
e.       Hanya akan memperoleh kesenangan sementara.
f.       Amalan dan harta yang dinafkahkan sia-sia. “Perumpamaan harta yang mereka infaqkan di dalam kehidupan ini, ibarat angin yang mengandung hawa sangat dingin, yang menimpa tanaman milik suatu kaum yang menzalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri endiri. (Q.S. Ali ‘Imran:117).
g.      Orang msyrik dinilai sebagai makhluk terburuk, Allah menilai orang musyrik dengan penilaian yang sangat rendah. Orang musrik itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih rendah dan sesat dari pada binatang.
h.      Menjadi musuh Allah. “...Maka sesungguhnyaAllah musuh bagi orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah:98)
i.        Dijanjikan mendapat siksa neraka. “Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitam muram(kepada mereka dikatakan), “Mengapa kamu syirik setelah beriman? Karena itu rasakanlah azab yang disebabkan kekafiranmu itu.” (Q.S.Ali ;Imran:106).

D.    Contoh Syirik

a.       Syirik dalam berdoa
Meminta kepada selain Allah, disamping meminta kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam kitab-Nya (yang terjemahannya):
"Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun setipis kulit ari. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. (QS. Faathir: 13-14)
b.      Syirik dalam sifat Allah
Seperti keyakinan bahwa para nabi dan wali mengetahui perkara-perkara ghaib. Allah Ta'ala telah membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya (yang terjemahannya):
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri." (QS. Al-An'am : 59). Lihat QS. Al-Jin: 26-27. Pengetahuan tentang hal yang ghaib merupakan salah satu hak istimewa Allah, menisbatkan hal tersebut kepada selain-Nya adalah syirik akbar.
c.       Syirik dalam Mahabbah (kecintaan)
Mencintai seseorang, baik wali atau lainnya layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan cinta-nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah Ta'ala. Mengenai hal ini Allah Ta'ala berfirman (yang terjemahannya):
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah: 165).
Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul ubu-diyah (cinta yang mengandung unsur-unsur ibadah), yaitu cinta yang dibarengi dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai daripada yang lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa Allah, hanya Allah yang berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan dan disetarakan dengan-Nya sesuatu apapun.
d.      Syirik dalam ketaatan
Yaitu ketaatan kepada makhluk, baik wali ataupun ulama dan lain-lainnya, dalam mendurhakai Allah Ta'ala. Seperti mentaati mereka dalam menghalal-kan apa yang diharamkan Allah Ta'ala, atau mengharamkan apa yang dihalalkan-Nya.
Mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Ta ala berfirman (yang terjemahannya) : Mereka menjadikan orang-orang alim, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah. (QS. At-Taubah: 31).
Taat kepada ulama dalam hal kemaksiatan inilah yang dimaksud dengan menyembah berhala mereka! Berkaitan dengan ayat tersebut di atas, Rasulullah SAW menegaskan (yang terjemahannya): Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq (Allah). (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad).
e.       Syirik khauf (takut)
Jenis-jenis takut :
1)      Khauf Sirri; yaitu takut kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, berupa berhala, thaghut, mayat, makhluk gahib seperti jin, dan orang-orang yang sudah mati, dengan keyakinan bahwa mereka dapat menimpakan mudharat kepada makhluk. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang terjemahannya): Janganlah kamu takut kepada mereka, takutlah kamu kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman.(QS. Ali Imran: 175).
2)      Takut yang menyebabkan seseorang meninggalkan kewajibannya, seperti: Takut kepada seseorang sehingga menyebabkan kewajiban ditinggalkan. Takut seperti in hukumnya haram, bahkan termasuk syirik ashghar (syirik kecil). Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya):
"Janganlah seseorang dari kamu menghinakan dirinya!" Shahabat bertanya: Bagaimana mungkin seseorang menghinakan dirinya sendiri? Rasulullah bersabda: "Yaitu ia melihat hak Allah yang harus ditunaikan, namun tidak ditunaikannya! Maka Allah akan berkata kepadanya di hari kiamat: Apa yang mencegahmu untuk mengucapkan begini dan begini?".
Ia menjawab: "Karena takut kepada manusia!". Allah berkata: "Seharusnya hanya kepadaKu saja engkau takut". (HR. Ibnu Majah dari Abu Said al Khudry, Shahih).
3)      Takut secara tabiat, takut yang timbul karena fitrah manusia seperti takut kepada binatang buas, atau kepada orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik, hanya saja seseorang janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga dapat dimanfaatkan setan untuk menyesatkannya.
f.       Syirik hulul
Percaya bahwa Allah menitis kepada makhluk-Nya. Ini adalah aqidah Ibnu Arabi (bukan Ibnul Arabi, beliau adalah ulama Ahlus Sunnah) dan keyakinan sebagian kaum Sufi yang ekstrem.
g.      Syirik Tasharruf
Keyakinan bahwa sebagian para wali memiliki kuasa untuk bertindak dalam mengatur urusan makhluk. Keyakinan seperti ini jelas lebih sesat daripada keyakinan musyrikin Arab yang masih meyakini Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta.
h.      Syirik Hakimiyah
Termasuk syirik hakimiyah adalah membuat undang-undang yang betentangan dengan syariat Islam, serta membolehkan diberlakukannya undang undang tersebut atau beranggapan bahwa hukum Islam tidak sesuai lagi dengan zaman. Yang tergolong musyrik dalam hal ini adalah para hakim yang membuat dan memberlakukan undang-undang, serta orang-orang yang mematuhinya, jika meyakini kebenaran UU tersebut dan rela dengannya.
i.        Syirik tawakkal
Tawakkal ada tiga jenis:
1)      Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu dilaksanakan oleh Allah saja. Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada Allah semata, jika seseorang menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain Allah, maka ia termasuk Musyrik.
2)      Tawakkal dalam perkara yang mampu dilaksanakan para makhluk. Tawakkal jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada Allah, sebab menyerahkannya kepada makhluk termasuk syrik ashghar.
3)      Tawakkal dalam arti kata mewakilkan urusan kepada orang lain dalam perkara yang mampu dilaksanakannya. Seperti dalam urusan jual beli dan lainnya. Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya saja hendaklah seseorang tetap bersandar kepada Allah Subhanahu wa Taala, meskipun urusan itu diwakilkan kepada makhluk.
j.        Syirik niat dan maksud
Yaitu beribadah dengan maksud mencari pamrih manusia semata, mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yang terjemahannya):
"Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepadanya balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". (QS. Hud: 15-16).
Syirik jenis ini banyak menimpa kaum munafiqin yang telah biasa beramal karena riya.
k.      Syirik dalam Hal Percaya Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai Kejadian dan Kehidupan Manusia.
Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): Allah berfirman: "Pagi ini di antara hambaku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang berkata, kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan itu turun karena bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang". (HR, Bukhari).

E.     Hikmah menghindari perbuatan syirik

1.      Menjadikan manusia memiliki pandangan yang luas
Maksudnya ialah manusia akan mempunyai pandangan yang luas tentang hal – hal yang berkaitan dengan kehidupan, misalnya pengetahuan sains, agama, sosial yang lebih.
2.      Mengangkat manusia ke derajat yang tinggi dan mulia
Allah senantiasa mengangkat derajat manusia yang beriman dan bertaqwa kepadaNya.
3.      Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan
Hidup dengan kesederhanaan dan kesahajaan tanpa ada campur tangan dari tindakan syirik yang menjadikan hidup menjadi lebih bermakna.
4.      Membuat manusia menjadi suci dan benar
Manusia akan menjadi bersih, suci, dan benar apabila selalu mengingat Allah Swt, menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
5.      Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal
Adanya optimisme yang tinggi dalam segala bidang apabila kita percaya kepada sang Kholiq serta selalu mengingatnya dengan beribadah kepadanya.
6.      Tidak mudah putus asa dengan keadaan yang dihadapi
Selalu sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan yang diberikan Allah SWT, karena dalam setiap cobaan yang ada pasti akan ada hikmah yang bisa diambil.
7.      Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia
Dengan menghindari syirik maka akan ada rasa keberanian dan optimis yang tinggi dalam menjalani hidup agar tidak tersesat ke jalan yang salah.
8.      Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan
Tumbuhnya rasa cinta dan damai dalam kehidupan apaibila kita selalu mengingat Allah SWT dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
9.      Menjadi taat dan patuh dengan hukum-hukum Allah
Selalu beribadah kepadaNya dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.




BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Syirik (menyekutukan Allah) dikatakan dosa besar yang paling besar dan kezhaliman yang paling besar, karena ia menyamakan makhluk dan Khaliq (Pencipta). Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik. Syirik ada bermacam – macam jenisnya, dan kita sebagai manusia yang beriman harus senantiasa menjauhi segala perbuatan yang berhubungan dengan syirik agar terhindar dari siksa api neraka.

B.     Saran

Setelah mengetahui bagian-bagian syirik maka kita harus menjauhi perbuatan-perbuatan yang mengarah ke syirik. Baik itu syirik kecil maupun syirik besar. Jika kita mempunyai keinginan atau unek-unek­, luapkan semua itu kepada Allah swt. karena Dialah Tuhan yang Maha kuasa dan Maha sempurna.

















DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulan-makalah-adinbuton.blogspot.com tanggal 24 Januari 2015 pukul 21.18 WIB
http://lathifashofi.wordpress.com/2011/05/10/makalah-syirik/ PENDAHULUAN tanggal 28 Februari 2013 pukul 13.20 WIB.
http://imanikhlas.blogspot.com/favicon.ico tanggal 28 Februari 2013 pukul 13.20 WIB.
http://id.wikipedia.org/apple-touch-icon.png tanggal 28 Februari 2013 pukul 13.20 WIB.
http://terapiruqyahsyariah.blogspot.com/favicon.ico tanggal 28 Februari 2013 pukul 13.20 WIB.