Mata
Kuliah : Perencanaan Sistem PAI
MAKALAH
MODEL DESAIN
SISTEM
PEMBELAJARAN
BERORIENTASI
PENCAPAIAN
KOMPETENSI (DSI-PK)
OLEH
DJARIADIN RONALKO
SEMESTER
: VII ( TUJUH )
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PAI
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BUTON (UNISMU BUTON)
T.A 2014
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa karena atas limpahan rahmat, hidayah
dan inayahnya maka penulis dapat menyelesaikan makalah “Perencanaan Sistem PAI”. Dengan judul “Model Desain Sistem Pembelajaran Berorientasi
Pencapaian Kompetensi (DSI-PK)”
dapat terselesaikan dengan baik dan semampu penulis.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
sangat penulis harapkan dari berbagai pihak sebagai bahan perbaikan dalam
proses penyusunan materi yang selanjudnya.
Tak
lupa ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Dosen selaku Pembina
Mata kuliah “Perencanaan Sistem PAI”
karena atas jasa dan pengaruhnya penulis dapat mengetahui materi tersebut. Tak
lupa pula saya ucapkan terikasih kepada Ayah dan bunda tercinta
serta kepada rekan-rekan seperjuangan karena atas dorongan dan semangat kerja
samanya yang baik sehinga saya dapat aktif dalam mengikuti proses belajar di
bangku perkuliahan.
Akhirnnya
disampaikan terima kasih.
Pasarwajo,
11 November 2014
Penulis
Elis Masrohatun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan
Penulis ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Model Desain Pembelajaran .................................................... 3
B. MODEL DSI-PK ............................................................................................. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dewasa ini banyak kasus-kasus yang menyangkut
kualitas dunia pendidikan di Indonesia, salah satu contohnya adalah kasus
tentang anjloknya hasil UAN di kota Yogyakarta. Hal ini sangat memprihatinkan
jika dibandingkan dengan kenyataan bahwa kota Yogyakarta terkenal sebagai kota
pelajar.Banyak pertanyaan yang muncul dan asumsi yang mencuat tentang penyebab
dan solusi apakah yang terbaik agar masalah tersebut dapat diatasi, karena
dampak dari kegagalan atau anjloknya hasil UAN tersebut cukup menghawatirkan.
Beberapa penyebab dari munculnya kasus-kasus didunia
pendidikan dapat berasal dari berbagai faktor, bisa dari sistem pendidikan,
proses pembelajaran, penggunaan media dan metode yang kurang representatif,
model pembelajaran yang diterapkan, kompetensi pendidik, dan bisa dari peserta
didik itu sendiri. Untuk itu perlu solusi yang tepat untuk mengatasi munculnya
kasus-kasus pendidikan di Indonesia pada khususnya. Jika kita menyoroti
penerapan rancangan kurikulum yang diterapkan oleh pendidik sedikit banyak yang
tidak sesuai dengan tujuan awal perencanaan kurikulum tersebut, salah satunya
adalah KBK dan KTSP, yang merupakan suatu model desain sistem pembelajaran
berorientasi pencapaian kompetensi (DSI-PK), sehingga perlu suatu penjelasan
tentang hal tersebut.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal tentang
model pembelajaran DSI-PK, yang diharapkan dapat memberi solusi bagi dunia
pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
yaitu:
1. Apakah yang menjadi latar belakang perlunya model
pembelajaran DSI-PK sebagai penunjang kurikulum berorientasi pencapaian
kompetensi
2. Bagaiman akah kerangka model DSI-PK sebagai hasil
dari proses pengembangan
C.
Tujuan Penulis
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1. Memenuhi tugas mata kuliah perencanaan pembelajaran
2. Menjelaskan tentang model desain pembelajaran yang
berorientasi pada kompetensi siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Model Desain Pembelajaran
Yang menjadi latar belakang perlunya model desain
sebagai penunjang kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi yaitu:
1. Kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi yang
lahir seiring dengan lahirnya berbagai kebijakan pendidikan
Lahirnya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemda; Tap MPR
No. IV/MPR/1999 tentang Arah Kebijakan Pendidikan Dimasa Depan; UU No. 25 tahun
2000 tentang Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; serta UU NO. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Berdasarkan lahirnya berbagai peraturan tersebut
implikasinya bahwa kebijakan penyelenggaraan mengalami perubahan sistem
pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik.
Dengan kata lain kewenangan pengelolaan Kurikulum berorientasi pada pencapaian
kompetensi yang lahir seiring dengan lahirnya berbagai kebijakan tersebut
adalah KBK dan KTSP, kurikulum ini merupakan upaya untuk menyiapakan tadik agar
memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu
tinggi, dengan kompetensi yang dikembangkan adalah keterampilan (life skill
yang mencakup: self awarness(kecakapan mengenal diri), thinking skill(kecakapan
berpikir rasional), social skill, academic skill dan keahlian bertahan hidup
(vocatonal skill ) diberbagai situasi dalam kehidupan.
Dan menurut Drs. H. Erman Suherman, M.Pd. (Jurnal
Pendidikan dan Budaya, Vol. 5, No. 2)Kompetensi siswa yang harus dimilki selama
proses dan sesudah pembelajaran adalah kemampuan kognitif (pemahaman,
penalaran, aplikasi, analisis, observasi, identifikasi, investigasi,
eksplorasi, koneksi, komunikasi, inkuiri, hipotesis, konjektur, generalisasi,
kreativitas, pemecahan masalah), kemampuan afektif (pengendalian diri yang mencakup
kesadaran diri, pengelolaan suasana hati, pengendalian impulsi, motivasi
aktivitas positif, empati), dan kemampuan psikomotorik (sosialisasi dan
kepribadian yang mencakup kemampuan argumentasi, presentasi, prilaku). Istilah
psikologi kontemporer, kompetensi / kecakapan yang berkaitan dengan kemampuan
profesional (akademik, terutama kognitif) disebut dengan hard skill, yang
berkontribusi terhadap sukses individu sebesar 40 % . Sedangkan kompetensi
lainnya yang berkenaan dengan afektif dan psikomotorik yang berkaitan dengan
kemampuan kepribadian, sosialisasi, dan pengendalian diri disebut dengan soft
skill, yang berkontribusi sukses individu sebesar 60%. Namun demikian, setiap
daerah memiliki perbedaan dalam berbagai hal, sehinngga dengan kurikulum ini,
guru diberi keleluasaan untuk berimprovisasi sesuai karakteristik siswa dan
kondisi daerah tersebut.
2. Perbedaan Kurikulum berorientasi pada pencapaian
kompetensi dengan kurikulum sebelumnya
Kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi
dengan kurikulum sebelumnya sebernarnya memiliki perbedaan yang mendasar,
yaitu:
a. Secara filosois, kurikulum ini menekankan pada
tujuan membentuk siswa memiliki kemampuan dasar (competency oriented) sedangkan
kurikulum sebelumnya lebih pada hanya menguasai bahan pelajaran (content
oriented).
b. Secara psikologis, kurikulum ini berorientasi pada
seluruh potensi siswa yang berbeda-beda satu sama lainnya, sedangkan kurikulum
sebelumnya justru sebaliknya.
c. Materi pelajaran pada kurikulum ini digunakan untuk
mencapai kemampuan yang dimiliki siswa, sedang pada kurikulum sebelumnya lebih
sekedar dihafal untuk memperoleh nilai yang tinggi
d. Guru dapat mengembangkan kurikulum ini sesuai
karakteristik siswanya, sedangkan kurikulum sebelumnya harus sesuai yang sudah
dibuat dimanapun kurikulum itu diterapkan.
3. Makna dan Karakteristik Kurikulum berorientasi pada
pencapaian kompetensi
a. Makna Kurikulum berorientasi pada pencapaian
kompetensi
Kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi
merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar
yang harus dicapaisiswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan (Depdiknas 2002).
Dan kompetensi adalah kata baru dalam bahasa
Indonesia yang artinya setara dengan kemampuan atau pangabisa dalam bahasa
Sunda. Siswa yang telah memiliki kompetensi mengandung arti bahwa siswa telah
memahami, memaknai dan memanfaatkan materi pelajaran yang telah dipelajarinya.
Dengan perkataan lain, ia telah bisa melakukan (psikomotorik) sesuatu
berdasarkan ilmu yang telah dimilikinya, yang pada tahap selanjutnya menjadi
kecakapan hidup kecakapan hidup. Dengan demikian belajar tidak cukup hanya
sampai mengetahui dan memahami (Drs. H. Erman Suherman, M.Pd), selanjutnya
MCAshan (1981) mengemukakan kompetensi adalah “….a knowledge, skills, an
abilities or……”, yang intinya bahwa suatu kompetensi untuk mencapai
keberhasilan dalam melaksanakan tugas tertentu harus didukung oleh pengetahuan,
sikap dan apresiasi seseorang. Dengan demikian, kompetensi pada dasarnya
merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Depdiknas 2001).
Dari uraian tersebut jelas bahwa makna dalam
Kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi yaitu:
a) siswa tidak hanya dituntut untuk memahamià a. Meaningfull learning sejumlah konsep, tapi
bagaimana pemahaman konsep tersebut berdampak pada perilaku dan pola pikir
sehari-hari
b) Memberi peluang pada siswa sesuai keberagaman yang
dimiliki masing-masing.
b. Karakteristik Kurikulum berorientasi pada pencapaian
kompetensi
Berdasarkan makna tersebut, Kurikulum berorientasi
pada pencapaian kompetensi mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a) Memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai
siswa
b) Implementasi pembelajaran menekankan pada proses
pengalaman dengan memperhatikan keberagaman siswa
c) Menekankan evaluasi pada hasil dan proses belajar
siswa
Berdasarkan Depdiknas (2002)karakteristik Kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi yaitu:
Berdasarkan Depdiknas (2002)karakteristik Kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi yaitu:
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa secara
individu maupun klasikal
b. Beroriebtasi pada hasil belajar dan keberagaman
c. Penyampaian pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi
d. Sumber belajar tidak hanya guru tapi juga sumber
lain yang memenuhi unsur edukatif
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam
pencapaian suatu kompetensi
B.
MODEL DSI-PK
1. Pengertian Model DSI-PK
Model Desain
Sistem Instruksional Berorientasi Pencapaian Kompetensi (DSI-PK) adalah
gambaran proses rancangan sistematika tentang pengembangan pembelajaran baik
mengenai yang meliputi proses dan bahan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
sebagai upaya pencapaian kompetensi. Prosedur pengembangan DSI-PK terdiri tiga
bagian.
Pertama :
analisis kebutuhan , yaitu proses penjaringan informasi tentang kompetensi yang
dibutuhkan anak didik sesuai dengan jenjang pendidikan. Proses analisis
kebutuhan mempunyai dua hal pokok yakni analisis kebutuhan akademis dan
nonakademis. Kebutuhan akademis adalah kebutuhan sesuai dengan tuntutan
kurikulum yang tergambar dalam setiap bidang studi atau mata peajaran,
sedangkan kebutuhan nonakademis adalah kebutuhan di luar kurikulum yang
meliputi kebutuhan personal, social maupun kebutuhan vokasional. Kebutuhan ini
dijaring dengan berbagai teknik dari lapangan, misalnya dengan wawancara,
observasi dan mungkin studi dokumentasi. Berdasarkan studi pendahuluan,
selanjutnya ditentukan topic atau tema pembelajaran. Tema pembelajaran bisa
ditentukan berdasarkan kebutuhan akademis, nonakademis ataupun gabungan
keduanya. Kompetensi yang harus dicapai disesuaikan dengan topic pembelajaran.
Kompetensi adalah kemampuan yang dapat diukur dan diamati sebagai hasil belajar
yang diharapkan dapat tercapai. Untuk meyakinkan hal ini perlu dikembangkan
alat ukur dari setiap kompetensi yang diharapkan.
Kedua :
pengembangan, yaitu proses mengorganisasikan materi pelajaran dan pengembangan
kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran disusun sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan, yang meliputi data, fakta, konsep, prinsip dan atau mungkin
keterampilan. Sedangkan proses, menunjukkan bagaimana sebaiknya siswa mengikuti
kegiatan pembelajaran, yang di dalamnya meliputi aktivitas yang dilakukan siswa
dan guru dalam mencapai kompetensi.
Ketiga :
alat evaluasi, memiliki dua fungsi utama yaitu evaluasi formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan untuk mengetahui efektifitas program yang telah
disusun oleh guru. Hasil evaluasi formatif digunakan untuk perbaikan program
pembelajaran. Evaluasi sumatif digunakan untuk memperoleh informasi
keberhasilan siswa mencapai kompetensi, dan berfungsi sebagai bahan
akuntabilitas guru dalam kegiatan pembelajaran.
Desain
system instruksional adalah proses merancang atau merencanakan secara
sistematis tentang analisis kebutuhan dan tujuan belajar, materi pembelajaran,
pengembangan strategi dan teknik pembelajaran termasuk merancang pemanfaatan
berbagai sumber daya dan potensi yang ada untuk mencapai tujuan belajar. Menurut
Briggs (1979), dalam rancangan itu termasuk proses pengembangan paket
pelajaran, kegiatan pembelajaran, uji coba,revisi dan kegiatan evaluasi hasil
belajar. Proses Desain Instruksional mempunyai kajian yang cukup luas, tidak
hanya merencanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tetapi juga merumuskan
berbagai hal yang terkait dengan proses pembelajaran.
Sesuai
dengan kebijakan pemerintah, pengembangan kurikulum dan proses perencanaan
pendidikan diserahkan kepada daerah termasuk guru-guru di sekolah, maka
kemampuan mendesain instruksional merupakan sesuatu yang sangat penting bagi
guru. Guru dituntut untuk mampu merencanakan program pembelajaran sesuai dengan
kondisi sekolah masing-masing.
Desain
system instruksional hasil penelitian yang dinamakan DSI-PK (Desain Sistem
Instruksional Berorientasi pada Pencapaian Kompetensi), merupakan model desain
yang diharapkan dapat digunakan setiap guru sebagai pedoman untuk mengembangkan
system instruksional sesuai dengan karakteristik kurikulum yang berorientasi
pada pencapaian kompetensi.
2. Prosedur Pengembangan DSI-PK
Prosedur Pengembangan DSI-PK yaitu: proses
penjaringan informasi tentang.
a. Menganalisis Kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan
tadik sesuai jenjang pendidikan, yang meliputi; Kebutuhan Akademis
b. (kebutuhan sesuai tuntutan kurikulum yang tergambar
disetiap bidang studi), Kebutuhan Nonakademis (kebutuhan diluar kurikulum yang
meliputi; kebutuhan personal, kebutuhan sosial, atau mungkin kebutuhan
vokasional), yang dijaring dengan berbagai teknik.
c. Menentukan tema atau topik pembelajaran, berdasarkan
kebutuhan akademis, nonakademis, atau kedua-duanya, dan kompetensi yang diharapkan
disesuaikan dengan topik. proses mengorganisasikan mata pelajaran dan
pengembangan :
d. Pengembangan proses pembelajaran, yang dilakukan
siswa dan guru dalam mencapai kompetensi.yang memiliki fungsi utama yaitu;
evaluasi :
e. Pengembangan alat evaluasi formatif (untuk melihat
sejauh mana efektifitas program yang disusun guru, untuk perbaikan program
pembelajaran berikutnya), evaluasi sumatif (untuk memperoleh informasi
keberhasilan siswa mencapai kompetensi/ sebagai bahan akuntabilitas guru dalam
peelaksanaan pembelajaran)
3. Karakteristik Model DSI-PK
Model
desain system instruksional (DSI-PK) memiliki karakteistik sebagai berikut:
a. Model desain yang sederhana dengan tahapan yang
jelas dan bersifat praktis
b. Secara jelas menggambarkan langkah-langkah yang
harus ditempuh
c. Merupakan pengembangan dari analisis kebutuhan
(analisis kebutuhan akademis dan personal sesuai tuntunan sosial kedaerahan)
d. Ditekankan pada penguasaan kompetensi sebagai hasil
belajar yang dapat diukur.
Seperti
kita ketahui, KBK dan KTSP merupakan uapaya untuk mempersiapkan peserta didik
agar memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual dan social yang
bermutu tinggi. Dalam rangka inilah DSI-PK dikembangkan.
Kerangka
berfikir DSI-PK adalah menggunakan pendekatan system. Sistem dapat diartikan
sebagai keseluruhan dari bagian-bagian yang saling berkaitan dan bekerja sama
untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah
ditetapkan.
Perencanaan adalah suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Melalui proses perencanaan dapat ditentukan berbagai hal yang dapat mendukung ketercapaian tujuan, termasuk memprediksi setiap hambatan yang mungkin muncul selama proses berlangsung, Dengan demikian, bekerja dengan system dapat terhindar dari keberhasilan secara kebetulan, sebab melalui perencanaan dalam suatu system para pengembang dapat menggunakan dan memanfaatkan segala potensi yang ada untuk pencapaian keberhasilan,
Perencanaan adalah suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Melalui proses perencanaan dapat ditentukan berbagai hal yang dapat mendukung ketercapaian tujuan, termasuk memprediksi setiap hambatan yang mungkin muncul selama proses berlangsung, Dengan demikian, bekerja dengan system dapat terhindar dari keberhasilan secara kebetulan, sebab melalui perencanaan dalam suatu system para pengembang dapat menggunakan dan memanfaatkan segala potensi yang ada untuk pencapaian keberhasilan,
4. Kelebihan Model DSI-PK
a. Rancangan pembelajaran model DSI-PK tidak hanya
menyangkut rancangan kompetensi akademis sesuai standar isi kurikulum, tapi
juga merancang kompetensi nonakademis yang sesuai dengan tuntutan sosial
kedaerahan.
b. Kerangka berpikirnya menggunakan pendekatan sistem
(menggunakan berbagai hal yang saling berkaitan) untuk mencapai tujuan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan, bahwa
model DSI-PK merupakan salah satu model pengembangan sistem pembelajaran yang
berorientasi pada tuntutan sosial kedaerahan dengan mengutamakan sejumlah
kompetensi yang dibutuhkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga
peserta didik dapat survive menjalani kehidupannya.
B.
Saran
Untuk dapat melaksanakan kurikulum yang telah
dirancang sesuai tujuan pendidikan, yakni kurikulum berorientasi pencapaian
kompetensi siswa (KBK/KTSP), sebaiknya diadakan penataran, dan sejenisnya bagi
para pendidik, agar lebih dapat menerapkan kurikulum sesuai dengan yang
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina . 2008. Perencanaan dan desain Sistem Pembelajarann. Jakarta : Kencana
Prenada Media Grup
Wina, Sanjaya. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek Pengembangan KTSP. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Drs. H. Erman Suherman, M.Pd. (Jurnal Pendidikan dan
Budaya, Vol. 5, No. 2)
http://kumpulan-makalah-adinbuton.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar