BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai seorang muslim hendaknya kita mengetahui sejarah Nabi Muhammad SAW
baik ketika beliau dalam berdakwah di Makkah dan diangkat sebagai Rasul. Oleh
karena itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan
Nabi untuk selalu kita contoh dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.
Telah kita ketahui bersama bahwa umat Islam pada saat sekarang ini lebih banyak
mengenal figur-figur yang sebenarnya tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya
mereka sama sekali buta akan sejarah dan kehidupan Rosulullah SAW.
Oleh karena itu kami mencoba untuk membuka, memaparkan tentang kehidupan
Nabi Muhammad SAW, dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini menambah rasa
kecintaan kita pada Nabi Muhammad SAW.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah dakwah
Rasulullah pada periode Mekkah ?
2.
Apa-apa saja yang terkandung dan
yang terjadi dalam isi dakwah Rasulullah pada periode Mekkah ?
C.
Tujuan Penulis
1.
Sebagai motivatis untuk lebih
memahami perjuangan islam.
2.
Sebagai ilmu pengetahuan islam
dan umum.
3.
Sebagai pembelajaran untuk lebih
cinta pada agama islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kehidupan Rasulullah SAW Sebelum
Mendapat Risalah.
Nasab dari pihak Ayah, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hisyam
bin Abdi Manaf bin Qushayyi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Gholib
bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin
Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Mu’iddu bin Adnan.
Nasab dari pihak ibu, Muhammad binti Aminah bin Wahab bin Abdul Manaf bin
Zuhroh bin Kilab. Nasab Ayah dan Ibu Nabi bertemu pada kakeknya yang kelima.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun gajah
dinamakan tahun gajah kerena Raja Abraham mengirim pasukan dan gajah dalam
jumlah besar ke Makkah untuk menghancurkan Ka’bah. Allah membinasakan mereka
dengan mengirim burung ababil kerena memuliakan kelahiran Nabi SAW). Nabi
dilahirkan di rumah Abu Thalib perkampungan bani Hasyim. Beliau dilahirkan
dalam keadaan yatim, kerena bapaknya Abdullah meninggal dunia ketika perjalanan
pulang dari berdagang di Syam dalam usia 18 tahun dan di makamkan di kota Madinah
di samping paman-pamannya Ibnu Addi dan Ibnu Hajjar. ketika itu Nabi muhammad
SAW masih dalam kandungan Siti Aminah (ibunda beliau) dua bulan. Lalu ia di
asuh oleh kakeknya Abdul muthalib. Sesuai kebiasaan orang Arab pada jaman itu,
menyerah anak mereka untuk disusui dan dipelihara oleh Arab Badui (orang Arab
yang tinggal di pedesaan). Maka ketika mendengar rombongan Bani Sa’id datang ke
Makkah, maka siti Aminah menyuruh akan kakeknya Abdul Mutholib untuk mencarikan
wanita yang akan menyusui Nabi Muhammad kecil. Maka bertemulah Abdul mutholib
dengan seorang wanita bernama Halimah dari Bani Sa’id. Maka jadilah wanita itu tercatat dalam sejarah Islam sebagai
ibu susu orang yang paling mulia di muka bumi ini. Selama lima. tahun dalam
pengasuhan Halimah, Nabi muhammad berkembang dalam pergaulan Bani Sa’id. Maka
berkembanglah bahasa Muhammad sesuai lughat Arab Bani Sa’id yang terkenal
lughat Arab paling murni, indah dan fasih. Pada masa pengasuhan Halimah ini
terjadi peristiwa yang sangat besar yaitu pembelahan dan pembersihan hati Nabi.
Pada usia enam tahun, Muhammad diserahkan kembali kepada ibunya. Dalam
rangka untuk memperkenalkan kerabat-kerabatnya di Madinah, Aminah membawa
Muhammad ke Madinah. Ketika sampai di sana Aminah mengajaknya berziarah ke
tempat ayahnya dimakamkan. Aminah jatuh sakit di sebuah desa yang bernama Abwa,
di sinilah akhirnya Aminah wafat dan dimakamkan. Si kecil Muhammad dibawa
pulang ke Makkah oleh Ummu Aiman seorang budak yang dengan setia menemani
Muhammad dan yang mengasuhnya.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab
merawat dan mengasuh Nabi Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib
meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada
pamannya, Abu Thalib. Seperti juga Abdul Muthalib (sang kakek), dia sangat
disegani dan dihormati orang Quraisy dan penduduk Mekkah secara keseluruhan,
tetepi dia miskin.
Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai penggembala kambing keluarganya dan
kambing penduduk Mekkah. Melalui kegiatan pengembalaan ini dia menemukan tempat
untuk berpikir dan merenung. Dalam suasana demikan, dia ingin melihat sesuatu
di balik semuanya. Pemikiran dan perenungan ini membuatnya jauh dari segala
pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari berbagai macam noda yang
dapat merusak namanya, karena itu sejak muda ia sudaah di juluki Al-Amin,
orang yang terpecaya.
Pada usia dua belas tahun, Muhammad menemani paman pergi ke Syam (sekarang
Syria). Dalam perjalanan tersebut ia bertemu seorang pendeta Kristen bernama Bahra
yang menyakini Muhammad sebagai calon Rasul terakhir. Kerena sebab itulah, sang
pendeta menyampaikan pesan kepada Abu Thalib agar menjaga kemenakannya dengan
baik.
Pada usia itu pula terjadi peperangan dahsyat yang melibatkan hampir
seluruh suku-suku Arab, termasuk Bani Hasyim. Muhammad turut menyertai pamannya
dalam peperangan tersebut, sekalipun ia tidak turut terlibat secara langsung,
namun ia turut membantu mengumpulkan mata panah yang dilemparkan oleh musuh,
lalu menyerahkannya kepada Abdul Thalib.
Pada saat itu, Muhammad cendrung bersikap sebagai pengamat peperangan.
Ketika ia menyaksikan jumlah korban jiwa yang besar akibat peperangan saudara
tersebut, maka selanjutnya ia memprakasai pembentukan komite perdamaian yang
disebut Halful Fuzul, yang merupakan himpunan kerja sama kaum muda.
Tujuan utama himpunan ini adalah berupaya menciptakan perdamaian dan untuk
menjalin kerukunan antar suku-suku di Mekkah.
Khadijah, menurut riwayat Ibnu ‘I-Atsir dan Ibnu Hisyam, adalah seorang
pedagang yang mulia dan kaya. Beliau sering mengirim orang kepercayaannya untuk
berdagang. Ketika beliau mendengar kabar kejujuran Nabi SAW dan kemuliaan
akhlaknya, beliau coba mengamati Nabi SAW dengan membawa dagangannya ke Syam.
Khadijah membawakan barang dagangan yang lebih baik dari apa yang dibawakan
kepada orang lain. Dalam perjalanan ini Nabi SAW ditemani Maisarah, seorang
kepercayaan Khadijah. Muhammad SAW, menerima tawaran ini dan berangkat ke Syam
bersama Maisarah meniagakan harta Khadijah.
Dalam perjalanan ini Nabi berhasil membawa keuntungan yang berlipat ganda,
sehingga kepercayaan Khadijah bertambah terhadapnya. Selama perjalanan tersebut
Maisarah sangat mengagumi akhlak dan kejujuran Nabi. Semua sifat dan prilaku
itu dilaporkan oleh Maisarah kepada Khadijah. Khadijah tertarik pada
kejujurannya, dan ia pun terkejut oleh barakah yang diperolehnya dari
perniagaan Nabi SAW.
Kemudian Khadijah menyatakan hasratnya untuk menikah dengan Nabi SAW dengan
perantaraan Nafisah binti Muniyah. Nabi SAW menyetujuinya, kemudian Nabi SAW
menyampaikan hal itu kepada paman-pamannya. Setelah itu, mereka meminangkan
Khadijah untuk Nabi SAW dari paman Khadijah, Amr bin Asad. ketika menikahinya,
Nabi berusia dua puluh lima, sedangkan Khadijah berusia empat puluh tahun.
Sebelum menikah dengan Nabi saw, Khadijah pernah menikah dua kali. Pertama
dengan Atiq bin A’idz at-Tamimi, dan yang kedua dengan Abu Halah at-Tamimi;
namanya Hindun bin Zurarah.
Rasulullah saw. Sebelum bi’tsah pernah ikut serta dalam
pembangungan ka’bah dan pemugarannya. Beliau ikut serta secara aktif mengusung
batu di atas pundaknya. Pada waktu itu beliau berusia 35 tahun, menurut riwayat
yang paling shahih. Beliau memiki pengaruh besar dalam menyelesaikan kemelut
yang timbul akibat perselisihan antar kabilah tentang siapa yang berhak
mendapatkan kehormatan meletakkan hajar aswad di tempatnya. Semua pihak
tunduk kepada usulan yang diajukan Nabi saw., kerena mereka semua mengenalnya
sebagai al-amin (terpercaya) mencintainya.
Mendekati usia empat puluh tahun, mulailah tumbuh pada diri Nabi saw
kecenderungan untuk melakukan ‘uzlah. Allah menumbuhkan pada dirinya
rasa senang untuk melakukan ikhtila (menyendiri) di gua Hira’ (Hira’
adalah nama sebuah gunung yang terletak di sebelah barat laut kota Makkah).
Beliau menyendiri dan beribadah di tersebut selama beberapa malam. Kadang
sampai sepuluh malam, dan kadang lebih dari itu, sampai satu bulan. Kemudian
beliau kembali ke rumahnya sejenak hanya untuk mengambil bekal baru untuk
melanjutkan ikhtila’nya di gua Hira’. Demikianlah Nabi saw terus
melakukannya sampai turun wahyu kepadanya ketika beliau sedang melakukan ‘uzlah.
B.
Pengangkatan Nabi Muhammad SAW
sebagai Rasul.
1.
Pengangkatan Muhammad sebagai Nabi
atau Rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala
beliau sedang bertahannus diGua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun.
Gua Hira terletak di JabalNur, beberapa kilo meter sebelah utara kota
Mekah.Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai
denganturunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni
Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5. Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut,
dalamsejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.Menurut sebagian ulama, setelah
turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun pulaSurah Al-Mudassir: 1-7, yang
berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammadberdakwah menyiarkan ajaran Islam
kepada umat manusia.Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah
(periode Mekah) selama13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah
diturunkan kepadabeliau, wahyu berupa Al-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang
meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan
Surah Makkiyyah.
2.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3-4
TahunPada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru
untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya
sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.Mengenai orang-orang yang telah
memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijahbinti Khuwailid
(istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib
(saudarasepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin
Haritsah (anak angkat RasulullahSAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat
Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh RasulullahSAW pada waktu kecil).Abu
Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang
kawandekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah: Abdul Amar dari Bani
Zuhrah Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris Utsman bin Affan Zubair bin Awam
Sa’ad bin Abu Waqqas Thalhah bin Ubaidillah.Orang-orang yang masuk Islam, pada
masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudahdisebutkan d atas
disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
3. Dakwah secara terang-terangan. Dakwah secara terang-terangan ini
dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelahturunnya wahyu yang berisi
perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secaraterang-terangan. Wahyu
tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.Tahap-tahap dakwah Rasulullah
SAW secara terang-terangan ini antara lain sebagaberikut:Mengundang kaum
kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makandan mengajak
agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3orang
kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam,
tetapimerahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib,
dan Zaid binHaritsah.Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah,
terutama yang berada danbertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di
Bukit Shafa.Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah
menyatakan diri masuk Islamdari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin
Abdul Muthalib (paman Nabi SAW)dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib
masuk Islam pada tahun ke-6 darikenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644
M).
4. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar
kota Mekah, Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam
antaralain: Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar. Tufail bin Amr
Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus. Dakwah Rasulullah SAW
terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertamatahun 620 M, telah masuk
Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombangkedua tahun 621 M,
sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnyalebih banyak lagi.
Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.Pertemuan umat
Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadipada
tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul
Aqabahtersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan
melindungi danmembela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada
Rasulullah SAW dan parapengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
5.
Reaksi kaum kafir quraisy terhadap
dakwah Rasulullah SAW, Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah
menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni: Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan
ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankantradisi
hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya. Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka
merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka. Kaum kafir
Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka. Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
6.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy
untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam
antara lain: Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin
Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah,
disiksa oleh para pemiliknya (kaumkafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan diantara
mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir
Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala. Dalam
menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi MuhammadSAW
menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di
negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah
terjadi padatahun 615 M.
7.
Suatu saat keenam belas orang
tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salahsatu kaum
kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan merekameleset, karena
ternyata Abu Jahal labih kejam lagi. Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh
sahabatnya kembali ke Habasyah yangkedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh
Ja’far bin Abu Thalib. Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAWdan
pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAWjuga telah
wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib danKhadijah disebut ‘amul
huzni (tahun duka cita).
C.
Sistem Dakwah Rosululloh Saw. di
Makkah
Kehidupan bangsa Arab sebelum
masuknya Islam:
1.
Musyrik, mereka menyembah
berhala.
2.
Membunuh anak-anak mereka kerena
takut akan kelaparan dan kemiskinan.
3.
Mengubur anak prempuan mereka
hidup-hidup kerena takut aib.
4.
Senang berperang walaupun
masalahnya sepele.
Menjelang
usianya yang ke 40, dia sudah terlalu terbiasa memisahkan diri dari kegalauan
masyarakat, berkontemplasi ke gua hira, bebarapa kilometer di utara kota mekah.
Disana Muhammad mula-mula ber jam-jam kemudian berhari-hari bertafakur. Pada
tanggal 17 ramadhan tahun 611 Masehi, malaikat jibril muncul menyampaikan wahyu
Allah yang pertama :
Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu itu maha melihat. Dia telah
mengajar dengan kalam. Dia telah mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui
( QS Alaq : 1-5 )
Dengan turunnya
wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih Allah sebagai Rasul, dia
belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada agama. Setelah wahyu pertama
itu datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama sementara Nabi
Muhammad SAW menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira'.
Dalam proses
penantian Jibril, turun wahyu yang membawa perintah kepada Rasulullah. Wahyu
itu itu berbunyi sebagai berikut :
Hai orang yang brselimut bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engkau
besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkan perbuatan dosa dan
janganlah engkau memberi ( dengan maksud ) memperoleh ( balasan ) yang lebih
banyak dan untuk ( untuk memenuhi perintah ) Tuhanmu bersabarlah. ( Al-
Muddatsir 1-7 ).
Dengan turunnya
perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama, beliau melakukannya
secara diam-diam di lingkungannya sendiri, keluarga, dan sahabat-sahabat beliau
yang paling karib. Mereka di seru kepada pokok-pokok agama Islam yang disebut
dalam ayat-ayat diatas yaitu, bertauhid kepada allah dan meninggalkan ilah dan
berhala-berhala yang mereka sembah.
Nabi
Muhammad Saw. pada periode Mekkah menggunakan strategi dakwah,antara lain :
1)
Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Cara ini
ditempuh karena beliau begitu yakin bahwa masyarakat arab jahiliyah masih
sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi warisan leluhur. Mereka
bersedia berperang dan rela mati dalam mempertahankanya demi tradisi leluhurnya
tersebut. Dan Nabi Muhammad takut terkejutnya mereka akan perkara yang belum
pernah mereka ketahui dan meraka dengar.
Setelah Nabi
Muhammad menerima risalah kenabian pada usia 40 tahun, mulailah Nabi
mendakwahkan ajaran Islam di tengah-tengah ketersesatan masyarakat Makkah.
Ajaran dakwah Nabi Muhammad yang paling pokok adalah keyakinan kepada Allah
yang Maha Esa (tauhid).
Allah adalah
pencipta alam semesta ini. Allah adalah yang memberi kehidupan dan tempat
kembali setelah kematian. Bahwa tidak ada satu pun yang menyerupai-Nya. Bahwa
masyarakat Makkah harus meninggalkan penyembahan berhala. Muhammad tidak
mengajak mereka kecuali kebajikan dan kesalehan.
Mula-mula
istrinya sendiri, Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang
beru berumur 10 tahun. Kemudian Abu Bakar sahabat karibnya sejak masa
kanak-kanak. Lalu Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkatnya. Ummu
Aiman, pengasuh Nabi sejak ibunya Aminah masih hidup. Banyak orang-orang yang
menerima seruan Nabi melalui perantara Abu Bakar. Mereka dikenal dengan sebutan
Assabiqunal Awwalun . Mereka ialah Usman bin Affan, Zubair ibnu Awwan,
Sa'ad ibnu Abu Waqqas, Abdurrahman ibnu Auf, Talhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidah
ibnul Jarrah, dan Arqam ibnu Abu Arqam.
Mereka ini
bertemu Nabi secara rahasia. Apabila salah seorang di antara mereka ingin
melaksanakan salah satu ibadah, ia pergi ke lorong-lorong Makkah seraya
bersembunyi dari pandangan orang-orang Quraisy. Pengikut Nabi semakin bertambah
jumlahnya dalam 3-4 tahun masa dakwah Nabi tercatat 40 orang yang beriman.
Rasulullah memilih rumah al-Arqam bin Abi ‘Irqam, sebagai tempat pertemuan
untuk mengadakan pembinaan dan pengajaran.
2)
Dakwah Secara Terang-terangan
Muhammad diperintahkan oleh Allah
untuk melakukan dakwah secra terang-terangan.
Dijelaskan dalam Al-Quran surat
Al-Hijr: 94 yang artinya:
فَاصْدَعْ
بِمَا تُؤْمَرُ. وَاَعْرِضْ عَنِ المُشْرِكِيْنَ
“Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”.
Dalam dakwah secara
terang-terangan Rosullullah menggunakan srategi-srategi sebagai berikut:
a.
Mengundang kaum kerabat keturunan
dari bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak mereka
masuk islam.
b.
Mengumpulkan para penduduk Mekkah
terutama yang berada di tempat tinggal disekitar Ka’bah untuk berkumpul di
Bukit Shofa.
Menyampaikan
seruan dakwah kepada para penduduk di luar kota Mekkah.
Dakwah Nabi
secara terang-terangan ditentang dan ditolak oleh bangsa Quraisy, Dengan
alasan bahwa mereka tidak dapat meningggalkan agama yang telah mereka warisi
dari nenek moyang mereka, dan sudah menjadi bagian dari tradisi kehidupan
mereka.
Pada saat
itulah Rasulullah mengingatkan mereka akan perlunya membebaskan pikiran dan
akal mereka dari belenggu taqlid. Ketika Nabi SAW mencela tuhan-tuhan
mereka, membodohkan mimpi-mimpi mereka, dan mengecam tindakan taqlid
buta kepada nenek moyang mereka dalam menyembah berhala, mereka menentangnya
dan sepakat untuk memusuhinya, kecuali pamannya Abu Thalib yang membelanya.
Kaum
Quraisy menolak dan berusaha menghentikkan dakwah Rasulullah dengan
berbagai cara :
(1)
Terhadap budak-budak yang telah
masuk Islam, tuan-tuannya wajib untuk menghukum dan menyiksanya.
(2)
Melempari Nabi Muhammad Saw
dengan kotoran dan isi perut kambing.
(3)
Mengusulkan kepada Nabi Muhammad
Saw agar permusuhan dihentikan dengan cara suatu saat orang kafir Quraisy
mengikuti ibadah orang Islam, tetapi orang Islam di lain waktu harus mengikuti
ibadah mereka.
Namun semua itu
tidah berhasil menghentikan dakwah Rasulullah, bahkan tantangan-tantangan yang
berat lagi dilakukan oleh kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Rosullullah
Saw. Diantaranya adalah Pemboikotan keluarga Nabi SAW dan pengikutnya, dan
upaya pembunuhan terhadap Rosullullah Saw.
Setelah dakwah
terang-terangan itu pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah Rasul.
Semakin bertambahnya jumlah pengikut Nabi, semakin keras tantangan yang
dilancarkan kaum Quraisy.
D.
Faktor-faktor yang mendorong
Quraisy menentang seruan Islam
Menurut Ahmad Syalabi, Dengan mempelajari dan mengerti
bagaimana kehidupan bangsa Arab, dapatlah kita menyimpulkan sebab-sebab yang
mendorong kaum Quraisy menentang agama Islam yaitu sebagai berikut :
1.
Persaingan merebut kekuasaan
Kaum Quraisy
tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan, atau antara kenabian dan
kerajaan. Mereka mengira tunduk kepada agama Muhammad berarti tunduk kepada
kekuasaan Abdul Muthalib. Sedangkan suku-suku bangsa arab selalu bersaingan
untuk merebutkan kekuasaan dan pengaruh. Sebab itu bukanlah hal yang mudah bagi
kaum quraisy untuk menyerehkan kepemimpinan kepada Muhammad karena menurut
mereka berarti suku-suku bangsa arab akan kehilangan kekuasaan dalam
masyarakat.
2.
Penyamaan antara hak antara kasta
bangsawan dan kasta hamba sahaya
Bangasa arab
hidup dengan system kasta, tiap-tiap manusia digolongkan dalam kelompok kasta
yang tak boleh dilampauinya. Tapi seruan nabi Muhammad membrikan hak yang sama
kepada manusia, yang merupakan suatu dasar yang penting dalam agama islam,
agama islam memandang sama antara hamba sahaya dengan tuannya.
3.
Takut dibangkitkan dari alam
kubur
Agama Islam
mengajarkan bahwa pada hari kiamat manusia akan dibangkitkan dari dalam
kuburnya dan semua amal pernebuatan manusia akan di hisab, orang-orang
yang berbuat baik maka Allah akan membalasnya dengan surga akan tetapi orang
yang berbuat jahat akan dibalas dengan neraka. Kaum Quraisy tidak dapat
menerima agam Islam yang mengajarkan manusia akan dibangkitkan kembali sesudah
mati.
4.
Taklid kepada nenek moyang
Para kaum
Quraisy taklid secara membabi buta terhadap nenek moyangnya dan mengikuti
langkah-langkah mereka dalam prersoalan peribadatan dan tingkah laku adalah
suatu yang telah berurat dan berakar pada bangsa Arab. karena itu, sangat
beratlah terasa bagi mereka meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama
baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Mereka berkata: “Apabila dikatakan
kepada mereka” Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul.
“Mereka menjawab: cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami
mengerjakannya. Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa dan tidak pula mendapat
petunjuk?
5.
Memperniagakan patung
Salah satu dari
usahaa orang Arab dahulu adalah memahat patung yang menggambarkan Latta,
Uzza , Manna , dan Hubal. Patung-patung itu mereka jual
kepada Jamaah Haji, mereka membelinya supaya mendapat berkat atau untuk
kenang-kenangan. Tetapi agama Islam melarang menyembah memahat dan menjual
patung, karena itu saudagar-saudagar patung memandang agama Islam sebagai penghalang
rezeki mereka, oleh karena itu, mereka menentang agama Islam.
E.
Fase-fase tantangan Quraisy terhadap agama Islam
Pada permulaan Islam, kaum Quraisy belumlah mencurahkan perhatiannya
terhadap umat Islam mereka mengira bahwa seruan Nabi Muhammad itu hanya satu
gerakan yang tidak akan bertahan lama untuk akan lemah dan akan punah dengan
sendirinya. Akan tetapi, alangkah terkejutnya mereka melihat dengan cepat
memasuki kehidupan rumah tangga mereka dan hamba sahaya yang dulu mereka anggap
derajatnya terlebih sebagai harta benda telah menerima pula seruan itu dan
telah menerima pula seruan itu dengan baik. Pertama sekali mereka halangi para
hamba sahaya dan orang-orang yang lemah seperti Yasir dan putranya Ammar serta
istrinya Summayyah, begitu juga Bilal, Habab Ibnu Haris dan lainnya mendapat
siksaan yang berat diluar prikemanusiaan. Akan tetapi Nabi SAW tidak
mendapatkan siksaan karena Bani Hasyim memiliki kedudukan yang tinggi pada
pandangan mereka dan Rasul sendiri mendapat perlindungan dari pamannya Abu Thalib.
Akan tetapi, seruan Nabi bertambah tersiar dan bangsawan Quraisy mulai banyak
yang masuk.
Ketika Nabi SAW melihat pada yang dialami para sahabat atas gangguan dan
siksaan dari para kafir Makkah, Nabi SAW memerintah para sahabatnya untuk
hijrah ke Habasah, pada tahun itu berangkatlah 10 laki-laki dan 5 perempuan,
diantaranya Usman bin Affan dan istrinya Roqaiyah binti Rasulullah SAW. Setelah
tiga bulan mereka pulang kerena gangguan negri tersebut dan sedikitnya jumlah
mereka. Inilah awalnya hijrah dalam Islam.
Pada tahun kelima kenabian, dua pembesar Quraisy yang terkenal dengan
kekuatan dan keberaniannya, yaitu Umar bin Kattab dan Hamzah bin Abdul
muthtalib. Nabi dan umat Islam sangat senang dengan masuknya dua orang tersebut
kerena Islam mulai menjadi kuat.
Setelah Nabi dibaikot, Nabi SAW menyuruh para muslimin hijrah ke Habasah
untuk kedua kali pada tahun ketujuh kenabian. Pada tahun ini, berhijrah, 73
laki-laki dan 11 perempuan. Mereka bertemu dengan orang-orang Islam
Yaman.
Dengan cacatan sejarah, Kaum Quraisy tidak berani menyakiti Nabi Muhammad
SAW, karena beliau mendapatkan perlindungan dari pamannya Abu Thalib yang
sangat disegani oleh kaum Quraisy. Abu Thalib memiliki pribadi yang sangat khas
yaitu di satu sisi membenarkan islam membela keponakannya. Namun pada
kenyataannya tidak pernah mengikuti apa yang dibelanya sampai ia meninggal.
Setelah istrinya Khodijah meninggal dunia demikian juga pamannya. Kaum
Quraisy meningkatkan perlawananya terhadap dakwah nabi Muhammad Saw. Tahun itu
disebut dengan tahun kesedihan atau ‘Amul Khuzni. Kaum Quraisy
memboikot kaum muslimin dengan menggantungkan piagam diatas ka’bah,
agar mereka tidak berhubungan dengan kaum muslimin dan keluarga Nabi.
Setelah kematian paman dan istri beliau, kaum Quraisy menambah gangguan dan
siksaan kepada Nabi Saw. Maka beliau melakukan hijrah ke tha’ib dengan ditemani
zaid bin Tsabit. Namun nabi SAW tidak mendapat sambutan yang baik, malah Nabi
mendapat penduduk negri tersebut.
Pada tahun 11 dari kenabian, untuk memuliakan dan mengobati kesedihan Nabi
yang ditinggal dua orang yang sangat dicintai beliau. Allah SWT memuliakan
beliau dengan isra dan mi’raj. Isra adalah menujunya Nabi SAW pada waktu
malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso. Mi’raj addalah naiknya Nabi
SAW ke alam tertinggi bertemu dengab Allah. Pada waktu itu turunlah kewajiban
sholat. Pada malam itu Nabi SAW ditemani Jibril.
Pada tahun 11 juga datang rombongan berjumah enam orang dari yastrib untuk
melakukan haji. Mereka bertemu dengan Rasulullah, dan mereka memba’iat beliau
dengan syarat:
1.
Tidak mensekutukan Allah.
2.
Tidak mencuri.
3.
Tidak berzinah.
4.
Tidak membunuh anak-anak mereka.
Kejadian ini
disebut Bai’ah Aqobah al-Ulaa. Selain itu Nabi juga mengirim orang yang akan
melajarkan Islam kepada kaum mereka.
Pada tahun 13
kenabian, datang 73 orang laki-laki dan 2 orang perempuan dari arab Madinah ke
Makkah untuk melaksanakan haji. Mereka juga bertemu dengan Rasulullah dan
membai’at beliau dengan landasan bahwa mereka menyembah Allah dan mereka
menawarkan perlindungan kepada Nabi jika beliau bersedia hijrah bersama mereka.
Kejadian ini disebut Bai’ah Aqobah Tsani.
Ketika
mengetahui kaum Quraisy tersebarnya Islam ke Madinah, mereka semakin keras
menyiksa kaum muslim di Makkah. melihat demikian, Rasulullah memerintahkan para
muslimin Makkah untuk berhijrah ke Madinah. Para muslimin akkah pun pergi
dengan diam-diam kerena mereka takut apabila kaum Quraisy melihat, mereka akan
menghalang-halangi dan mencegah.
Ketika
mendengar para muslimin Makkah telah berhijrah dan adanya pertolongan untuk
orang Islam dari Arab Madinah, kaum Quraisy merencanakan pembunuhan kepada Nabi
SAW, maka Allah memerintahkan kepada beliau untuk berhijrah juga. Dengan
ditemani Abu Bakar beliau berangkat ke Madinah setelah terlepas dari rencana
pembunuhan. Namun tidak mudah bagi nabi untuk berhijrah, setelah mengetahui
kaum akan lepasnya Nabi dari pembunuhan. Mereka tidak menyerah sampai di situ,
tapi mereka mengirim pasukan untuk menangkap Rasulullah baik hidup atau mati.
Namun kehendak Allah yang berlaku, Nabi SAW dan Abu Bakar tiba dengan selamat
dan sambutan yang luar biasa dari penduduk Madinah.
Nabi memilih kota Madinah ( Yastrib ) sebagai tempat hijrah kaum
Muslimin, dikarenakan beberapa faktor antara lain :
1)
Madinah adalah tempat yang paling
dekat dengan Makkah
2)
Sebelum jadi Nabi, Muhammad telah
mempunyai hubungan yang baik dengan penduduk Madinah karena kakek nabi, Abdul
Mutholib, mempunyai istri orang Madinah
3)
Penduduk Madinah sudah dikenal
Nabi bahwa mereka memiiki sifat yang lemah lembut
4)
Nabi Muhammad SAW mempunyai
kerabat di madinah yaitu bani Nadjar
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Makkah adalah salah satu tempat mulia menurut Islam, bahkan
sebelum datangnya Islam. Ditambah lagi dengan lahirnya orang yang paling mulia.
Melihat sejarah dari lahirnya Nabi SAW, kita dapat mengambil ibroh
beginilah kehidupan beliau hingga menjadi Rasul dan kesabaran
beliau dalam berdakwah, walaupun gangguan datang silih berganti beliau
tidak gentar. Dan dapat kita lihat juga, seseorang yang berdakwah, selalu di
tentang oleh orang-orang yang berdekatan dengannya tapi malah orang yang
jauh mendukungnya.
B.
Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, teman-teman dapat mengetahui
bagaimana awal dakwah yang dilakukan oleh Nabi agar kita bertambah cinta
dengan beliau. Jangan pernah bosan untuk mempelajarinya, kerena di dalamnya
terdapat ilmu-ilmu. Terakhir, marilah kita teladani kehidupan beliau semampu
kita.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, K. 2003. SEJARAH ISLAM (Tarikh Pramodern). Jakarta: PT
RajaGrafindo persada.
Sa’id, Muhammad. 1995. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Robbani Press.
Yatim, Badri. 2007. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT
RajaGrafindo persada.
Abdul Jabbal, Umar. Kholasah Nurul Yaqin. Surabaya: maktabah Salim
bin Said Nabhan.
Al-Hidhri, Muhammad. 2003. Nurul Yaqin. Bairut: darul fikr.
https://bmapleblogger.blogspot.co.id/2014/06/sejarah-dakwah-rasulullah-saw.html
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telahmemberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
"Dakwah Rasulullah SAW pada Periode
Mekah" pada tepat waktunya. Makalah ini berisikan tentang sejarah dan
strategi dakwah Rasulullah SAW periode Mekah.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata kami ucapkan terima kasih kepada Guru Bidang Studi SKI dan teman-teman
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT
meridhai segala usaha kami. Amin .